Dua puluh lima....

2.6K 195 87
                                    

Dianjurkan untuk bacanya secara perlahan biar feel-nya dapet terus perhatian ini mengandung unsur 18+ dan juga gxg jadi yang masih di bawah umur harap bijak dalam membaca...

Gak dibaca dosa sama aja gak ngehargain yang ngetik kalau di baca juga dosa di tanggung sendiri apalagi kalau basah jangan nyalahin yang ngetik yakk wkwkwk...

Oke timbang kebanyakan ngebacot happy reading aja guys....

Viana's Pov

Aku sedikit terkejut saat Dee bertanya tentang gelang dengan ukiran "DR_717", itu adalah gelang yang aku temukan saat aku menyelidiki lokasi kecelakaan Ririz beberapa hari yang lalu. Gelang itu tanpa sengaja ku temukan di pinggir danau dan aku menyimpannya di dalam lemari, jujur saja aku juga tidak tau harus menjawab apa tapi yang jelas aku merasa bahwa itu adalah gelang ku.

Aku hanya menjawab pertanyaannya dengan sebuah senyuman, entah kenapa aku ingin menunjukkan senyum terbaik ku untuk wanita di hadapan ku ini. Untuk sekian detik Dee justru mematung saat melihat ku tersenyum, apa ada yang salah dari senyuman ku??? Entahlah aku tidak tau kenapa dia menjadi diam saat melihat ku tersenyum.

Viana : " emmmm mau membantu ku??"
Dee : " ba... bantu apa??"
Viana : " bantu aku memastikan sesuatu..."
Dee : " memastikan sesuatu??? bagaimana caranya???"
Viana : " kemari lah duduk di samping ku dan tatap wajah ku"

Dee terkejut dengan permintaan ku, sebenarnya aku juga tidak tau apa yang akan aku lakukan tapi tiba-tiba saja ide gila ini muncul di dalam benak ku. Dan aku juga tidak ingin menolak ide yang muncul begitu saja dalam benak ku ini. Jujur saja jantung ku berdebar hanya karena menunggu jawabannya entah dia akan setuju atau tidak tapi aku berharap dia mau menuruti permintaan ku.

Detik berikutnya Dee menganggukkan kepalanya, huft entah kenapa aku merasa benar-benar lega ketika dia menganggukkan kepalanya. Dee mulai duduk di samping tempat ku berbaring dan membenarkan posisinya supaya nyaman. Aku mengubah posisi dari berbaring menjadi duduk bersandar di kepala ranjang dan saat aku sudah selesai memposisikan diriku, Dee lebih mendekat dan mulai diam menatap wajah ku.

Dengan gerakan refleks aku mengarahkan tangan ku menyentuh pipinya dan memajukan wajah ku kearah wajahnya. Matanya mulai terpejam dan entah kenapa aku menarik bibir ku membentuk sebuah senyuman. Bukankah jika dia memejamkan mata berarti dia mengijinkan ku untuk melakukan sesuatu terhadap dia bukan???

Aku mengusap pipinya dengan lembut dan mulai menempelkan bibir ku dengan bibirnya, hanya menempel tidak lebih. Aku ikut memejamkan mataku merasakan sensasi lembut bibir wanita di hadapan ku ini, hanya dengan bibir yang saling menempel saja mampu membuat memori lama ku mulai bermunculan. Aku menikmati setiap putaran memori yang mulai muncul didalam otak ku, membuat sensasi pusing namun aku membutuhkannya dan aku tau jika Dee yang mampu membuatku mengingat segala sesuatu yang berkaitan dengan masa lalu ku. Pantas saja jika aku tidak bisa mengingat apapun ketika di beritahu tentang Viana karena memang aku tidak memiliki memori apapun sebagai Viana.

Aku hanyut dengan kecupan ini dan aku menginginkan lebih dari sekedar kecupan jadi aku mulai melumat bibirnya dengan lembut dan perlahan dia mulai membalas ciuman ku. Tangan ku yang tadinya berada di pipinya sudah beralih berada di belakang tengkuknya, menekan tengkuknya kearah ku untuk memperdalam ciuman kami.

Ahhhh aku menyukai ini, rasanya seperti aku pernah merasakan sensasi ini sebelumnya. Aku merasakan seperti ribuan kupu-kupu seakan ingin keluar dari rongga mulutku, seperti kupu-kupu beterbangan berputar didalam perut ku. Aku tau rasa ini sama seperti saat pertama kali aku menatap mata wanita ini, tatapan mata yang mengisyaratkan tentang kerinduan dan perasaan cinta yang begitu besar. Sebuah tatapan yang membuatku merasakan ketulusan dan merasa dicintai dengan begitu dalam.

Gadis Simpanan ( GxG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang