Epilog

419 12 0
                                    

Dalam perjalanan ke Ajmer Sharif, Jalal sepertinya sudah mulai tertarik pada Jodha dan mulai berani mengungkapkan perasaan yang ada di hatinya walaupun hanya melalui perantara seekor ular dan dengan kalimat-kalimat bernada sindiran. Malam itu, Jalal memaksa untuk tidur di tenda Jodha demi keamanan Jodha. Jalal tidur di sofa, sedangkan Jodha tidur di tempat tidur. Seekor ular merambati dupatta Jodha dan Jalal dengan sigap merenggut nya, Jodha salah paham dan mencaci maki Jalal. Jalal membalas cacian Jodha dengan memarahi ular yang terbalut dalam dupattanya. Jalal mengembalikan dupatta Jodha dan membebaskan ular tersebut dan berkata kalau dia membebaskan ular tersebut agar jangan sampai ratu Jodhanya yang di salahkan kalau ular itu sampai mati. Untuk pertama kalinya, malam itu, Jodha tersenyum tulus untuk Jalal dan mengucapkan terima kasih.


Cinta untuk Jodha mulai bersemi dalam hati dan pikiran Jalal, sejak Jodha merawatnya ketika dia diserang oleh harimau. Saat itu mungkin Jalal terlihat senang ketika mendengar Ruq menampar Jodha. Tapi dari mata Jalal, ada yang tersimpan di sana yang sengaja dia sembunyikan dari Ruq ketika dia berkata, "Untuk kejahatan sebesar itu hukumannya terlalu ringan." Cinta pula yang membawa Jalal dengan rela hati dan tanpa paksaan mengunjungi kuil Dewi Kali dan meletakkan kepala di kakinya demi memenuhi sumpah Jodha. Tindakan yang kemudian menciptakan kekacauan di Agra karena para tokoh agama meragukan keimanannya dan melarang Jalal memasuki istananya sendiri bahkan memintanya untuk meninggalkan tahtanya. Bahkan ketika semua orang menuntut agar Jodha masuk islam demi menyelamatkan Jalal, Jalal sendiri lebih memilih untuk turun tahta daripada memaksa Jodha masuk islam. Atau ketika Jodha di fitnah hamil dan Jalal tidak pernah merasa menghamilinya, dia hanya menyimpan keraguannya seorang diri dan tidak memberitahu orang lain. Bahkan ketika Jalal mempertanyakan ayah bayi yang dikandung Jodha dan berita bahwa anak yang di kandung Jodha bukan anak Jalal menjadi rumor dan bahan perbincangan di istana yang kemudian menyebabkan Jodha di caci dan di hina, Jalal dengan sukarela mengorbankan perasaanya dan mengatakan kalau dia adalah ayah dari bayi yang di kandung Jodha. Meski pengakuannya yang berubah-ubah membuat Jodha dan Hamida memusuhinya.


Dulu jangankan di pegang Jalal, melihat wajahnya saja Jodha sudah panik dan tegang, tapi setelah Jodha jatuh cinta pada Jalal, tidak melihatnya saja hidupnya terasa kehilangan warna. Jodha pernah meminta Ruq agar menjauhkan Jalal dari dirinya, setelah Jodha jatuh cinta, dirinya sendiri selalu ingin berada di dekat jalal. Cinta yang tidak di sadari Jodha atau Jodha terlambat menyadarinya. Ketika Jodha minum racun untuk Jalal, ketika dia merawat Jalal saat terluka, atau ketika hampir pingsan mendengar Jalal meninggal. Semua di artikan Jodha sebagai bentuk tanggung jawab seorang istri pada suami. Tanpa menyadari bahwa sebenarnya cinta yang memegang peranan penting di sana.

Jodhaa Akbar [Quotes]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang