Chapter 8

1.3K 137 11
                                    

Kriett...

Deritan suara jendela apartement sedikit menganggu aktivitas belajar nya. Gadis cantik itu melirik kearah jendela dan tidak menemukan apapun. setelah memastikan tidak ada apapun ia kembali berbalik untuk melanjutkan mengerjakan tugas-tugas nya yang sempat tertunda.

Kriettt...

ctak!

Seulgi segera berbalik menilik jendela dari kursi nya. "Ok, tenang Seulgi itu bukan apa-apa. Mungkin hanya ranting pohon yang tertiup oleh angin dan membentur jendela mu" begitulah sugesti nya pada diri sendiri. Ia kembali berbalik dan melanjutkan desain nya yang sempat tertunda kembali.

Krieettt...

Ctak!

Ctak!

"Ok, cukup. Aku sudah tidak tahan lagi" gadis itu segera mengambil ponsel nya yang terletak di meja. Ia segera mencari kontak seseorang yang benar-benar sangat ia butuh kan saat ini.

.

.

Di lain tempat seorang pria baru saja keluar dari minimarket. Saat ia akan masuk kedalam mobil nya, tiba-tiba saja ponsel nya berdering sangat keras. Pria tampan itu pun melirik ponsel nya dan melihat kontak seorang gadis cantik tertera disana.

"Ha--"

"Jiminnn.. kau dimana?"

"Aku baru saja akan pulang, ada apa?"

"Eumm.. itu.. aisshh jiminn kemarilah kumohon!"

"Ada apa? Bukanya tadi kau mengusir ku ya?" Goda Pria itu.

"Ok, ok aku tarik kembali kata-kata ku yang tadi! Jadi bisakah kau kembali ke appartement ku sekarang?! Aku benar-benar sangat takut sekarang hikss.."

"Hei memang nya ada apa?"

Jimin mulai khawatir mendengar isakan tangis Seulgi dari sebrang sana. Seperti nya ada yang tidak beres. Ia akan mengecek keadaan gadis itu terlebih dahulu baru ia akan pulang kerumah nya.

"Berhentilah bertanya dan cepat datang kemari!!"

Balas seulgi ketus. Tak tahu kah pria itu bahwa Seulgi sedang sangat ketakutan sekarang. Bisakah ia hanya tinggal menurut dan segera kemari tanpa harus bertanya-tanya terlebih dahulu. Dasar pria menyebalkan. Begitulah pikir seulgi.

"Ok, baiklah. aku akan kesana. 5 menit lagi aku sampai" setelah Jimin mengucapkan itu sambungan telfon pun terputus. Jimin segera keluar dari mobil nya dan masuk kembali kedalam gedung appartemen di depan nya.

****

"Apalagi sekara--"

Seulgi langsung memeluk Jimin sesampai pria itu masuk kedalam appartemen nya. Gadis sipit yang tadi mengusir dirinya ini mendusel-dusel di dadanya. "Hei ada apa?" Tanya Jimin lembut. Ia meletakan tangan kanan nya untuk mengelus rambut ikal Seulgi. Sementara tangan kirinya balas memeluk gadis itu dengan erat.

"Aku takut, jendala itu berbunyi sejak tadi" cicit Seulgi yang masih setia menengelamkan kepala nya di dada bidang itu. Sungguh bagi Seulgi itu adalah tempat ternyaman dan terfavorite bagi dirinya. 

Jimin mengernyitkan dahi nya. "Berbunyi?" Jimin sedikit menjauhkan diri nya dan telunjuk nya mengangkat dagu Seulgi keatas. Membuat gadia mungil itu mendongak menatap nya. Mereka saling menatap sejenak memandang obsidian satu sama lain yang menyejukan. Membuat mereka terhanyut dengan suasana yang tampak romantis itu. Seulgi mengangguk menjawab pertanyaan Jimin. Ia masih terpesona dengan wajah tampan di depan nya ini.

Tangan kanan yang sejak tadi mengelus rambut nya sekarang berpindah ke pipi nya. Mengelus dengan lembut dan hati-hati. Seolah-olah Seulgi adalah sesuatu yang sangat berharga dan harus di perlakukan dengan sangat hati-hati.

"Tenang jangan takut, ada aku disini, eum" Pria Park itu berucap sangat lembut. Ia mengalihkan tatapan nya kearah jendela. "Aku akan coba mengecek nya" saat Jimin hendak melepaskan pelukan mereka Seulgi menahan nya. Membuat si pria Park kembali menatap Seulgi.

