7 | I Met you again

2.1K 230 27
                                    

*play the video*

-

7| Rose's Hotel

Sudah sedari pagi Rose tengah menyibukkan dirinya dengan berbagi hal, salah-satunya mpersiapkan pertemuannya dengan Lisa hari itu untuk membahas mengenai proyek mereka kedepannya.

Hotelnya adalah tempat kesepakatan mereka, setelah mengendarai mobil selama 15 menit lamanya melewati jalanan Seoul yang ramai sampailah dia di parkiran mobil hotelnya,tidak lama berselang Lisa juga sampai dengan mobil Maserati putih dan memakirkannya disamping mobil Rose.

Tanpa peduli dengan kedatangan Lisa, dia mulai mengatur barang-barangnnya, memasukkan barang-barang penting ke dealam tas dan keluar dari pintu mobil depan kemudian membuka pintu mobil belakang untuk mengambil dokumen-dokumennya.

"kau butuh bantuanku?" Lisa yang masih berdiri disamping mobilnya, dengan kameja putih dan celana abu-abu rapi tengah menunggu Rose agar mereka bias jalan bersama, karena ini pertama kalinya dia datang ke hotel itu.

"tidak usah aku bisa sendiri" jawab Rose ketus.

Ketika lisa menawarkan bantuan, jangan menolaknya, karena dia tidak akan menawarkan 2x. Yang lebih lagi, Lisa tidak pernah menawarkan bantuan pada siapapun.

Dengan susah payah, Rose berusaha mengeluarkan sebongkah map dari mobilnya dan menopang map-map itu agar tidak terjatuh. Melihat Lisa yang hanya berjalan santai ke arah lift membuat Rose mengerutu didalam hati,

bisa-bisanya dia benar-benar tidak membantu.

Heels yang dikenakan Rose cukup tinggi -7 cm- membuat gadis itu kesulitan berjalan dengan banyaknya barang yang dia bawa.Dia berusah payah menahan agar 3 buah map besar yang dia dekap tidak jatuh, namun terselip juga satu map dan mengahantam kuku kaki sebelah kanannya.

"ouch!" teriaknya menahan nyeri sekaligus kaget

Sontak itu terdengar oleh telinga Lisa.

"kau ini" entah dari mana Lisa datang dan langsung mengumpulkan semua kertas yang bertebaran dan memasukannya kedalam map yang terjatuh tadi. Rose masih mengingat jelas bahwa jarak Lisa sudah cukup jauh darinya tadi.

Sekali lagi tidak ada yang bisa menebak seorang Lisa, bahkan Rose sekalipun yang kini tengah terpaku saat Lisa memegang ujung kakinya tanpa aba-aba.

"apa ini sakit?"

Tersirat kecemasan dari suara Lisa, namun Rose hanya terdiam dan tidak memberikan jawaban.

Tanpa aba-aba Lisa langsung berdiri dan menarik semua map yang ada didekapannya "sini."

"turunkan sedikit harga dirimu padaku" lanjutnya

Terlihat kekesalan dari wajahnya, bukan karena Rose yang menolaknya, tapi akibat dari gengsi Rose padanya yang kini malah menyakiti diri sendiri.

Rose sendiri tengah dibuat bingung kenapa dia begitu peduli padanya, seingatnya kata orang-orang Lisa adalah manusia tercuek dijagat raya.

Setelah 4 jam lamanya mereka beradu ide dengan sedikit pertengkaran dan perdebatan, kini keduanya tengah menyandarkan diri ke bahu kursi dengan posisi rileks dalam hening.

Sesekali Rose melirik ke arah Lisa, meskipun itu hanya sepersekian detik namun sosok Lisa sukses membuat dirinya kalut.

Rasanya kejadian ini terjadi begitu cepat dan nyata, bahkan tidak pernah terpikir olehnya akan duduk diruangan yang sama seperti ini selama berjam-jam bersama LISA.

