Seminggu sebelum jadwal keberangkatan ke Jakarta, aku punya schedule kerjaan yang warbiasah banyak buat diselesaikan. Hampir setiap hari lembur atau bawa kerjaan ke rumah biar cepet beres.
Setelah tenaga dan pikiran terkuras akhirnya tiba juga waktunya aku pergi, meskipun pergi juga dalam urusan kantor sih sebenarnya, tapi lumayanlah buat istirahat dan cuci mata dikit.
Belum terlalu malam saat aku selesai packing. Kebetulan aku sedang nggak shalat dan lagi sendirian di rumah, jadi bebas merdeka nggak ada yang diberesin.
Sebelum tidur aku menelpon taksi langganan buat ngejemput besoknya pagi-pagi benar, soalnya aku terbang dengan pesawat pagi.
Koper udah beres. Pakaian buat besok udah tergantung rapi dan siap pakai. Printilan cewek, obat masuk angin, coklat, dompet dan barang lain sudah masuk ke sling bag.
Tinggal nyalain alarm buat pagi besok dan tidur. Tidurku malam itu sepertinya pulas benar, sampai bunyi telepon menjerit di samping telinga.
"Halo, An," suara pria itu membuatku terjaga sepenuhnya.
"Iya, om?"
"Jadi dijemputi kan?" dia adalah Pak Madi, sopir taksi langganan yang rumahnya satu komplek denganku.
"Ya iya dong om," sahutku sambil duduk dan mengernyit ke jendela yang masih tertutup gordin.
"Aku berangkat sekarang ya."
Eh busyeeet, sambil menutup telepon aku memelototi penunjuk waktu di handphone, menarik gorden dan melihat langit mulai menerang.
Kesadaran menamparku seperti guyuran air es yang disiramkan langsung ke kepala. Gedubrakan buru-buru ke kamar mandi, sikat gigi dan mencuci muka.
Dengan secepat kilat berpakaian dan menyemprotkan sedikit parfum. Baru selesai berpakaian tau-tau deru taksi Pak Madi sudah berada di halaman. Panik? Ya iyalaaaah...
"Pak, tunggu bentar ya!" Aku meneriakinya dari balik pintu.
Buru-buru memeriksa pintu dan jendela yang masih terkunci sama seperti waktu malam aku tinggalkan tidur. Melesat masuk taksi sambil menyeret koper.
Aku berdandan sedikit di taksi karena tidak sempat tadi di rumah, kemudian mengecek handphone. Apa kabar ya dengan alarmku? Masa iya aku tidak mendengar. Dan setelah kuperiksa ternyata, aku lupa mengganti hari di alarm..hhhfff
Untunglah untuk ke airport dari rumahku cuma butuh waktu 15 menit perjalanan tanpa macet, dan emang nggak ada macet di sini, kecuali ada kebakaran atau kecelakaan.
Fortunately aku nyampe tepat waktu, yaaah agak telat dikit dari perjanjian dengan teman seperjalananku. Kami berangkat dan tiba tepat waktu dengan tenang. Dan sampai sekarang dia nggak pernah tau kalo aku berangkat pagi itu tanpa mandi.... haha..
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET ESCAPE
RandomAna seorang pegawai biasa yang terkadang membutuhkan pelarian dari kesibukan kantor. Mulai dari tidur seharian di rumah, nge mall sampai pegel, nonton marathon, atau jalan-jalan ke tempat menyenangkan dengan teman-teman. Dan dalam pelarian itu kadan...