Sebuah fiksi hanya akan mengingatkan kita bahwa semuanya hanyalah angan, yang mengingatkan kita tentang sebuah kehidupan yang takkan seindah khayalan.
***
Hari ini ulang tahun Andrea yang ke 18 tahun. Ia terbangun dari tempat tidur, dengan malas ia berjalan menuju ke kamar mandi untuk menuntaskan kegiatan pagi.
Lalu berangkatlah dia ke sekolah dengan menaiki kendaraan umum.
***
Disekolah
Baru saja Andrea akan membelokan tubuhnya ke arah kamar mandi, tiba-tiba seseorang menubruknya kencang hingga ia terjatuh ke lantai.
"Eh sory sory gue ga liat lo tadi." Ucapnya sembari membantu Andrea bangun untuk berdiri.
Andrea mendongak ke atas dan tampaklah wajah seseorang yang di kagumi oleh Andrea, ia terpukau melihat wajah tampan itu, sampai tak sadar sedari tadi orang itu menjentikkan jari beberapa kali.
"E-eh iya Sean gapapa." Ucapnya sedikit gugup.
"Kalo gitu gue duluan ya!" Pamit Sean yang diangguki oleh Andrea.
Andrea yang tadinya ingin ke kamar mandi pun mengurungkan niatnya dan lebih memilih untuk pergi kembali ke kelasnya.
Andrea memasuki kelas, tatapannya yang semula biasa saja kini tertunduk, ia tidak berani menatap teman sekelasnya sendiri, itu karena semua temannya memandang ke arah Andrea dengan tatapan benci.
Ia beralih ke meja paling belakang dengan banyak coretan tip ex di atasnya, ntahlah siapa yang melakukan itu, pasti yang melakukan itu hanya ingin menjebak Andrea agar ia kena marah oleh para guru yang akan mengajar hari ini.
Ia memikirkan untuk membersihkannya dengan kayu putih yang sering ia bawa di dalam tasnya, berharap tip ex itu akan hilang dari atas mejanya. Dan benar saja semua nya kini telah bersih, ia mengeluarkan earphone dari dalam tas dan memakai nya hanya untuk menghilangkan rasa bosannya.
***
Jam istirahat tiba ia berniatan untuk pergi ke kantin, tapi ia urungkan kembali niatnya dan beralih ke taman bekalang, tempat favorit nya! Ia membaca novel yang baru ia beli beberapa hari lalu, sembari menikmati musik dari earphone kesayangannya.
"Sendirian aja lo disini?" Tanya seseorang yang kini berada di depannya.
Andrea mendongak "A-ah Sean aku kira siapa." ucapnya gugup.
"Kekantin yuk temenin gue, gue laper nih." Andrea kaget dibuatnya... Sejak kapan sikap Sean berubah menjadi baik seperti ini, dulu seorang Sean yang sering menatapnya jijik dan benci kini berbaik hati mengajaknya ke kantin?!
Andrea mendongak kembali, lalu tersenyum "Kamu duluan aja ke kantin."
"Gaada penolakan, gue gasuka!" Ucap Sean lalu mulai menggiring lengan Andrea agar mengikuti langkah kakinya.
Sesampainya di kantin ia duduk berhadapan dengan Sean, tak lama beberapa teman Sean pun mulai berdatangan dan berkumpul di satu meja yang sama dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andrenath
Teen FictionSebuah fiksi hanya akan mengingatkan kita bahwa semuanya hanyalah angan yg mengingatkan kita tentang sebuah kehidupan yg takkan seindah khayalan. (raMkh4ik) Gaakan nulis sinopsis, Bacaaja deh wkwkwkwk...^^ Bagian awal-awal emang sengaja di bikin pe...