Dia masih yakin dan percaya bahwa dirinya masih membenci Lisa, namun ada sisi lain dirinya yang menentang pemikiran itu.

"kau lapar?" tanya Rose setelah bergelut dengan pikirannya sendiri.

Namun justru pertanyaan dia disikapi bingung oleh Lisa, tidak biasanya Rose bersikap baik padanya, mungkin tidak pernah bahkan sejak pertemuan pertama.

"sejak kapan kau perhatian padaku?"

"cepat jawab aku!"

"galak mu permanen ya? terakhir kali ku dengar info tentang mu kau adalah gadis yang sangat ramah, ku rasa penerbit surat kabar itu patut dipecat sekarang"

Rose berdecak kesal dengan respon bertele-tele yang Lisa berikan,

"kau selalu menyebalkan" Rose beranjak dari kursinya dan ingin meninggalkan ruangan yang membuat otaknya semakin panas. Bersama dengan Lisa selama 4 jam sudah sangat lebih dari cukup, jangan ditambah.

"duduk" perintah Lisa secara tiba-tiba yang sontak membuat Rose menoleh,

"aku bukan bo-"

Kalimatnya terpotong ketika Lisa tiba-tiba menunduk dihadapanya sambil memegang ujung jempol kuku kaki kanannya yang habis terkena map tadi. Tidak ada pilihan lain untuk Rose selain duduk kembali.

"apakah ini masih sakit?"

Rose langsung menarik kakinya dari pegangan Lisa dengan spontan.

"yaa! kau tidak usah perhatian padaku, sangat aneh tau" ucap Rose sewot menutupi jantungnya yang kini tengah berdebar hebat.

Tanpa mempedulikan ucapan Rose, Lisa berjalan ke kotak P3K yang berada didalam ruangan itu dan mengambil sebuah plester luka. Lalu dia berjalan kembali pada Rose yang masih terduduk diam menunggunya.

"ketika kau kesakitan bilang lah, jangan menutup-nutupi, wajahmu terlalu jelas memperlihatkannya"

Rose bahkan tidak mengingat sama sekali ekspresi apa yang dia keluarkan, seingatnya dia terus fokus dengan pembahasan mereka tentang proyek di dubai.

Meskipun Lisa terlihat begitu kaku dan strict dihari pertama mereka bertemu yang berhasil membuat nafasnya tercekat, namun Lisa yang ini sangat berbeda, Lisa terlihat begitu penuh perhatian yang terkadang membuat dirinya bingung, bahkan sampai sekarangpun Rose belum melupakan kejadian yang terjadi di club malam waktu itu.

"kau ini aneh" ucap Rose menatap Lisa yang tengah sibuk dengan jempol kakinya, "terkadang kau sangat menyebalkan, terkadang kau sangat perhatian namun tetap menyebalkan, berapa banyak wanita yang sudah jatuh ke godaanmu?"

"jaga mulutmu" ucap Lisa masih fokus dengan jempol kaki Rose, "aku ini orang yang berkelas, tidak sembarang menggoda orang" setelah berhasil memplester luka Rose,di berdiri sambil membetulkan celanannya.

"dan aku tidak pernah memberikan perhatianku pada siapapun" Lisa berjalan meninggalkan ruangan terlebih dulu meninggalkan Rose yang masih terpaku dengan ucapannya barusan.

Tidak pernah perhatian pada siapapun? Yang benar saja kau Lisa.

"hey, jadi makan tidak?" Lisa kembali mengintip dari balik pintu, dan membuyarkan lamunan Rose.

Keduanya menuruni lift menuju parkiran tempat mobil mereka berada.

Selama perjalanan menuju parkiran, otak Rose seperti ada yang tidak beres. Keberadaan Lisa sangat mengacaukan fokusnya sedari kejadian di club malam itu. Ditambah hari ini semuanya semakin lengkap.

Lisa, kau siapa sebenarnya?

Ms. Manoban 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang