C.4

1K 165 4
                                    

Sebuah ruangan yang penuh dengan bunga dengan banyak jenis, Tzuyu lagi-lagi datang ke tempat ini, "Bibi, aku datang!" Suara Tzuyu yang cukup lantang membuat yeoja paruh bayah yang sedang menata rapih bunga-bunganya terkejut sedikit lalu menggelengkan kepalanya, "Kau ini, jangan terlalu bersemangat seperti itu. Menganggetkanku." Tzuyu hanya terkekeh kecil

"Ganti pakaianmu dulu baru mulai bekerja." Ucapannya di respon anggukkan mantap dari Tzuyu, berjalan ke ruangan ganti, ia menggantikan seragam sekolah menjadi kaos polos dengan lengan panjang berwarna ungu pastel, celana bahan berwarna hitam dan kaos yang diselipkan ke dalam celana agar terlihat rapih

Usai berganti pakaian, ia menaruh seragam sekolahnya dengan rapih di dalam tasnya, meletakkan benda itu tidak jauh dari meja kasir yang tidak jauh dari dirinya, "Sudah makan?" Tzuyu menepuk pelan keningnya, lalu menampakkan cengiran terhadap yeoja paruh bayah itu, "Astaga, kan sudah aku bilang, pulang dulu kerumah baru datang kesini." Tzuyu mempoutkan bibirnya dengan lucu

"Aku terlalu bersemangat, bi." Ujarnya dengan wajah memelasnya, mendapatkan gelengan kepala dari bibinya, "Kau ingin makan dulu?" Tzuyu menggelengkan kepalanya dengan pelan, "Waktu bekerjaku tidak lama bi, jadi nanti saja." Bibinya mengerti dengan apa yang di maksud Tzuyu, waktu kerjanya memang tidak terlalu lama, karena memang wanita paruh bayah ini yang meminta Tzuyu hanya bekerja disana sebentar

Bibi Arin, dia bagaikan malaikat yang turun untuk mengembalikan kebahagian yang sudah hancur berkeping-keping dalam kehidupan Tzuyu. Kehilangan orang yang kita sayangi bukanlah apa yang diinginkan setiap orang, itu sangat menyakitkan. Dengan hilangnya mereka, semuanya pun perlahan memudar, bahkan kebahagiaannya sudah tak terlihat dimanapun Tzuyu berada

Saat itu usia Tzuyu tujuh tahun, kehilangan sosok lelaki yang kuat, tangguh dan mampu memberi kebahagian untuk Tzuyu membuatnya sangat terguncang. Kecelakaan yang ayahnya alami hendak pulang dari pekerjaannya ternyata adalah rencana yang sudah di siapkan oleh seseorang

Bukan lagi terpukul dan tersakiti, rasanya Tzuyu ingin mengakhiri hidupnya saat ia tahu yang merencanakan semuanya adalah kekasih gelap dari wanita cantik yang sudah melahirkan dan merawatnya dengan baik, ibunya. Terhantam dengan kenyataannya yang menyakitkan secara bersamaan, Tzuyu tidak bisa berpikir jernih lagi

Kepergian ayahnya, mengetahui ibunya berhubungan dengan lelaki lain, rencana kecelakaan yang sukses merenggut ayahnya. Semua berjalan begitu saja dan kehancuran mendatanginya

Hubungannya dengan ibunya pun merenggang, walaupun sebenarnya Tzuyu mengetahui kalau rencana yang pria itu lakukan adalah murni rencana miliknya, ibunya tidak termaksud. Tapi, rasa kecewa dan sakit hati terus menyelimuti diri Tzuyu, membuat mereka terlihat tidak baik-baik saja

Beberapa tahun selanjutnya, ia menjalankan hidupnya tetap dengan ibunya, namun rasa canggung, kecewa, kekesalan dan kesedihan terus menjadi suasan yang ada di dalam rumah ini. Hingga tepat sebelum hari dimana usia Tzuyu beranjak ke-12 tahun, dunianya kembali menggelap bagaikan awan hitam yang berkumpul di langit, menumpahkan rintik-rintik hujannya

Tzuyu ditinggalkan lagi. Ibunya di nyatakan tidak dapat bertahan dari penyakit yang terus menyebar dalam dirinya, dan pergi untuk selamanya. Meninggalkannya seorang diri lagi

Dunianya benar-benar hancur. Bahkan dirinya pun sama. Dari pihak keluarga ayah maupun ibunya tidak ada yang datang mengujunginya. Membiarkan Tzuyu hidup sendirian dengan kerja keras untuk menghidupkan dirinya, hingga sosok Bibi Arin datang membawanya kedalam keluarganya

Memberikan fasilitas yang cukup, semua kebutuhan Tzuyu  terpenuhi, termasuk dengan pendidikannya. Tzuyu dipindahkan ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya disana, menurut bibi Arin, Tzuyu harus membuang kenangan kelamnya, maka dari itu dia membuat beberapa tahunnya yeoja dengan paras cantik ini di luar negeri, jauh dari masa lalunya

Hingga sekarang, mereka hidup layaknya keluarga. Tzuyu memang menganggapnya sebagai ibunya, namun ia belum cukup siap untuk sampai sekarang menyebut panggilan itu kepadanya, dan Bibi Arin pun tidak masalah

