aku saat ini duduk tepat di sampingmu, tapi seolah aku tiada disini.
gadis itu yang sudah aku ceritakan sebelumnya, dia sahabatku.
dia datang lagi kemari, mulai menggoda mu, mengajakmu mengobrol, mengajakmu tertawa.
padahal tepat di sampingmu itu ada aku. aku. perempuan yang sangat mencintaimu.
aku cemburu.
ku rasa gadis itu melihat bahwa memang ada aku disini.
tapi dia seolah membuatmu supaya memperhatikannya dan mengabaikan aku.
padahal aku adalah sahabatnya, tapi gadis itu tega menusukku.
sudahlah biarkan saja gadis itu menggoda mu, toh untungnya kamu tidak pernah menanggapi. kamu selalu saja acuh.
selanjutnya ada gadis yang pernah aku ceritakan juga sebelumnya, dia teman lamaku. gadis yang pernah kamu dekati itu.
ternyata tanpa ku sangka sangka dan sesekali ku perhatikan langkahnya, ia selalu saja mampir ke tempat kita biasa bersama.
menjelajah pandangannya satu persatu dan tepat di dirimu, pandangan gadis itu terkunci.
memperhatikanmu, sambil sesekali mengucapkan kata kata pujian.
pernah sekali ia menanyakan dimana kamu kepada aku. ke aku.
oh mungkin saja dia tak tahu tentang kedekatan kita. bagus lah. jadi aku tetap bisa berteman baik dengannya.
ia selalu memuji ketampananmu. kelihaianmu dalam memainkan gitar itu.
itu juga yang sering aku ucapkan ketika sedang memperhatikanmu.
temanku itu, masih sangat mencintaimu. kau tahu kenapa aku bilang begitu?
ia masih menyimpan foto fotomu. bahkan foto kecilmu sekalipun.
ia juga masih mengharapkan mu, supaya kamu kembali ke pelukannya.
tapi untungnya kamu tidak mau. tapi mengapa ketika ia meminta supaya dapat berfoto berdua denganmu, kamu dengan senang hati menerima itu.
aku curiga jika kamu masih memiliki rasa padanya.
atau memang gadis itu memaksamu supaya kamu mau berfoto dengannya?
YOU ARE READING
hurt broken
PoetryIni cerita tentang bagaimana aku yang sangat mencintaimu dan akan selalu mencintaimu, walaupun semesta menyarankanku untuk berhenti.