o n e

149 31 8
                                    

Dibalik daun yang rindang

Terdapat sinar yang benderang

Dapatkah aku menampakkan kesedihan yang kian mendalam?

Dalam tangis aku terdiam,
Dalam redup cahaya aku tenggelam.

Hidup yang kian dalam, di dalam kegelapan sang tuan malam.

Dandelion yang rapuh

Terbakar oleh api yang bergemuruh

Akankah aku meratapi nasibku yang kian rapuh?

Bersama awan malam aku terdiam, seolah sendiri dalam kegelapan.

***

Beberapa tahun kemudian.

Jakarta, kota yang tidak pernah luput dari lalu lalang padatnya jalanan. Apalagi ketika mengingat hari ini adalah jam aktif untuk bekerja, tentu bukanlah suatu perkara yang mudah untuk menghindari suatu kemacetan yang sedang terjadi sangat panjang.

Andrea si wanita beriris kelabu, yang selalu menampilkan semuanya dalam derai senyum yang menipu.

Hari ini ia memutuskan untuk berlari menyusuri panjangnya trotoar, hanya untuk sampai ke sebuah sekolah, tempat ia mengenyam pendidikan.

Siapa sangka ternyata ia terlambat untuk datang tepat waktu ke sekolah, gerbang sudah tertutup dengan rapat, dengan diiringi suara lagu yang menyanyikan lagu Indonesia Raya, khas suatu kegiatan upacara yang sedang dilaksanakan.

Andrea memohon kepada sang satpam untuk membukakan gerbang. "Pak tolong saya, biarin saya masuk ya pak, saya mohon, baru kali ini juga kan saya terlambat datang ke
sekolah."

Satpam berkumis tebal pun menjawab. "Maaf neng, ini udah jadi tugas saya, nanti juga bu BK datang ko kesini buat meriksa murid yang kesiangan. Yaudah neng saya ke pos dulu."

Andrea pasrah ia hanya diam dan bersender pada si gerbang. Ia merenung, merutuki dirinya sendiri yang terlalu berleha-leha untuk bangun dari sang mimpi yang akhirnya membuat ia datang melewati batas waktu yang telah ditentukan pihak sekolah.

"Ah pagi-pagi udah bikin badmood aja! Argh andai mama masih ada pasti semuanya bakal...." ucapannya terpotong saat timbulnya suara dari arah dalam pagar.

Bu Yeti namanya, hampir semua siswa membenci dirinya, karena menurut siswa ia merupakan guru BK yang sangat menyebalkan.

"Kamu andrea, cepat berdiri! Keliling lapangan sepuluh kali. Jangan masuk ke dalam kelas sebelum hukuman itu kamu selesaikan." Ucapnya memburu.

Andrea hanya mengangguk, dan bertanggung jawab atas semua kesalahan yang telah diperbuatnya.

Tak terasa, ini sudah putaran kelima ia berkeliling lapangan, ia sudah letih, keringat bercucuran membasahi dahi, ia pasrah hingga pada akhirnya ia ambruk dengan posisi telungkup.

Andrea tak sadarkan diri.

Andrea merasa kepalanya terasa berat saat ia bangun sadarkan diri, ia terpaksa berjalan tertatih tatih menuju ruang kelasnya yang berada lumayan jauh dari tempatnya sekarang berdiri. Saat ia sampai ke kelas pun pandangan teman sekelasnya dirasa tidak ada yang peduli satupun terhadapnya.

Andrea sudah biasa akan hal itu, karena ia sejak dahulu mendapat perlakuan seperti itu, bahkan lebih dari yang di perkirakan.

Ia berjalan ke bangku pojok belakang, duduk sendiri ditemani oleh peralatan sapu, kain pel, serta si ember berwarna hitam.

Beruntung kali ini kelas sedang ada jam kosong sehingga ia bisa merebahkan kepalanya, walau hanya sejenak, sampai dirasa keadaannya mulai membaik.

Dikala ia merebahkan kepala, datanglah lemparan kertas dari arah pinggir menganggu dirinya yang hendak memejamkan mata.

"Woy!"
Teriaknya dari arah samping, Andrea tak terlalu peduli karena ia tahu apa yang akan terjadi setelahnya.

Gebrakan pada mejanya terdengar nyaring, membuat kepalanya seketika pening, ia mengangkat kepala dan menghadap ke arah muka dengan gurat marah yang tercetak.

"Minjem buku tugas Fisika lo dong." Ucapnya, dia Syakira. Sang primadona sekolah Brawijaya, memiliki wajah yang cantik namun tidak serta merta membuat hatinya menjadi baik.

Andrea menyerahkan buku itu kepada Syakira, Syakira menerimanya dengan tenang, namun setelah itu, dirobeklah buku itu hingga tercecer di bawah lantai, diinjaknya robekan kertas itu oleh ketiga teman Syakira, setelah itu dengan puas Syakira beserta teman-temannya tersenyum bahagia, menampilkan wajah iblisnya di depan Andrea.

Andrea ingin sekali marah, bedirilah ia dari kursinya, lalu menjambak rambut cantik Syakira dengan sangat keras, membuat Syakira berteriak dan memberontak, namun hal itu tidak bertahan lama, datanglah Bu Sapto ke dalam kelas menyelesaikan semua dan membawa Andrea, Syakira serta teman teman nya ke ruang BK untuk di introgasi mengenai hal yang tadi terjadi.

Beberapa jam mereka berada diruangan panas itu, mereka keluar. Syakira mengecam Andrea tepat di telinga kanan Andrea, ia berbisik "Tunggu pembalasan gue ya Andrea cantik."

Andrea pun menyesali mengapa ia dengan bodoh melakukan hal seperti yang ia lakukan tadi.

Maaf ya bagian part part nya memang sengaja dibuat sedikit sedikit...
See you semoga kalian suka sama ceritanya, vote dan komenan kritik dan saran aku tunggu, dan bakal aku terima dengan baik❤💛💚💙💜

AndrenathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang