Kyungsoo terkesiap; selaras mata terbuka, dia menarik selimut yang menutupi wajah dan seluruh tubuh. Dia mengitari sekeliling. Entah apa yang terjadi semalam, dia sama sekali tak bisa mengingat. Memori ingatan terputus sampai di kala Baekhyun mendatangi di kedai makchang milik Bibi Lee.
"Oh! Kepalaku!" Kyungsoo meringis kesakitan dan memijat kepala sembari mengangkat tubuh untuk bangun.
Bahkan kala bersendawa, napasnya benar-benar beraroma alkohol. Kyungsoo tak mengerti seberapa kacau ia semalam. Semoga saja ia tak berulah hal parah yang bisa mempermalukan diri sendiri.
Terakhir kali Kyungsoo mabuk dan tak sadarkan diri adalah ketika acara penyambutan mahasiswa baru di kampusnya beberapa tahun lalu. Jika saja teman lain tak mengunggah sebuah video memalukan di halaman situs web milik fakultas, barangkali Do Kyungsoo tak tahu jika di malam penyambutan mahasiswa baru, ia mencium bokong kakak senior lantas menjilati hidung lelaki itu hingga ke dahinya.
"Ouhhh!" Kyungsoo menggeleng kepala, mencoba menepis perilaku memalukan yang sudah lama terpendam.
Dia lantas meraih ponsel yang diletakkan di atas nakas tempat tidur. Dia juga tak mengingat kapan ia meletakkan ponsel itu di atas nakas.
Sudah ada beberapa pesan dari Tuan Byun yang cerewet di sana sehingga memaksa Kyungsoo untuk menekan nomor ponsel itu dan menghubungi. Kyungsoo ingin tahu bagaimana bisa ia sampai ke rumah sewanya dan terlelap dengan selimut yang menutupi tubuh pula wajah; dia hampir saja sesak napas oleh karena itu.
"Oi, Tuan Putri? Kau sudah bangun?"
"Tuan Put—Aku ini lelaki, Baek!" Kyungsoo mengumpat kesal. Baekhyun terkikik di seberang telepon.
"Hampir saja dia tak menggendongmu ala Tuan Putri semalam," ucap Baekhyun sembari terbahak renyah, membuat Kyungsoo mengernyit dahi kebingungan.
"Dia?" tanya Kyungsoo, tak mengerti akan dia yang mana yang Baekhyun maksud.
"Tuan Kim yang terhormat. Kau tidak ingat sama sekali? Dia yang membawamu pulang ke rumah."
"Jongin?" Mata Kyungsoo sedikit melebar. Meskipun ia yakin tak mungkin Baekhyun yang mengantar lantaran temannya itu tak akan sanggup membopong hingga ke rumah sewa. Akan tetapi, ia tak tahu bagaimana bisa Kim Jongin yang berakhir mengantar pulang.
"Bagaimana Jongin bisa datang?" tanya Kyungsoo.
"Aku yang menelepon. Kau parah sekali semalam sehingga aku tak sanggup menanggapi. Tuan Kim yang terhormat datang begitu terburu-buru dengan wajah yang khawatir." Terdengar santai sekali Baekhyun bercerita di seberang sana.
Sekelebat Kyungsoo menjadi khawatir. Dia sudah pernah berperilaku buruk saat mabuk dan sialnya dia tak mengingat sama sekali. Dia pula tak mengingat apa yang terjadi semalam.
"Hei Baek! Apa aku berperilaku aneh?" tanya Kyungsoo tergesa-gesa.
"Eum! Aneh sekali. Kau menganiaya cumi-cumi kering sembari merengek. Kau juga mengamuk tiap kali melirik ahjussi yang melewati mejamu."
Kyungsoo tak tahu apakah Baekhyun serius dengan ucapan itu apa tidak, jelasnya ia tak peduli bagian yang itu. Hal aneh yang dimaksud adalah yang ia lakukan dengan Kim Jongin. Kyungsoo benar-benar cemas sekali.
"Maksudku dengan Jongin! Apa aku melakukan hal aneh padanya?" Kyungsoo terdengar mendesak.
"Dengan si Kim? Tidak ada. Entahlah, aku langsung saja kabur setelah ia datang menemui."
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Manner
Fanfiction[COMPLETED] Tidak perlu bersikap baik, karena sikap baik itu akan membuat orang yang menerima menjadi salah paham. Begitu pula Do Kyungsoo. Dia tidak butuh sikap baik yang Kim Jongin tunjukkan, karena semua itu sungguh begitu mengacaukan keh...