Jongin sedang menunggu di depan toko serba guna yang letaknya tepat di bawah bangunan rumah sewa Kyungsoo. Setelah selesai makan bersama Jinkyung dan mengantar sang kekasih untuk pulang ke rumahnya, Jongin memutuskan untuk berkunjung ke rumah Kyungsoo.
Percakapan tentang sikap baik tadi belum terselesaikan. Meskipun Jongin yakin Kyungsoo sudah malas untuk membahas, tetapi tetap saja Jongin tidak lega dengan tampang yang Kyungsoo tunjukkan beberapa waktu tadi. Apalagi ditambah skenario kebohongan tentang menemui Profesor Kwon. Sungguh, Jongin tidak baik-baik saja. Hatinya tidak tenang.
Mata elang lantas mengernyit kala melirik mobil mewah yang terhenti tepat di dekat mobilnya terparkir rapi. Mata Jongin berubah haluan dengan membulat perlahan, menangkap seseorang yang dikenal keluar dari dalam mobil yang mewah. Ingin sekali Jongin tak percaya jika itu adalah Do Kyungsoo, sahabat terdekatnya.
Siapa?
Lelaki dewasa yang memberi tumpangan untuk Kyungsoo, sama sekali Jongin tak bisa mengenali. Bahkan baru kali ini Jongin bertemu dengan lelaki yang cukup rupawan. Ah, bagi Jongin, dia lebih tampan dari lelaki itu. Uh-oh, ini bukan opini.
Jongin cepat-cepat beranjak dari meja dan tempat duduk yang disediakan toko serba guna di bawah rumah sewa Kyungsoo. Dia semakin curiga saja dengan tingkah laku yang lelaki mungil itu berikan pada lelaki tak dikenal. Jongin bahkan sekali pun belum pernah melihat Do Kyungsoo yang terkekeh dengan gigi-giginya. Wah, ini tidak adil.
Dengan cepat, Jongin melesat mendekati; menepis tangan yang akan mengusap surai teman dekat yang selama ini selalu Jongin hargai.
"Jongin!" Jelas saja Kyungsoo kaget. Begitu pula si lelaki dewasa tak dikenal.
"Siapa?" Terdengar sinis; wajar saja, Jongin memang sedang sinis.
"Jongin sedang apa di sini?" Kyungsoo terlihat tak menyangka jika Jongin yang kini berada di antara keduanya. Lelaki dewasa yang cukup tampan itu ikut mengernyit menangkap Jongin yang bertingkah seenaknya.
"Aku tanya, ini siapa?" Kembali Jongin mengulangi pertanyaan, menatap dengan lekat lelaki yang barusan saja berusaha mengusap-usap rema kepala teman dekatnya. Jangan bilang ia tipikal lelaki mesum yang gemar menggoda remaja yang polos dan berbudi pekerti baik.
Bukannya menjawab Jongin, Kyungsoo malah menundukkan kepala, wajahnya berusaha menunjukkan sikap sopan santun. "Chef Jo, maafkan kelancangan teman saya. Dia tidak tahu-menahu."
"Ah, tidak apa Kyungsoo ssi." Lelaki yang dipanggil Chef Jo oleh Kyungsoo tersenyum hangat. "Kalau begitu saya pamit dulu, sampai bertemu besok."
Kyungsoo mengucap salam, ia menundukkan kepala mengiringi lelaki itu masuk ke dalam mobilnya dan melaju hingga hilang di persimpangan kompleks.
Mata Kyungsoo menjeling, menatap tajam dan terlihat kesal dengan Jongin. Tanpa kata-kata, ia melangkahkan kaki tak acuh akan keberadaan Jongin.
"Hei, Hei, Hei!"
Jongin mengejar, mengekori Kyungsoo menaiki anak tangga di samping toko serba guna menuju lantai kedua bangunan di mana Kyungsoo menyewa sebagai tempat tinggalnya.
"Katakan siapa dia?" Jongin mengomel. "Apa kau tak lihat aku sedang khawatir? Bagaimana jika ia bermaksud jahat denganmu, seperti ingin memperkosamu. Kau seharusnya berhati-hati!"
Kyungsoo yang sedang membuka pintu rumah berdecak. Tidak suka dengan Jongin yang berprasangka. "Aku lelaki, dia lelaki, bagaimana cara memperkosa? Berpikirkan lebih jernih, Tuan Kim." Kyungsoo kembali menjeling tajam, dia membuka pintu, dan masuk ke dalam rumah sewanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Manner
Фанфик[COMPLETED] Tidak perlu bersikap baik, karena sikap baik itu akan membuat orang yang menerima menjadi salah paham. Begitu pula Do Kyungsoo. Dia tidak butuh sikap baik yang Kim Jongin tunjukkan, karena semua itu sungguh begitu mengacaukan keh...