Part 7

18 6 0
                                    

~Selamat Membaca~

"Bisa gak sih gausah pegang pegang gua?" Teriak Kayla

"Siapa juga yang mau pegang-pegang Lo, emang skenario dramanya aja yang kaya gini." Jawab Johan.

"Ya udah pegangnya biasa aja kali, gausah sok romantis romantis amat, Lagian cuma drama."

"Ada apa nih ribut-ribut?" Ucap kak Ginda mengagetkan.

"Emm Gatau tuh kak, Kayla gamau nurutin skenarionya." Jawab Johan.

"Enak aja, ko jadi aku sih yang disalahin, kan Lo yang pegang-pegang gue." Ucap Kayla tak terima.

"Eeh malah balik nyalahin, emang skenarionya begini. Gua mah aslinya ogah pegang-pegang lo."

"Malah ribut lagi. kalian kan casting utama, jadi akting kalian harus bisa lebih bagus dari yang lainnya, terutama ekspresi jangan sampe salah. Kalo berantem terus kaya gini kapan selesainya? Sekarang kalian lanjutkan lagi latihannya." ucap kak Ginda melerai.

"Iya kak." Jawab Kayla

Kak Ginda pun meninggalkan mereka untuk mengatur adik-adik kelasnya yang lain.

"Elu sih, jadinya dimarahin kan sama kak Ginda." Ucap Kayla

"Malah nyalahin lagi, udah mending kita lanjut latihan, daripada ntar kak Ginda marah lagi." Jawab Johan.

Merekapun melanjutkan latihannya lagi.
Tak terasa matahari hampir terbenam, mereka semua menghentikan latihan nya dan pulang ke rumah masing-masing.

Sore ini Kayla pulang ke rumah dengan jalan kaki, karena sepedanya yang kempes sejak pagi.

Saat di tengah jalan, tiba-tiba terdengar suara orang yang memanggilnya.
Iapun menoleh ke orang tersebut, yang ternyata adalah Johan.

"Ngapain Lo manggil-manggil?" Ucap Kayla dengan juteknya.

"Jutek amat sih, mau gua anterin gak? Udah mau Maghrib nih, mana mungkin ada angkot lewat jam segini." Tawar Johan.

"Itu bukan urusan lu, gue masih bisa jalan kaki sendiri." Jawabnya datar.

"Serius nih gamau? Jarang-jarang loh seorang Johan nganterin cewek pulang."

"Udah hampir Maghrib lagi, ntar bisa-bisa diomelin ibu lagi. Tapi masa iya gua nebeng sama Johan, ntar dikira apa lagi. Tpi gamungkin kan gua naik angkot jam segini." Gumamnya dalam hati.

"Serius nih gamau? Mumpung gua lagi baik nih." Ucap Johan.

"Hmm.. ya udah deh gua mau, daripada jalan kaki kejauhan. Tapi ini terpaksa, jadi lu jangan ke GRan." Jawab Kayla dengan pasrah.

"Ya udah cepetan naik!"

"Gak sabaran banget sih."

Akhirnya Johan pun mengantarkan Kayla pulang kerumahnya.

Tiba-tiba,

Bugh...

Johan mengerem motornya secara mendadak membuat Kayla memeluk tubuh Johan.

"Lu sebenernya bisa nyetir gak sih? Ngerem aja dadakan." Omel Kayla di telinga Johan.

"Ko jadi omelin gue sih, omelin tuh orang tadi yang nyebrang ga liat-liat."

"Ya harusnya lu nyetirnya gausah kenceng-kenceng juga."

"Hemat waktu, kan waktu adalah uang."

"Awas ya, kalo ntar gua kenapa-napa, gua laporin ke bokap gua." Ancamnya.

"Yaelah gitu aja lapor, dasar manja."

"Terserah gua lah, hidup gua juga. Ngapain lu urusi hidup gua?"

"Siapa juga yang urusin hidup Lo, buang-buang waktu aja."

"Terserah Lo deh, mau bilang apa."

Tak lama kemudian, mereka pun sampai di rumah Kayla.

Tiba-tiba dari pintu rumah terdengar suara teriakan yang cukup keras mengagetkan mereka berdua.


#Maaf ya guys, baru aku next, soalnya lagi sibuk. Ini juga aku sempet sempetin.

#Jangan bosen-bosen yaa baca ceritaku ini😉

FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang