Gemericik hujan telah turun menampakkan diri dari persembunyian, dentuman keras petir pun menggema memekakan telinga.
Malam ini Andrea berjalan di suatu jalan, dengan hanya bermodalkan payung hitam, Ia berjalan entah sampai kapan.
Si gadis cantik bersurai hitam, menatap jalan dengan diiringi kosongnya pandangan.
Tak lama seseorang berjalan menghampiri Andrea dengan tatapan menjijikan. Si preman begajulan hendak menghampiri Andrea, namun Andrea yang menyadarinya langsung berlari membiarkan payung hitam itu terbang diterpa angin malam.
Sesekali ia melihat ke belakang tersadar sang preman masih mengikutinya dari arah belakang, sambil meneriakan sesuatu yang tak jelas Andrea dengar apa.
Hari itu mungkin sedang tidak berpihak padanya, kakinya tersandung batu besar membuatnya tersungkur dan masuk ke dalam selokan.
Ia merintih kesakitan, banyak nya darah di kakinya tidak membuat dia menyerah begitu saja, karena yang utama dalam pikirannya adalah menyelamatkan diri dari kejaran beberapa preman.
Saat hendak tangannya digiring oleh para preman, datanglah segerombol orang yang menggenakan sepeda motor hitam. Andrea merasa dirinya terselamatkan dari para preman tapi dia juga berpikir apakah yang akan terjadi setelahnya? Apakah ia akan sampai ke rumah dengan selamat?
Segerombol orang itu turun dan langsung menolong Andrea yang ketakutan, salah seorang dengan jaket hitam yang paling membabi buta dalam menyerang si preman.
Setelah itu si lelaki jaket hitam menghampiri Andrea yang masih terduduk di trotoar dengan kaki yang menampilkan luka cukup dalam.
Tiba-tiba saja terlintas niatan di dalam benak Andrea untuk kabur dari para segerombolan tersebut. "Makasih, udah nolongin saya." Ucapnya mulai berdiri lalu berusaha berlari walaupun dengan kondisi kaki tertatih tatih.
"Mau kemana lo?"
Suara itu membuat Andrea diam di tempat tak bisa menggerakan kaki nya yang seketika lembek tak berdaya.
"Kaki lo bedarah, ga sakit? Mau gue anter?" Ucap suara bass itu lagi kepada Andrea.
Andrea tercenung di tempat, ia membalikan badannya yang ternyata berhadapan langsung dengan si pria berjaket hitam, namun masih dengan kondisi wajah ditutupi helm.
Andrea tetap memasang muka datarnya, diam sangat lama karena bingung harus menjawab apa.
Tiba-tiba saja tanpa adanya aba-aba, tangannya digiring oleh si pemuda itu hingga sampai di depan motornya.
"Naik." Titahnya singkat.
Andrea seperti terhipnotis dan segeralah ia menaiki motor hitam si pemuda dengan sedikit kesulitan, karena memang kondisi kakinya yang masih kesakitan.
Segerombol tadi mengikuti si pria berjaket hitam dari belakang, Andrea berasa seperti seorang tuan puteri yang dikawal oleh para prajurit.
Andrea memberi tahu dimana letak rumahnya kepada si pemuda. Lalu setelah sampai di depan rumah, Andrea segera turun lalu berucap terimakasih kepada si pemuda yang belum ia ketahui namanya.
"Sekali lagi gue ucapin makasih sama lo, udah nolongin sama nganterin
gue."Si pemuda hanya mengangguk, lalu mengacungkan tangannya seperti memberi isyarat kepada segerombolan motor yang lain untuk pergi dari tempat tersebut.
Sengaja dibikin sedikit2 setiap part nya, maaf kalo kurang suka silahkan memberi saran dan dipersilahkan berpendapat di kolom komentar, supaya tau apa yang kalian tidak suka jadi saya bisa memperbaikinya. Terimakasih see you. ❤💛💚💙💜

KAMU SEDANG MEMBACA
Andrenath
Teen FictionSebuah fiksi hanya akan mengingatkan kita bahwa semuanya hanyalah angan yg mengingatkan kita tentang sebuah kehidupan yg takkan seindah khayalan. (raMkh4ik) Gaakan nulis sinopsis, Bacaaja deh wkwkwkwk...^^ Bagian awal-awal emang sengaja di bikin pe...