"Putra bibi kapan balik?" Tzuyu mulai membuka perbincangan di antara mereka dengan menanyakan perihal namja tampan berparas layaknya pangeran dari sebuah kerajaan besar seperti di dongeng, namja itu anak kandung dari bibi Arin, "Lusa. Seharusnya sudah balik hari ini, tapi katanya ada kegiatan mendadak disana." Mengangguk mengerti, Tzuyu pun terdiam kembali

Bibi Arin mengulas senyumnya, "Tumben sekali bertanya, merindukannya?" Wajah Tzuyu tampak mencerna perkataan bibinya dalam diam, dia menggelengkan kepalanya heran, "Ehh, aku merindukannya? Aish, tidak mungkin." Bibi Arin tampak tertawa kecil di hadapannya

"Tapi, kemarin bibi berbicara dengannya dan katanya dia merindukanmu, lho." Tzuyu langsung memalingkan wajahnya yang mungkin sudah memerah karena ucapan bibinya, jelas dia malu, siapa yang tidak senang dirindukan dengan namja seperti putra bibi Arin ini

Jika Tzuyu pikirkan lagi, Putra Bibi Arin dan Taehyung memang mempunyai pesona yang siap meledakkan kewarasan dan merusak kerja jantungnya. Mereka itu tampak bukan seperti manusia pada umumnya! Standar ketampanan mereka di atas kesadaran manusia!

Tzuyu menghela nafasnya, jadi mengingat Taehyung, apalagi saat mereka tanpa sengaja bertemu di ruangan kesehatan, berhadapan langsung, saling bicara walaupun tidak banyak, jantung Tzuyu menggila dengan cepat, ini tidak baik!

Kling...

Bunyi lonceng yang ketika pelanggan datang membuka pintunya terdengar di telinga keduanya, menoleh bersamaan, Bibi Arin lebih dulu menyapa sosok namja yang sedang mencari beberapa bunga untuk dijadikan rangkaian, "Apa ini untuk kekasihmu, nak?" Namja itu tersenyum menampakkan kedua gigi kelincinya, menggemaskan

Tunggu, Tzuyu tampak tidak asing dengan namja yang ada dihadapannya ini, mereka sepertinya sering bertemu, iya, bertemu disekolah! Bukankah dia teman dekatnya Taehyung?

Ahh, iya, Jeon Jungkook!

"Terima kasih, bi, aku suka dengan bunga yang kau pilihkan. Aku akan menuju kasir." Dia melangkahkan kakinya menuju ke arah dimana Tzuyu berada, sebenarnya Tzuyu tampak gugup, dia itu teman dekatnya Taehyung, jelas sekali bagaimana dekat dan bersahabatnya mereka berdua. Selalu bersama dimana pun

Namun, jujur, bukan itu yang membuat Tzuyu gugup dihadapannya. Jungkook pernah tidak sengaja melihat Tzuyu meletakkan bunga dan beberapa hadiah untuk Taehyung. Bahkan dia kerap menggoda Tzuyu jika mereka tanpa sengaja berpapasan

"Taehyung sering bertanya kepada teman-temannya, dia ingin mengetahui sosok dirimu, bukankah itu terdengar baik? Mau aku saja yang katakan kepada Taehyung kalau sebenarnya dirimu yang melakukannya?"

Dengan cepat Tzuyu menggelengkan kepalanya, menatap tajam Jungkook yang ada di depannya, "Jangan katakan apapun tentangku. Aku tidak ingin dia tahu. Aku takut dia kecewa, kumohon."

Tzuyu takut namja itu menyesal mengetahui dirinya, Chou Tzuyu, yang memberikan bunga dan barang-barang yang sering ia kenakan tanpa ia tahu siapa yang memberikannya

"Ehh, kamu?"

Sadar dari lamunannya, Tzuyu menggelengkan kepalanya kecil, tersenyum canggung ke arah Jungkook, ia juga mengulas senyumannya, "Aku ingin membayar ini." Tzuyu menganggukkan kepalanya dan memeriksa berapa total yang perlu ia bayar, tertara di layar komputer berapa harga yang perlu ia berikan kepada Tzuyu

"Kamu bekerja disini?" Menoleh ke arah Jungkook yang sedang menatapnya, ia menganggukkan kepalanya tidak merespon dengan ucapannya. Jungkook mengangguk mengerti, "Ini kembaliannya." Jungkook mengambil kembalian tersebut dari tangan mungil Tzuyu

"Pantas saja sering membawakan Taehyung bunga, kamu bekerja disini." Jungkook masih setia berdiri di depannya Tzuyu walaupun terhalang meja kasir, "Bisa berikan bunga juga kepadaku setiap hari? Mungkin aku akan membalas pemberianmu itu." Tanya Jungkook yang terdengar serius ditelinga milik Tzuyu, Tzuyu menatapnya bingung, "Untuk apa?" Tanyanya balik

Jungkook mengulas senyumnya, ia kembali berucap, "Sudahlah, aku hanya bergurau. Sampai bertemu lagi di sekolah." Dia melembaikan tangannya ke arah Tzuyu, ia hanya membalas dengan anggukan kecil dari tempatnya. Ia masih berusaha mencerna apa yang Jungkook katakan padanya, aneh sekali

Memberikannya bunga seperti apa yang ia lakukan kepada Taehyung setiap hari, dan membalas pemberiannya,  maksudnya apa?

[TBC]

Rose•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang