Tidak bisa. Semakin ingin Jongin menepis, ia tetap tidak bisa. Kepalanya kini dipenuhi dengan Do Kyungsoo dan segala kecemasannya terhadap lelaki mungil itu.
Tubuhnya terlihat lemah sore tadi, belum lagi wajah yang terbiasa teduh menjadi begitu sangat pucat. Belum pernah ia melihat Do Kyungsoo yang sekacau itu. Sesungguhnya, Jongin tak bisa mengabaikan begitu saja.
Apalagi kala bibir tebal merah milik si lelaki mungil yang tampak mulai mengering tadi meminta untuk menunggu, Jongin sudah tidak dapat menunggu. Sudah dua hari ia tak bisa berpikir jernih, pernyataan cinta dalam keadaan mabuk, membuat kepala serasa ingin meledak saja.
"Kak Jongin, terima kasih." Nada manja yang terdengar dari sang gadis yang menggamit lengan, membuat Jongin tersadar dari lamunan. Ah, Jongin hampir melupakan jika ia sedang berkencan bersama kekasih malam ini.
Setelah menikmati pasta dan steak, Cheongyecheon menjadi rengekan sang kekasih untuk dikunjungi bersama. Jongin tak tega untuk menolak ajakannya, lagi pula selama kebersamaan mereka, belum pernah sekali pun Jongin mengajak berkencan ke tempat yang romantis.
"Kukira ada suatu masalah sehingga Kak Jongin mengabaikan pesanku beberapa hari ini. Akan tetapi, Kakak tidak menolak ajakan kencanku malam ini, kurasa kita baik-baik saja." Dia tersenyum begitu manis.
Padahal senyum manis dari wajah yang jelita itu sempat membuat Jongin berdesir di waktu lalu. Jongin sendiri tak dapat menjelaskan alasannya, akan tetapi, jantungnya tidak berdegup senewen dengan segala sikap manja yang Jinkyung tunjukkan. Tidak menolak segala ajakan, adalah semacam sikap kasihan dan tidak tega jika harus mengabaikan.
Wah, jangan bilang Jongin terlalu cepat bosan dengan hubungan mereka saat ini.
Jongin tak pernah menjalin hubungan percintaan selama ini, lantaran ia memang tak tertarik sama sekali. Bahkan dari sekian banyak pengakuan cinta yang ia dapat, tak sekali pun Jongin sudi membalas.
Jinkyung adalah salah satu gadis pemberani. Dia bahkan tak segan memberi sebuah ciuman dan menyatakan cinta di depan semua orang. Jongin tak ingin membuat malu sang gadis sehingga ia serta-merta menerima pengakuan cintanya waktu itu.
Jongin sedang berusaha menerima hati sepenuhnya, sedang berusaha terlihat seperti mereka adalah sepasang kekasih yang begitu di mabuk cinta. Akan tetapi, semuanya menjadi kacau dan goyah oleh pengakuan cinta yang lain.
Bahkan ucapan malam itu tak dapat dikatakan pengakuan cinta sama sekali, itu hanyalah gumaman tidak valid dari bibir seseorang yang mabuk yang semena-mena memberikan ciuman di bibir dengan begitu erotis. Jongin terus bertanya-tanya mengapa hal semacam itu membuat perasaan goyah dan jantung berdetak kencang tak menentu.
"Kak Jongin, cium aku."
Jongin tersentak dan langkah terhenti oleh kalimat kekasihnya. Gadis itu ikut tersenyum dan kepalanya terangkat menatap Jongin. "Lihat, pasangan di seberang sana. Mereka berciuman."
Mata elang Jongin ikut melirik di mana kekasih memandangi dengan pandangan yang begitu iri. Benar saja, di seberang sana bahkan pasangan itu diberi tepuk tangan meriah setelah ciuman mereka.
"Sejak kita menjalin kasih, belum pernah sekali pun Kakak memberikan ciuman. Selalu saja aku yang serta-merta mencuri di kala Kak Jongin lengah," ucap sang kekasih terdengar sendu, membuat Jongin merasa bersalah.
Barangkali lantaran Jongin bukan orang yang romantis, sehingga ia memang tak bisa mencipta hal yang begitu romantis. Jongin juga tak pintar membaca hati seseorang sehingga ia pun tak tahu jika hal-hal semacam keromantisan begitu sangat dibutuhkan di dalam sebuah hubungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Manner
Fanfiction[COMPLETED] Tidak perlu bersikap baik, karena sikap baik itu akan membuat orang yang menerima menjadi salah paham. Begitu pula Do Kyungsoo. Dia tidak butuh sikap baik yang Kim Jongin tunjukkan, karena semua itu sungguh begitu mengacaukan keh...