"Tenang saja. tidak akan ada apa-apa, ok" ucap nya mencoba menyakinkan Seulgi. Dan itu berhasil. Seulgi menganggukan kepala dan melepaskan pelukan nya.

Jimin berjalan kearah kamar Seulgi yang terbuka. Ia mengamati jendela kamar yang lumayan besar ukuran nya itu dengan teliti. Seperti nya tak ada yang aneh. Tapi Jimin akan coba mengecek nya lebih dekat lagi. Saat ia akan melangkah menuju jendela Seulgi berucap dengan cemas.

"Hati-hati. Aku takut jika itu orang jahat yang mencoba masuk" peringat Seulgi menatap Jimin.

"Kau tenang saja, Jangan khawatir. Lebih baik sekarang kau duduk disana saja" Jimin menunjuk ranjang Seulgi. Dan mantan isteri nya itu mengangguk patuh menuruti perkataan dirinya. Seulgi berjalan cepat menuju kasur nya dan duduk di pinggir ranjang sambil memeluk guling kesayangan nya.

Pria Park itu melangkah hati-hati menuju jendela. Mengendap-endap waspada. Dan itu membuat gadis yang sedang duduk disana berdebar takut.

Jimin membuka jendela kamar Seulgi dan melihat sekeliling. "Bagaimana?" Tanya Seulgi penasaran.

Jimin menghela nafas tapi sedetik kemudian muncul ide jahil di otak nya. Jimin segera menutup jendela dan tak lupa mengunci nya kembali. "Ada apa?" Tanya Seulgi semakin penasaran dengan reaksi yang di berikan Jimin.

Jimin berlari menuju ranjang. menaiki sisi sebelah kiri yang kosong. "Kau benar Seul, itu orang jahat" ucapan Jimin membuat mata sipit Seulgi membulat. "Bahkan jauh lebih mengerikan. Seperti nya dia akan melakukan tindak kejahatan!" Lanjut nya.

"Kau yakin?" Dan pria itu mengangguk yakin.

"Aku tak melihat wajah nya. Karena orang itu menggunakan masker. Dan ia membawa senjata tajam di tangan nya, seperti nya tadi yang kulihat ia membawa obeng atau semacam nya"

Gadis itu benar-benar ketakutan sekarang. Setelah mendengar cerita dari Jimin."Hikss.. hikss.. aku takut, bagaimana kalau orang itu masuk kedalam kamar ku?" Tanya Seulgi menangis.

"Hei tenanglah. Jangan menangis ok, kalau orang itu berani masuk kedalam kamar mu, ia akan berhadapan dengan ku" Jimin segera mendekat kearah Seulgi setelah melihat gadis itu sedang menangis ketakutan akibat dari cerita yang di karang nya. Pria muda bermarga Park itu membawa tubuh mungil gadis itu kedalam pelukan nya.

"Temani aku tidur disini, aku sangat takut" cicit nya pelan tapi masih sanggup di dengar Jimin.

"Kau sungguh yakin minta aku temani di sini? Semalaman?" Tanya nya terkejut dengan permintaan gadisnya itu.

Seulgi menganggukan kepala nya yakin. "Hanya tidur! Tidak yang lain" tegas nya mengancam.

"Baiklah... baiklah.. sayangkuu~~" Jimin mendekap erat Seulgi dan mencium puncak kepala nya. Ia menarik diri nya sedikit dan mengecup kening seulgi dengan lama. Menyalurkan perasaan nyaman kepada gadis beruang sipit yang super galak itu. Seulgi memejam kan mata nya meresapi kecupan manis itu. Setelah jimin melepaskan kecupan nya, seulgi merangsek lebih dalam kepelukan Jimin. Kembali mendusel-dusel di dada bidang lelaki itu. Mencari posisi senyaman mungkin. Sudah ia bilang bukan bahwa itu adalah tempat favoritnya. Karena ia dapat melepaskan segala semua beba nya hanya dengan mendekap Jimin.

"Good night sayang" ucapan selamat tidur dan elusan lembut di puncak kepala nya membuat Seulgi jadi mengantuk berat. Seketika ia melupakan kejadian tadi dan bahkan ia sampe melupakan tugas desain nya. Padahal besok pagi tugas itu harus sudah selesai dan di kumpulkan ke ruangan dosen. Tapi biarlah, mungkin Seulgi akan mengurus nya subuh nanti. Perlahan ia mulai memasuki alam mimpi nya.

Tbc

-Ayu





Marriage LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang