Hari itu menjadi hari yang sibuk bagi Rony. Ia terbang ke Bengkulu untuk tampil dalam sebuah festival musik di sana. Suasana sudah ramai sejak pagi, dan para penggemar tampak antusias menyambut para musisi yang hadir. Lyodra, salah satu penyanyi terkenal, juga dijadwalkan tampil di acara yang sama. Pihak manajemen dan panitia acara memiliki ide untuk membuat penampilan yang mengejutkan dengan meminta Rony dan Lyodra berduet.
Saat diberitahu tentang rencana tersebut, Rony sempat terdiam sejenak. Namun, melihat antusiasme dari semua pihak, ia akhirnya menyetujui ide itu. Lyodra pun tak keberatan. “Wah, seru banget nih kalau kita duet.” ucap Lyodra sambil tersenyum kepada Rony. “Kamu siap ‘kan, Ron? Kali ini duetnya nggak terpisah benua, hahaha.”
Rony hanya membalas dengan senyum dan anggukan. Meskipun hatinya sedikit gugup, ia tahu bahwa momen ini akan menjadi pengalaman menarik.
Setelah sesi gladi bersih selesai, malam pun tiba. Rony tampil lebih dulu di atas panggung, membawakan beberapa lagu hitsnya. Sorak sorai penonton mengiringi setiap nada yang ia nyanyikan. Penampilan Rony berjalan sukses, dan ia meninggalkan panggung dengan tepuk tangan meriah dari para penggemarnya. Setelah itu, giliran Lyodra yang naik ke atas panggung.
Lyodra membawakan beberapa lagu andalannya dengan penuh energi. Ketika setlist mencapai lagu “Ada”, ia tiba-tiba berhenti sejenak dan menatap penonton.
“Next song, aku nggak bakal sendiri. Aku bakal panggil temen aku, Pada pengen kita duet?” ucapnya dengan senyuman lebar.
“Aku akan manggil teman aku, yang suaranya lakik banget!”
“Rony!”
Penonton langsung bersorak riuh mendengar nama Rony disebut. Beberapa dari mereka berteriak kegirangan, dan suasana semakin meriah. Rony yang berada di backstage tampak terkejut sesaat, namun ia segera menaiki panggung dengan senyuman tenang. Ia mengambil mikrofon yang disodorkan oleh kru, lalu berdiri di samping Lyodra.
“Wah, gue nggak nyangka dipanggil lagi,” ucap Rony santai sambil melirik Lyodra, membuat penonton tertawa.
"Pada pengen kita duet tau Ron!" ucap Lyodra.
"Wah iya?" Rony tersenyum atas sorak riuh penonton.
“Siapa yang udah siap denger duet kita?” seru Lyodra.
“Kita bikin Bengkulu semakin romantis ya!” ucap Lyodra dan membuat penonton menjawab dengan teriakan semangat. Musik pun mulai mengalun, dan keduanya mulai bernyanyi bersama. Harmoni suara mereka memukau semua orang yang hadir. Chemistry di atas panggung begitu terlihat, dengan tatapan penuh penghayatan dari keduanya. Penonton merekam momen itu dengan kamera ponsel mereka, dan beberapa bahkan tampak menangis karena terharu.
Saat lagu berakhir, tepuk tangan meriah memenuhi arena. Rony dan Lyodra membungkuk hormat sambil tersenyum lebar. Penampilan mereka tidak hanya menjadi kejutan besar malam itu, tetapi juga langsung menjadi pembicaraan di media sosial.
---
Di tempat lain, Salma dan Nabila baru saja selesai tampil di acara musik lain di kota yang berbeda. Setelah manggung, mereka beristirahat di ruang tunggu artis sambil menikmati makanan ringan. Suasana terasa santai. Nabila sibuk scrolling media sosial di ponselnya, sementara Salma sibuk melepas sepatu heels-nya.
“Kak Sal, kamu harus liat ini deh,” ucap Nabila tiba-tiba, nada suaranya terdengar antusias. Ia menyodorkan ponselnya ke arah Salma.
