f i v e

85 22 19
                                    

Sudah lima bulan Sean mendekati Andrea, kini Sean dan Andrea tengah berdiam diri di taman belakang, hanya berdua tidak ada yang lain.

Selama ini Sean bersikap sangat baik dan manis terhadapnya, sehingga semakin membuat Andrea jatuh terlalu dalam.

"Andrea... Gue mau ngomong
sama lo."

Andrea mendongak. "Yaudah ngomong aja."

"Sebenernya gue suka sama lo, lo mau ga jadi pacar gue!" Ungkap Sean dengan sekali tarikan.

Andrea tercengang, menatap Sean dalam. Ingin menemukan kebohongan namun nihil tak ia dapatkan. "E-mm Sean beneran suka sama aku?"

"Iya! Lo mau kan jadi cewe gue."

Andrea diam tak menjawab, ia masih ragu. Namun tak dapat ia pungkiri bahwa ia pun juga mencintai Sean.

Andrea tersenyum manis-ralat sangat manis. "Y-yaudah deh iya."

Sean tersenyum senang. "Iya apa maksudnya?"

"Ia aku mau." Jawab Andrea
malu-malu.

"Mau apa?" Goda Sean.

"Ish sean! Aku malu."

"Yaudah ngomong dong yang jelas mau apa..."

Andrea menghembuskan nafas pelan "Iya sean, aku mau jadi pacarnya Sean."

Sean tersenyum dan langsung memeluk Andrea dengan sangat erat, namun di balik itu semua senyum sinis tersirat.

Sean mengurangi pelukan nya pada Andrea, ia menangkup pipi Andrea dengan kedua tangannya. Mendekatkan wajahnya ke wajah andrea, Andrea memejamkan matanya.

"Wedehhh nyangcut lo bedua!"

Gerakan Sean pun terhenti karena adanya suara bising tersebut.

Sean membalikan tubuhnya dan mendapati adanya Nathan sedang berdiri disana. "Ngapain si lo! Ganggu aja!" Geram Sean pada Nathan.

"Yee yang ada lo bedua harus nya bersyukur ada gue yang berhentiin tindakan mesum kalian, dosa anjir." Ucap Nathan sembari melipat kedua tangan di depan dada.

Sean menggeram marah ke arah Nathan yang menurutnya sangat menyebalkan.

"Udah Sean gausah di dengerin, kita pergi aja ya."

Sean mengangguk lalu pergi meninggalkan Nathan yang seketika memincing curiga kepada Sean.

***

Setelah pulang diantar Sean ke rumah, Andrea dikagetkan oleh Bi Inah yang membawa koper besar.

"Bibi mau pergi kemana?" Tanya Andrea terheran.

"Papa kamu udah tau kalau mama kamu punya rumah ini, tadi dia datang dan ngancem bibi buat tinggalin rumah ini, kamu juga harus ninggalin rumah ini Andrea. Bibi mau pulang ke kampung, anak bibi juga mau nikahan, ohiya bibi udah siapin apartemen buat kamu, itu juga salah satu peninggalan mama kamu, bibi tadi udah beresin barang-barang kamu, sekarang kamu pergi ya. Takut papa kamu datang lagi kesini."

AndrenathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang