Tzuyu's POV
Aku tidak tahu harus bersyukur atau merutuki kejadian tadi malam. Menatap sosoknya masih terbaring lemah di atas ranjang empuk namun tak luas milikku, aku menghela nafasku dengan pasrah.
Gelapnya malam hari pun telah berganti dengan cerahnya sang matahari, waktunya melakukan aktivitas yang selama lima hari berturut-turut aku lakukan, "Tzu, temanmu sudah dibangunkan?" Aku menoleh ke belakang, mencari sosok yang sedang sibuk menata rapih beberapa wadah makanan di atas meja makan, "Dia tampak sedang tidak baik, Bi. Apa perlu aku bangunkan?" Tanyaku ragu
"Pasti dia demam. Kalau begitu jangan, biarkan dia beristirahat dan kau segera sarapan lalu berangkat sekolah. Perihal temanmu biar bibi yang mengurusnya." Sebenarnya aku sedikit tidak enak membiarkan Bibi merawat Taehyung, apalagi Bibi harus menjaga toko miliknya sendiri, pasti sangat merepotkan
Iya, sosok itu adalah Taehyung. Namja yang kemarin tak tahu alasannya melakukan baku hantam di dekat persimpangan rumah bibiku, tubuhnya terjatuh lemas ke tanah saat pria lain yang ada disana berhasil menghantamnya habis-habisan. Taehyung pun juga sukses mendaratkan pukulan hebat miliknya, aku tahu karena kondisi pria itu tak jauh beda dari Taehyung namun tetap berakhir dengan Taehyung yang ditinggalkan sendirian disana
Yeoja yang berdiri dibelakang Taehyung kemarin malam pun ditarik paksa sebelum diriku benar-benar hadir disana, tanpa berpikir panjang kemarin malam, aku membantu Taehyung yang masih sedikit sadar untuk berjalan kerumah bibi dan mengobati beberapa luka besar maupun kecil yang terukir di wajah tampannya
"Aku sudah selesai. Aku akan berangkat sekolah, Sungjae sudah menjemputku, Bi." Bibi hanya menganggukkan kepalanya santai, setelah berpamitan dengannya presensiku mulai menghilang dibalik pintu utama rumah Bibi
Aku bisa melihat sosok namja berkaki jenjang sedang berdiri disamping motornya, dia sedang berkaca di spion milik motornya, "Eoh, aku baru ingin memanggilmu." Dia sedikit salah tingkah, mungkin malu karena kegiatannya terlihat olehku, tidak tahu, deh
Menahan tawaku, aku hanya kembali berucap, "Ayo, kita segera berangkat. Aku tidak mau kau telat." Dia menganggukkan kepalanya dan aku pun berjalan lebih mendekat ke arah motor miliknya, sebelum aku menaiki motor besar punyanya, dia memberikan aku pelindung kepala yang cukup imut gambarnya, "Tidak mungkin kan kalau ini milikmu?"
Dia terkekeh pada posisinya, "Tentu tidak. Itu milik adikku." Setelah kami puas dengan kekehan kami, Sungjae mengisyaratkan diriku untuk segera naik ke motornya dan aku pun melakukannya setelah beberapa detik kemudian. Menyalakan mesinnya, siap dengan posisi kami pula, Sungjae mulai menjalankan motor besar miliknya
-----
"Sudah melupakan Taehyung rupanya? Kenapa tidak memilih denganku saja?"
Aku tidak tahu harus menanggapinya dengan ucapan apa, pria dengan julukan playboy ini sejak tadi mengikutiku kemana pun aku pergi, jangan lupakan dengan sosok Jungkook yang senantiasa mengikutinya pula, "Jim, sudahlah. Jangan ganggu Tzuyu terus." Kurasa telat sekali dia mengucapkannya
"Aku tidak menganggunya asal kau tahu saja. Dia pun merasa tidak keberatan aku mengikutinya." Aku langsung menghentikan langkahku, cukup membuat pria Park yang jelas-jelas berjalan dibelakangku menghentikan langkahnya pula secara mendadak, "Aku bukannya tidak keberatan kau mengangguku seperti ini. Hanya saja, aku tidak ingin membuat keributan di pagi hari." Ujarku
Wajahnya tampak tidak percaya menatapku, tidak tahu karena pertama kalinya aku bertutur kata sebanyak itu atau memang ucapanku sedikit kasar, itu membuatnya melongo tak percaya, "Wah, aku baru kali ini mendengarmu bicara sebanyak itu padaku." Tuh, kan. Aku lebih memilih melanjutkan langkahku, dia pun sama
"Tapi, aku tidak mengerti. Keributan apa yang kau maksud?" Tanyanya dengan wajah yang aku sendiri pun tidak tahu itu disengaja atau tidak, dia membuat raut wajah polos layaknya bayi yang memang tidak mengetahui apapun, "Jika aku menolakmu---anggap saja aku menolakmu untuk berjalan berdampingan denganku, pasti seluruh siswi disini tidak akan segan-segannya mengucilkanku? Ya, pokoknya seperti itu." Masih tak memberhentikan langkahku
Aku sudah mulai melihat tatapan tak suka disekitarku, bahkan ada juga yang membuatku tercengang dalam diam, mereka tersenyum di depan namun ketika lewat melintasiku mereka berbisik hal kejam yang mencekat leherku, "Jim, bukankah kau berbicara terlalu banyak?" Sungguh, dia terlalu banyak berucap dan aku tidak suka mengenai itu
Bukan hanya namja itu, sosok yang berjalan dibelakang Jimin pum tercengang bukan main dengan ucapanku. Baiklah, mereka berdua memang teman sejatinya Kim Taehyung tapi tetap saja, aku tidak suka kalau sikapnya seperti ini
Apalagi---tunggu, sebentar. Aku termenung cukup lama, menoleh ke arah Jimin yang masih melongo, netraku selanjutnya beralih ke arah Jungkook yang sudah terlihat lebih santai seperti biasanya, "Kau memberitahu sesuatu kepadanya?" Aku menatapnya cukup tajam, mencoba mencari celah pada manik lekat milik Jungkook
"M-memberitahu apa? Aku sama sekali tidak mengatakan apapun pada Jimin." Tidak semudah itu aku percaya padanya, mana mungkin tiba-tiba sosok Jimin tahu aku suka dengan Taehyung?
