Sembilan belas....

3.4K 190 37
                                    

Haiii gaes Author balik lagi nih bawa update novel ini, nah sekilas info buat reader yang dari luar kota Jogja itu yang di media adalah bukit bintang.

Bukit bintang itu terletak di area Jl. Wonosari nah buat kalian yang Dateng ke Jogja jangan lupa malem nya mampir ke bukit bintang buat nikmatin pemandangan ajib seperti itu.

Biasanya pas malem bakal ada orang-orang yang jualan jagung bakar dan kopi selain itu kalian juga bakal ketemu sama buanyak banget anak muda yang lagi pacaran atau sekedar jalan sama sahabatnya.

Oke deh sekian dari Author cusss happy reading gaes...

Dee's Pov

Aku sudah bersiap untuk pergi menemui Nesya, entah kenapa hati ku menghangat hanya karena ajakan jalan sore ini. Sekarang sudah jam setengah empat sore daripada aku terlambat lebih baik aku berangkat sekarang saja.

Aku membawa Joe untuk ikut bersama ku, aku bahagia dan sedih di waktu yang bersamaan. Queen Qia Cafe tempat dimana gadis ku dulu menjadi kepala toko. Hanya butuh beberapa menit aku sudah sampai di tempat parkir, ku lirik jam tangan putih pemberian gadis ku. Ternyata sudah jam 4.15 sore jadi ku putuskan untuk segera masuk.

Langkah kakiku tiba-tiba terhenti sejenak saat aku melangkah masuk, semua kenangan seolah berputar seperti film di depan mataku. Hingga suara Nesya mengembalikan kesadaran ku.

Nesya : " Haiii Dee aku di sini..."

Nesya melambaikan tangannya, aku melihat dia duduk di kursi yang sama seperti waktu pertama kali kami kemari karena penasaran dengan sosok gadis kepala toko itu. Aku tersenyum dan berjalan kearah Nesya yang ternyata sudah datang lebih dulu.

Aku duduk bersama Joe menghadap ke arah Nesya sama seperti waktu itu, dan entah kenapa hati ku kembali sakit. Rasa kehilangan itu kembali membuat aku tertunduk hingga tanpa sadar air bening berhasil menerobos keluar dari kedua mata ku.

Aku merasakan sentuhan tangan Nesya di bahuku, mengusapnya perlahan seolah mengatakan aku harus baik-baik saja. Aku menghapus air mataku dengan kasar, aku tidak mau membuat sahabat ku ini khawatir.

Nesya : " it's okay Dee... Semua bakal baik-baik aja percayalah..."
Dee : " aku sudah hancur Sya.."
Nesya : " aku yakin dia juga gak mau kamu kek gini Dee, bahkan meski kamu selalu nyangkal tapi aku tau semuanya Dee. Gimana bisa kamu gak mempercayai aku kek gini Dee?? Bukannya aku sahabat mu??"
Dee : " ya Sya aku emang cinta dia lebih dari siapapun di hidupku, maafin aku karena aku gak jujur setiap kali kamu tanya. Aku tau kamu suka sama dia, aku gak mau kamu terluka karena aku maafin aku..."

Air mataku menetes tanpa aba-aba, rasa sesak itu kembali datang dan Nesya masih dengan setia nenangin aku. Aku sudah hancur, seluruh bahagia ku sudah aku gantungkan pada gadis ku itu lalu bagaimana aku bisa bahagia jika tanpa dia di sisi ku?? Aku tak yakin aku bisa menjalani semua ini sendirian.

Aku segera menghapus air mataku karena aku gak pengen Nesya khawatir dengan keadaanku, bagaimanapun aku harus terlihat baik-baik aja. Aku gak pengen orang yang aku sayang justru semakin terluka dengan keadaanku yang sekarang.

Sepuluh menit kami duduk tiba-tiba sebuah suara menyapa Nesya namun suara ini benar-benar mirip dengan suara orang yang sangat aku cintai, suara ini suara yang sangat aku rindukan dua tahun belakangan ini.

Viana : " Haiii... Maaf saya terlambat tadi harus ngurus sedikit masalah di kantor..."
Nesya : " tidak apa Nona kita juga belum lama kok..."

Aku mematung di tempat ku, suara yang benar-benar aku rindukan. Apa aku sedang bermimpi sekarang??? Apa aku sudah mulai gila??? Bagaimana bisa aku mendengar suara seseorang yang sudah tiada dua tahun lalu???

Gadis Simpanan ( GxG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang