1

26 2 0
                                    

Aku disini. Aku takkan meninggalkanmu...
Lagi-lagi Eric terbangun di tengah malam. Keringat dingin mengucur deras di dahinya.  Entah sudah berapa kali dia mengalami mimpi yang menyesakkan.  Kata-kata itu terus muncul dalam mimpinya. Rasanya begitu nyata. Dan lagi. Matanya sembab. Dia selalu menangis saat mimpi itu bekerja di alam bawah sadarnya.

" Aku lelah jika seperti ini terus. Mimpi ini menyiksaku tiap malam ", gumamnya lirih. Segera dia menuju dapur hendak mengambil minuman untuk menyegarkan kembali tubuh dan juga pikirannya. Rumahnya saat itu sepi. Eric hanya berdua di rumah bersama adik kecilnya, Daisy. Kedua orangtuanya sedang berada di Belanda sibuk dengan pekerjaan mereka. Sekitar enam bulan sekali mereka baru bisa pulang. Miris ya? Itulah yang dialami oleh Eric dan Daisy. Mereka sudah terbiasa karena keadaan yang memaksa mereka menjadi seperti ini.

Rumah milik Eric cukup besar. Sehingga langkah kaki milik Eric sendiri dapat terdengar di seluruh penjuru rumah. Sedangkan adik kecilnya, Daisy sudah terlelap sedari tadi. Samar-samar Eric mendengar derap langkah kaki di dapur. Awalnya Eric mengira pemilik suara langkah kaki itu adalah Daisy. Tapi dia salah. Tidak ada seorangpun di dapur. Dan segera dia mengecek kamar Daisy. Tampak Daisy sedang terlelap.

" Ah mungkin perasaanku saja ", seraya menutup kembali pintu kamar Daisy.

Eric segera menuju ke kamarnya. Dia hendak tidur kembali setelah merasa cukup enak. Tapi dia takut jika mimpi itu datang lagi. Dia sudah lelah. Tiba-tiba semilir angin lembut masuk ke kamarnya. Jendela kamarnya sengaja dibiarkan terbuka sedikit oleh pemiliknya. Beberapa helai rambut cokelat milik lelaki itu bergerak-gerak karena angin itu. Matanya tampak terpejam. Sepertinya dia menikmati sentuhan angin itu. Tanpa sadar pandangannya mulai buram dan kegelapan pun merenggutnya. Tanpa sadar matanya akhirnya terpejam.

Kita akan segera bertemu lagi...
Suara yang hampir tak terdengar oleh siapapun tiba-tiba saja memecah kesunyian di kamar Eric. Tapi sayang, pemilik kamar tak mendengar suara itu.

Sinar mentari hangat mulai memancarkan kehangatannya. Tapi pemilik kamar sama sekali tidak terpengaruh oleh kehadiran mentari yang hangat. Dia tampak tidak bergerak sama sekali. Apakah dia malas? Ataukah dia begitu karena begitu lelah sehingga sulit membuka matanya? Hanya dia saja yang tahu akan hal itu.

Tok

Tok

Tok

Terdengar sayup-sayup suara ketukan pintu dari luar kamar Eric. Tapi sayangnya itu tidak membangunkan sang pemilik kamar.

" Kakak... Aku mau pergi ke taman bunga hari ini. Katanya kakak mau menemaniku kesana hari ini ", gadis kecil itu tampak kesal dibuatnya. Wajahnya cemberut karena sedari tadi Eric mengabaikannya. Tapi gadis kecil itu tidak menyerah. Volume suaranya mulai meninggi ditambah lagi dia mulai menggedor pintu itu. Sayup-sayup Eric mendengar suara gaduh dari luar pintu kamarnya. Matanya mengerjap beberapa kali memastikan dia tidak bermimpi. Dan memang dia tidak bermimpi saat ini. Seketika raut wajahnya berubah tegang. Segera dia lompat dari ranjangnya menuju kamar mandi. Tapi sebelum itu dia sempat berteriak dari dalam kamar, " Sy, aku mau buang air besar dulu. Perutku terasa sakit. Kau bisa menungguku kan? Tidak lama kok ". Tentu saat ini dia berbohong. Jelas dia baru bangun tadi.

" Ehm baiklah... ", Tampaknya gadis itu mempercayai perkataan kakaknya barusan. Dasar anak kecil terlalu polos.

Sepuluh menit berlalu. Tampak Eric keluar dari kamar mandi. Rambutnya yang cokelat itu basah. Ditambah tubuhnya yang sixpack membuat kesan hot. Dia mengenakan kaos putih polos dan celana kotak-kotak selutut. Penampilannya saat ini membuat siapapun yang melihatnya akan tergoda. Siapa yang tidak tergoda dengan lelaki muda  tampan yang memiliki rambut cokelat ala anak millenial dan tubuh yang terbilang sixpack, memiliki netra hijau sapphire yang indah, postur tubuh sekitar 180 cm. Uh, benar-benar Daisy beruntung punya kakak seperti Eric. Jika aku berada di posisi Daisy, aku tak akan pernah mengizinkan siapapun mendekati Eric.
Ups, maaf hehe. Pikiranku mulai lagi :).

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Yang TerlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang