Rion dan Aria baru saja sampai dirumah mereka. Aria ingin menuju kamarnya yang berada dilantai dua, namun dari belakang Rion juga mengikutinya.
" Kenapa kau mengikutiku ? " Tanya Aria datar.
" Aku ingin mencoba beberapa game mu. " Jawabnya dengan senyuman secerah mentari.
" Oh. "
Aria melirik Rion dari sudut matanya saat mereka sudah sampai di depan kamar Aria dan hendak membuka pintu.
" Rion. "
" Hm ? Ada apa ? "
" Kau ... belum mengganti seragammu. "
.
.
.
.
.
.
." Aku akan kembali dalam 5 menit ! Kau juga harus ganti baju !! " Teriak Rion sambil berlari turun ke kamarnya.
" Hm. "
Beberapa menit kemudian Aria sudah mengganti bajunya. Ia menyalakan PC nya dan ingin berfokus pada gamenya. Tapi, semua perhatiannya teralihkan saat pintu kamarnya tiba-tiba dibuka.
" Setidaknya ketuk pintu dulu. Bagaimana kalau kau membuka pintu saat aku ganti baju ? Aku yakin kau pasti akan macam-macam. " Ujar Aria dengan ekspresi datar.
" Memang itu rencanaku. " Jawab Rion yang dihadiahi lemparan controller dengan kasih sayang.
" Jadi, kau mau mencoba game apa ? " Tanya Aria sembari memfokuskan dirinya pada game.
" Ku lihat kemarin ada paket yang dikirim untukmu. Isinya apa ? "
" Hanya beberapa controller baru dan VR baru. "
" Bagaimana kalau ku matikan listrik rumah ini sekarang ? "
" Ku bunuh kau. "
Tatapan Aria menajam saat mendengarnya walau arah tatapannya tetap ke arah PC di depannya.
" Baiklah-baiklah. Aku ingin mencoba VR barumu. "
" Ada dirak buku, dua dari atas sebelah kanan. "
" Sekalian pinjam laptop mu bisa ? Aku ingin membuat laporan untuk diserahkan ke kepala sekolah. "
" Hm. "
15 menit berlalu ...
" JAUH-JAUH SANA !!! KAMPRET ! ITU PISAUNYA AWAS !! SINGKIRIN PISAUNYA !! TANGAN ! TANGANNYA !! ITU JADINYA BERDARAH !! "
Aria yang sedang fokus main game pun sedikit tersentak saat Rion tiba-tiba berteriak.
' Dia itu sebenarnya main game apa ? '
Lalu tiba-tiba Rion membuang VR dan sebuah controller ke sembarang arah.
" Kalau rusak kau harus membelikan yang baru. "
" Huuh, iya-iya. Aku mau ambil minum dulu. Kau mau minum apa ? " Tanya Rion.
" Air putih, supaya tambah fokus. "
Rion pun berjalan menuruni tangga dan pergi ke dapur untuk mengambil minum. Ia mengambil sebuah gelas dan mengisinya dengan air putih.
Drrtt .. Drrtt .. Drrtt ..
Rion melihat ponselnya dan tertera sebuah nama disana. ' Mama '. Ia pun mengangkatnya.
" Halo, Ma ? "
" Oh, Halo Rion. Mama mau tanya, kenapa Aria tak menjawab panggilan Mama ? Padahal Mama sudah menelepon nya berkali-kali. "
" Aria tadi sedang main game, Ma. Handphone nya mungkin di setel jadi mode silent. Memangnya kenapa Mama menelpon Aria ? Apa ada hal yang penting ? "
" Jadi begini ... Ukhm .. Sebenarnya Papa dan Mama sudah sepakat untuk menjodohkan Aria dengan anak teman Mama. Yang rencananya akan bertunangan satu bulan lagi. "
" Tu-tunggu dulu Ma. Bukannya Aria itu masih–– "
" Iya Mama tahu Aria masih 15 tahun tapi kau tahu kan bagaimana sifat adikmu itu. Mama cuma takut dia tak menemukan pasangan yang tepat. Jadi, kau setuju kan kalau Aria tunangan dengan anak teman Mama ? "
" I-iya .. "
" Baiklah, sampai jumpa sayang. Sampaikan salam Mama untuk adikmu. "
––Tutt––
' Sial ... '
Rion berjalan kembali menaiki tangga dan masuk ke kamar Aria. Ia bisa melihat Aria yang masih fokus bermain game sampai tak sadar bahwa ia ada dibelakangnya.
Untuk kesekian kalinya Rion memeluk Aria dari belakang dengan erat. Ralat, sangat erat. Yang awalnya Aria mengabaikannya dan sekarang berubah menjadi melawannya.
' You Lose ! '
" Ck. Apa sih yang kau lakukan sebenarnya ? " Tanya Aria.
" Kau tahu ? Mama tadi menelepon ku karena kau tak menjawab telpon nya. "
" Hh .. lalu ? "
" Lalu Mama bilang kalau kau akan bertunangan dengan anak teman Mama satu bulan lagi. "
' Harusnya aku tadi tak membuat ponselku dalam mode silent. '
Rion semakin mengeratkan pelukannya sampai membuat Aria sesak.
" Aku tak bisa .. bernafas. "
Mendengar kalimat itu Rion melonggarkan sedikit pelukannya. Sangat sedikit. Sedangkan Aria hanya bisa menghela nafas pasrah.
» " Asal kau tahu. Apapun yang terjadi aku akan mencari tunanganmu dan mengirimnya ke langit. " «
To Be Continue ...
Ray & Rain
KAMU SEDANG MEMBACA
「 Flaws And Perfection 」
De TodoHanya karna diluar terlihat sempurna bukan berarti didalamnya juga sempurna. _°_°_° Kami sangat amatiran :v Mohon kritik dan sarannya Ray & Rain