Di layar terlihat video duet Rony dan Lyodra yang sedang viral di platform media sosial. Salma memperhatikan video itu dengan saksama. Suara merdu Lyodra berpadu dengan vokal khas Rony menciptakan harmoni yang sempurna. Cara mereka saling menatap dan menyampaikan emosi dalam lagu itu terlihat begitu natural.
“Gila, romantis banget mereka. Kayak pasangan beneran,” komentar Nabila tanpa sadar, matanya berbinar. “Nggak heran ini langsung trending.”
Salma hanya terdiam, menatap layar dengan perasaan campur aduk. Ada sesuatu yang aneh menggelitik hatinya, tapi ia tidak bisa menjelaskan apa itu. Ia merasa tidak nyaman melihat kedekatan Rony dan Lyodra di video tersebut. Namun, ia juga tidak ingin terlalu memikirkannya.
“Hmm, iya, bagus,” jawab Salma singkat, berusaha terdengar biasa saja. Ia mengembalikan ponsel Nabila dan mengambil botol air mineralnya.
Salma mengangguk pelan. “Paan sih! Ya terus responnya harus gimana?”
Nabila mengangkat bahu. “Hmmm oke. Eh tapi mereka ini deket beneran kah? Atau gimana?”
Salma terdiam sesaat, lalu menjawab dengan nada datar. “Mungkin cuma temenan.”
Mendengar jawaban Salma yang singkat, Nabila memutuskan untuk tidak melanjutkan pembicaraan. Ia kembali fokus pada ponselnya, sementara Salma bersandar ke sofa dan memejamkan mata. Namun, pikirannya tidak bisa tenang. Bayangan duet Rony dan Lyodra terus berputar di kepalanya.
“Kenapa gue malah kepikiran hal ini, sih?” gumamnya dalam hati.
Salma mencoba mengalihkan pikirannya dengan membuka ponselnya sendiri, tetapi tetap saja ia tidak bisa berhenti memikirkan Rony. Ada perasaan asing yang mulai muncul, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Rasanya aneh, seperti ada bagian dari dirinya yang iri. Namun, ia tidak tahu apakah itu hanya karena Lyodra atau sesuatu yang lebih dalam.
“Apa gue… peduli sama Rony?” pikirnya pelan. Pertanyaan itu muncul tanpa disadari, membuatnya semakin gelisah.
Ia memandang ke arah Nabila yang sedang tertawa kecil melihat video lain di ponselnya. Salma ingin berbagi perasaannya, tapi ia ragu. Bagaimana jika perasaan ini hanya ilusi belaka? Bagaimana jika semuanya hanya karena suasana? Namun, semakin ia mencoba menepis, semakin kuat perasaan itu muncul.
Malam itu, saat akhirnya mereka kembali ke kamar hotel, Salma berbaring di tempat tidur dengan pikiran yang terus berputar. Wajah Rony dan suara harmoni duet itu seakan tidak mau pergi dari benaknya. Ia memejamkan mata, berharap bisa tertidur dan melupakan semuanya. Tapi pertanyaan besar itu terus menghantuinya: Apa sebenarnya yang gue rasain ke Rony?
Sementara itu, di Bengkulu, Rony dan Lyodra sedang berbincang di backstage setelah penampilan mereka yang sukses besar. Beberapa kru dan manajer mereka juga memuji chemistry mereka di atas panggung.
“Tadi keren banget, Ron,” ujar Lyodra sambil tersenyum. “Seneng deh bisa nyanyi bareng.”
“Sama-sama, Ly. Kamu selalu keren!,” balas Rony.
Lyodra mengangguk. “Thank you! Kamu juga keren loh!”
Rony tersenyum kecil, meski pikirannya melayang ke tempat lain. Dalam hati, ia bertanya-tanya apakah Salma melihat penampilannya malam ini. Ada bagian dari dirinya yang berharap Salma tahu dan memberi tanggapan. Namun, ia tahu bahwa kemungkinan itu kecil.
Malam itu, masing-masing dari mereka—Salma dan Rony—tenggelam dalam pikiran mereka sendiri. Dunia terus berbicara tentang duet yang viral, tetapi ada cerita lain yang perlahan tumbuh di antara hati mereka yang diam-diam saling terhubung.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.