6

50 11 5
                                    

Ini masih jam sekolah namun, gerombolan Devan sudah pergi ke SMA garuda menemui Rey dan kawan kawan nya. Rey keluar dari kelas bersama teman teman nya, mereka tersenyum sinis ke SMA Nusantara.

''berani juga nyali lo? " tanya Rey memulai percakapan.
"dikirain ga berani" Rey memasang muka sinis.

"lo kali yang takut! Bacot aja gede" Devan mulai tidak bisa mengontrol emosi nya. Kelemahan Devan itu tidak bisa mengontrol emosi nya ssat sudah Berhadapan dengan orang yang dibenci nya, amarah Devan bisa mereda ketika ada satu orang yamg disayangi nya datang kepadanya.

Dapp! (ceritanya suara tinjuan gt ya gays -author).

Satu tinjuan berhasil mendarat di pipi Rey, Devan berhasil membuat pipi Rey dilumuri darah. Teman teman Rey berada di belakang nya sambil membawa beberapa senjata tajam.

''maju lo kalo berani! '' tantang Handy teman Rey, tangan Handy tertuju ke muka Didon, disaat itu pula Didon membawa senjata tajam nya dan langsung menghajar Handy.

Pertengkaran hebat terus terjadi, dati mulai dengan tangan kosong seperti  Devan dan Rey, atau juga yang memakai senjata tajam. Naufal hanya mengamati pertengkaran tersebut, Devan masih menghajar Rey dengan semangat yang menggebu-gebu.

''gara gara lo Laura meninggal, gara gara lo keluarga gua ancur! Dan gara gara lo nyokap gua sakit! " amarah Devan makin memuncak, tak henti-henti nya Devan mengahajarnya hingga babak belur.

''bacot! " kini gantian Rey yang membalas amukan dari Devan. Naufal yang memerhatikan pertengkaran mereka sedang cemas, takutnya Devan makin meluap luap dan emosinya tidak terkendali. Naufal tidak punya cara lain, akhirnya iya menghubungi seseorang yang ia yakini bisa membuat emosi Devan mereda.

🍭🍭🍭

Di sekolah.
Bel pulang sudah berbunyi, Jihan keluar kelas tapi tidak langsung pulang, ia harus membersihkan toilet sebagai hukuman nya.

"jihan lu ga langsung pulang''tanya Alya.

"gak! '' jawab Jihan judes.

''et elah biasa ge, udah ah aku mau ke kelas Nabil dulu bay''tubuh Alya menghilang dari hadapan Jihan, pergi menuju ke kelas Nabil.

"gua duluan ya''Rania pulang duluan meninggalkan Jihan.

''oke'' Jihan langsung menuju toilet putri dan membersihkan nya.

°°°

Di lorong sekolah geng ForEn belum pulang, mereka masih ngerumpi untuk menggibahkan atau merencenakan bepergian ke suatu tempat.

Jihan sedang berjalan tapi kaki Najla menghadang jalan nya Jihan, sehingga membuatnya terjatuh.

''aw!" Jihan meringis kesakitan. Tapi semua anggota geng tertawa puas.

"mampus! '' -Nabilla
''lo ganjen banget ya''Najla tersenyum miris.
''jalan berdua, terlambat lagi''-Nabella
Kayla, murid baru itu hanya diam, membantu Jihan untuk bangun.

''ayo''uluran tangan kayla diterima baik oleh Jihan.

"eh makasih kay''

"ck! Lu ngapain bantuin dia bangum kay?! ''-Najla

"lah, gak boleh?" kayla bertanya dengan polosnya.

"nggakkk!! '' jawab Nabella Nabilla Najla dan Nasya.

"udah sana lo pergi, dasar cabe cabean" Najla berbicara dengan judesnya dan membuat Jihan marah.

"lu dulu ngegangguin gue, gue ga marah! Sekarang makin hari lo makin jadi! Emang lo semua ga cabe-cabean?!" Jihan marah sambil menunjuk nunjuk muka Geng forEn.
"gua tau, lo tiap malem sering nongkrong di jembatan tepi jalan!" Jihan langsung pergi meninggalkan geng ForEn. Dan menuju toilet untuk membersihkan nya.

Sesampainya di toilet Jihan celingukan tidak mendapati Devan, seharusnya Devan juga dihukum tapi entah dia kemana.

''kemana lagi tu orang, enak banget ga ngerjain hukuman''ngumpat Jihan dalam hati.

Sementara itu, Devan masih berantem dengan Rey. Naufal sudah melerainya

''stop van! '' Naufal menegaskan, sbil menahan tangan Devan.

''bangsat lu Rey! Lu yang ngajak! Tapi lu kalah! Cupu'' dada Devan nauk turun, napasnya pun terengah-engah.
Akhirnya Naufal menelepon Jihan untuk datang ke Sma Garuda.

Halo?
Ya
Jihan, gua Naufal, Devan lagi berantem sama Rey. Please lo kesini ya
Ogah
Gua gamau Devan terluka yang kedua kalinya.
Cape
Please ji, ya?
Sharelock

Telepon terputus, Jihan mendapatkan pesan dari Naufal berupa alamat Sma Garuda.

🌻🌻

Jihan sampai di Sma Garuda,  banyak pertengkaran telah terjadi, tapi Devan masih terus menghajar lawannya.

"Devan! '' panggilan itu berhasil membuat Devan menoleh ke sumber suara.

''berhenti sekarang! " Jihan menegaskan kembali.

"Jihan?" ucap Devan
"kok lo-" ucapan Devan terhenti, Jihan menyerat kerah baju Devan membawanya pergi dari tempat pertengkaran.

Jihan pergi ke sebuah warung, dan membeli beberapa obat merah untuk membersihkan luka Devan.

''sssh-sh,  sakit''lirih Devan.

''salah siapa begini? " tanya Jihan

"tapi sakit''

"kamu jangan ngeyel, nanti infeksi lho, siapa yang susah? "
Lah tumben kamu- batin Devan.

"makannya jangan suka nyakitin orang lain, nanti kamu yang bakal sakit sendiri"

"Rey, musuh bebuyutan gua! " tangan Devan mengepal.

"udah, gausah diterusin Dev, ayok pulang " pinta Jihan yang ingin segera pulang.

"lets go"
Mereka pulang, meninggalkan tempat perkelahian Rey dan Devan.

🌻🌻

Seorang yang menyakiti orang lain sebenarnya dia sudah menyakiti dirinya terlebih dahulu.
-Jihan Ayudia

Selesai sudah part 6 nya, jadwalnya ganti yes jadi MINGGU, RABU, JUMAT
Maksih yg udh vote, ga kerasa bisa bikin part sampai sejauh ini. Vote komen and subrin :* hehe




Cool Girl & TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang