6.

27 3 0
                                    

Malam telah berlalu saatnya sang mentari kembali terbit, membiarkan sang rembulan beristirahat setalah semalaman berjaga menemani bumi,memastikan penghuninya terlelap dalam kedamaian.

Mentari pun mulai tinggi, sinarnya menerobos masuk melalui celah kaca  jendela kamar Wulan,gadis yang kini terbangun karena handphonenya berdering menandakan bahwa ada yang sedang berusaha menghubunginya.

Tertera nama Manda dilayar ponselnya,dengan rasa kantuk yang masih singgah pada jiwa gadis yang memiliki lesung Pipit itu ia mencoba menerima panggilan dari Manda.

"Hallo Man ada apa?" Tanya Wulan dengan suara khas orang bangun tidur.

"Lan ke rumah sakit Medika sekarang juga"

"Siapa yang sakit man?"

"Mending lo cepetan kesini deh lan,nggak usah banyak tanya"

"Iya gue siap-siap dulu man"

"Plis cepetan kesini lan,nggak usah pakek lama"

"Emang ada apa sih man"

"Yang penting lo datang dulu ke rumah sakit,gue tunggu 15 menit dan lo harus sudah sampai ke rumah sakit,titik!"

Tutttt... Tutt... Tutttt....

Panggilan diakhiri dan Wulan segera bersiap untuk pergi ke rumah sakit Medika.

"Mama,Wulan pergi dulu ya" Wulan bergegas meraih tangan Salis disusul keluarnya gadis berlesung pipit itu menuju mobil dengan sedikit berlari kecil.

Perjalanan menuju rumah yang penuh dengan orang sakit itu terasa begitu gundah dengan banyaknya tanda tanya dilubuk hati Wulan, dengan kecepatan tinggi Wulan membelah jalanan, alhasil hanya tujuh menit perjalanan Wulan telah sampai di depan rumah sakit.

"Hallo man" Wulan mencoba menghubungi Manda lagi,setelah ia sampai di depan rumah sakit Medika.

"Iya lan,udah Sampek mana?"

"Udah Sampek depan rumah sakit"

"Ok tunggu disitu gue jemput"


Tutt...tutttt...tutt...


Nampak sosok Manda keluar dari rumah sakit setelah 3 menit penantian Wulan.

"Jelasin ada apa man"

"Langsung masuk aja lan, lo bakal tau sendiri"

"Tapi,.."

Belum selesai Wulan menuturkan katanya Manda sudah menarik tangan gadis berlesung pipi itu masuk kedalam rumah sakit.

Tak memakan waktu lama Wulan telah disuguhkan dengan pemandangan dimana seseorang yang menyayanginya terbujur lemas diatas ranjang rumah sakit dengan jarum infus menancap ditangan kirinya dan banyak kabel terpasang pada tubuhnya.

"Alba" Wulan berlari menghampiri Alba dengan raut wajah yang tidak bisa dibaca antara terkejut khawatir dan kebingungan.

"Kamu kenapa Al, kok bisa Sampek masuk rumah sakit sih Al,"

Namun Alba hanya bisa tersenyum manis berbeda dengan ziki yang menampakkan wajah tegangnya.

"Zik Alba kenapa? "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NAWANG WULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang