Tatapan Daniel terfokus pada kedua manik mata Sejeong.
Sejeong merasakan detak jantungnya sudah tidak karuan, "Apa mukanya harus seserius itu?"
Dia gugup sekaligus takut. Ya. Dia harap semoga apa yang di omongin Daniel nanti gaakan ada pengaruhnya sama hubungan mereka.
Daniel berdiri, mengambil sebelah tangan Sejeong. "Ikut aku."
Mereka berjalan ke arah parkiran.
Daniel membuat Sejeong memandangnya dengan bebas, kedua tangan kekar itu memegang kedua bahu kecil didepannya.
"Sejeong, dengerin aku baik-baik. Apapun yang terjadi setelah aku ngomong ini, kamu harus tetep-"
"Tetep apa?" Tanya Sejeong disela-sela pembicaraan mereka.
Daniel diam.
Oh ayolah! Sejeong sedang tidak suka digantung seperti ini. Apa ini karma yang dia dapat setelah memperlakukan Daniel dulu?
"Tetep apa Kang Daniel?" Sejeong memegang kedua pipi Daniel. "Aku gamau ya kamu ngomong macem-macem, kita harus ke rumah bunda, sayang."
Daniel menggeleng.
"Aku gabisa."
Deg
"Gabisa apa?" Sejeong langsung memeluk tubuh kekar milik Daniel, ia menangis.
"Daniel kamu kenapa sih sayang? Aku tadi rewel ya? Aku bandel iya? Kamu gasuka ya? Hiks..hiks.. Daniel ayo kita ke rumah bunda.." rengek Sejeong setelah melepas pelukan lalu menarik tangan Daniel.
Daniel masih diam.
Perlahan Sejeong melepas tangan Daniel, ia jongkok lalu menenggelamkan wajahnya pada kedua lututnya. Ia menangis.
Jika kalian berpendapat Sejeong terlalu berlebihan, kalian salah besar.
Dari awal hubungan mereka sudah sangat sulit, bagaikan berjalan disebuah pisau tipis. Di setiap perjalanan pasti selalu ada yang terluka.
Sejeong mendongak melihat Daniel yang memandanginya sambil tersenyum.
Apa maksudnya?!
"Udah?"
Bibir Sejeong masih cemberut seperti anak kecil. Dia berdiri lalu menunduk.
"Sejeong?"
Benar-benar Kang Daniel ini sulit dimengerti.
"Sayang.." tangan Daniel meraih pipi Sejeong.
Hati Sejeong seperti keju mozzarella yang dikukus. Meleleh.
"Hmm?"
"Aku belum selesai ngomong kamu udah nangis duluan." Kata Daniel lembut.
"Ya abisnya, kata-kata kamu bikin aku takut."
Daniel memeluk Sejeong, "Takut apa hm?"
"Ya takut aja, takut kamu ninggalin aku. Kan aku kaya anak kecil, rewel, bande-"
Cup
"-del."
Daniel terkekeh. Ia berhasil menghentikan ocehan tak hentinya dari kekasihnya itu.
Sejeong memegang bibirnya.
"Kamu kenapa bawel banget si.." Daniel gemas. Ia mencubiti pipi Sejeong.
"Biarin."
Daniel memasang wajah nakal, "Oh aku tau. Biar aku ciumin terus ya? Ngaku?"
Sejeong menggeleng cepat, "Apaan orang engga! Ih kamu aja yang suka ciumin aku, wleee."
Mereka kembali tertawa.
"Jadi sebenernya kamu mau bilang apasih?" Tanya Sejeong yang sudah berada diatas punggung Daniel.
"Aku mau bilang kalo gabisa nemenin kamu ke rumah bunda."
"Kenapa?!" Teriak Sejeong.
"Kamu inget telpon kemaren dari sekertaris aku kan?" Sejeong mengangguk, "Ya.. aku harus ke kantor dulu."
Sejeong cemberut lagi. Terus nyium pipi Daniel sekilas. "Itu hukuman kamu karena gabisa nemenin aku ke rumah bunda."
Daniel terkekeh, "Maaf ya sayang."
"Hmmm."
"Kaya nisa sabyan kamu hmm hmm hmm."
"Biar."
"Dibilangin juga, biar biarin aja."
"Ya maap."
"Udah ah turun, kamu berat."
"Apaan orang kecil gini masa berat."
"Kecil kecil kaya gentong."
"Heh! Sembarang kamu!"
"Emangnya yang suka buang sampah sembarangan."
"Apasih, gajelas! Bye."
"Yaudah aku turunin kamu."
"Aaaa... Jangan sayangg."
"Manja dih."
"Biarin wlee.."
Obrolan mereka terhenti sampai Sejeong akhirnya tertidur dipunggung Daniel.
"Sayang?"
"Jeje?"
"Hey?"
"Sayangku?"
"Dah tidur ya."
Daniel kembali ke mobil setelah jalan-jalan sebentar ke taman menemani Sejeong. Karena besok ia tidak akan bertemu gadisnya lama sekali.
-
Abel dan Adam sudah sampai di Indonesia, tentu saja lengkap dengan Delard juga Chaeyeon. Mereka memakai jet pribadi milik keluarga Alberto.
"Sayang, apa tak sebaiknya kita istirahat dulu. Kasihan Chae dia belum sempat sarapan kemarin." Adam menimang kata-kata Abel lalu mengangguk menyetujui.
"Aku dan Chae akan menyewa apartemen kami sendiri. Dad sama mom kita duluan." Delard menarik Chaeyeon ke mobil milik temannya.
Setelah mereka masuk mobil, "Long time no see, Mingyu dan Chaeyeon."
"Ya kita bertemu lagi.. Joy."
Mobil melaju dengan cepat meninggalkan landasan.
It's complicated, soon.
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Schicksal | Sejeong Daniel
Fiksi Penggemar[Completed] ~Diharapkan membaca Brandal terlebih dahulu🖤 Bila memang takdir berpihak padaku, ia akan membawamu kembali. Started : 19. 12. 2018 Ended : 31. 10. 2019 Rank #6 in coldcouple (7 Desember 2019) #3 in nieljeong (17 Juli 2020)