"Jangan berbohong. Benar, kan?"
Aku ingin sekali menjambak, berteriak kencang disini juga saat ini. Dia menganggukkan kepalanya dengan wajah bersalah, aku hanya bisa menghela nafas sekarang, "Sudahlah. Aku mau ke kelas, jangan ganggu aku." Tak menunggu respon apapun darinya, langkahku langsung bergerak menjauhi mereka
Sebelum aku benar-benar tiba pada kelas belajarku, aku menghampiri terlebih dahulu loker yang pasti itu milikku. Membereskan dan mengambil beberapa buku pelajaran disana, benda asing nampak menjadi perhatian lebih netraku saat ini, "Kotak apa ini? Aku rasa, aku tidak pernah kotak seperti ini." Aku memperhatikan setiap sisi kotak tersebut, belum ingin membuka apa yang ada di dalam sana
"Hey, itu apa?" Menoleh ke arah sumber suara, aku hanya bisa menggelengkan kepala, "Tidak tahu. Aku menemuinya di lokerku." Jeongyeon tampak penasaran dengan kotak yang ada di dalam genggamanku, ukurannya tidak begitu besar namun juga tidak kecil, "Sini aku buka."
Tanpa basa-basi lagi aku mengulurkan kotak itu ke arah Jeongyeon, yeoja itu pun tidak berpikir dua kali untuk segera membukanya, "Ini gila!" Pekik Jeongyeon yang cukup ditahan olehnya. Dia tidak membukanya dengan lebar membuat hanya dari sisinya saja yang bisa melihat apa isi di dalamnya, "Aku mau lihat."
Mataku membalalak lebar, kelu hanya untuk sekedar berucap karena terkejut, bahkan tubuhku meremang hebat melihat gambar dan tulisan yang tertera disana, "Orang ini sudah tidak waras, dia bermaksud mengancam dirimu karena tahu semua pemberianmu itu dipakai oleh Taehyung?" Jeongyeon mengusap wajahnya kasar, aku masih terdiam tanpa berkutik sama sekali, sangat mendadak kakiku melemas
"Tzu, kurasa kau berhenti saja. Aku hanya khawatir kalau orang ini benar-benar melukaimu. Maksudku, kau tahu kan bagaimana gilanya penggemar namja itu? Kumohon, kali ini saja ya?" Jujur, aku memang takut dengan ancaman yang tidak tahu kapan akan benar-benar terjadi padaku, aku menganggukkan kepalaku, dan yeoja itu tersenyum lega, "Masih ada cara lain, aku akan mencoba membantumu." Aku pun ikut mengulas seyumanku
Aku kembali menutup lokerku dengan beberapa buku yang sudah kupisahkan, termenung sejenak, ada beberapa pertanyaan tentu yang melintas dipikiranku, "Jeongyeon, tapi bukankah ini terjadi begitu mendadak dan terlalu aneh?" Ternyata bukan hanya aku yang merasakannya, Jeongyeon pun sama
"Tzu, bagaimana aku tidak beranggapan aneh kalau lokermu terkunci tapi benda itu masuk kesana." Satu pikiran. Aku tak pernah lupa untuk mengunci lokerku apapun kondisinya, terlebih sebelum pulang sekolah
Ucapan Jeongyeon yang satu ini cukup membuatku berpikir keras, memang ada benarnya juga, "Biasanya hanya orang memiliki kuasa yang dapat melakukannya, seperti..."
...Choi Eunsoo, mungkin?"
[TBC]

KAMU SEDANG MEMBACA
Rose•
RomanceMenjadi pengagumnya dalam diam sebenarnya bukan hal yang seorang Chou Tzuyu inginkan. Tapi, nyatanya hanya itu yang Tzuyu dapat lakukan untuk mengutarakan perasaannya terhadap namja yang mustahil dapat Tzuyu raih begitu saja, dia, Kim Taehyung Tapi...