Prologue

63 11 5
                                    

"YES! Sekolah siang ya, ma?" Tanya Sheo pada mama nya.

"Hm, pasti kamu seneng gara-gara bisa tidur lebih lama," Ujar mamanya. Sheo hanya tersenyum lalu melanjutkan hobby nya yaitu bermain piano.

Gizerty Asheo Lilysa a.k.a Sheo memang memiliki hobby segudang! Dari mulai menyanyi, bermain piano, membaca, menulis puisi maupun cerita sering sekali ia lakukan. Namun tak banyak orang yang tahu.

"She, mandi sana! Udah jam 1 siang. Kamu main piano terus pusing mama," Seru mama nya.

"Masih terlalu pagi buat Sheo mandi jam segini," Sahut Sheo dengan santai.

Ya inilah kebiasaan buruk Sheo,
Mager-an.
Semua orang pasti pernah merasakan malas. Tapi tidak ada yang bisa mengalahkan kemalasan seorang Gizerty Asheo.

"Kamu gak akan shālat emang?" Tanya mama nya.

"Nggak, soalnya Sheo lagi halangan," Ucap Sheo dengan penuh senyuman mengesalkannya itu.

Masih mending, hari ini dia mau bangun pagi meskipun tujuan nya hanya untuk memainkan alat musik seharian. Dikarenakan besok adalah hari pertama masuk sekolah.

"Sheo mau puasin diri main piano seharian, jangan ganggu!" Ujar Sheo pada mama, papa, dan kakak nya.

Biasanya saat Sheo datang bulan a.k.a menstruasi dia pasti akan tidur seharian, dan bangun saat sore hari. Parahnya waktu itu dia pernah bangun saat matahari tenggelam.

"Sheo sama orang lain tuh bedanya dikit kok, kalau mereka bangunnya matahari terbit Sheo bangunnya matahari tenggelam," -Sheo

Mama Sheo -Raina- adalah salah satu manusia yang memiliki anugerah untuk mengahadapi Sheo, si manusia malas.

Sheo memang pemalas, tapi dia pintar dalam segala mata pelajaran. Meski sebenarnya ia tak begitu menyukai matematika atau pelajaran hitungan lainnya.

"Pa, Sheo mau masuk jurusan IPS ya?" Ujar Sheo pada Papa nya.

"Gak akan masuk IPA, dek?" Tanya Papanya.

"Gak ah, IPA malas. Ada fisika nya Sheo gak suka," Jawab Sheo.

"Terus kuliah kamu mau ambil apa?" Tanya Papanya lagi.

"Ya, ilmu komunikasi! Atau ga seni musik aja Sheo kan suka, eh atau sastra ya? Tapi pengen juga hubungan internasional, ah udah lah semua aja! Jadi kalau lulus nama Sheo panjang deh, gelarnya banyak!" Ujar Sheo panjang lebar.

Papa nya Sheo hanya manggut-manggut.

Satu lagi manusia dengan tingkat kesabaran extra.

"She, gak laper?" Tanya mama Sheo yang sedaritadi masih duduk di sofa dekat dengan Sheo yang masih bermain piano.

"Karena mama bilang gitu, Sheo jadi laper," Jawab Sheo dengan muka polosnya dan segera beranjak ke meja makan.

Ya. Jawaban nya hanya satu untuk menghentikan Sheo dari aktivitasnya.

makan.

Sheo sangat menyukai semua makanan. Hampir tidak ada makanan yang ia tidak suka. Semua makanan yang pernah ia coba hasilnya selalu diakhiri dengan ia bilang, "Ini kok enak ya?". Aneh nya, walaupun Sheo sangat suka makan dan dengan porsi yang banyak pula, tubuh Sheo selalu kecil.

"Kamu tuh cacingan kali She, makanya gak gede-gede!" Ujar Alfredo -sang kakak yang selalu ada omongan mengesalkan yang membuat Sheo naik darah.

"Enak aja! Sheo sehat wal afiat! Selalu minum obat cacing sekali dalam setahun! Kalo cacingan pasti Sheo lesu! Sheo kan semangat mulu!" Sahut Sheo dengan makanan yang masih ada dalam mulutnya.

"Itu buktinya! Kamu tuh selalu aja makan dua piring lebih!" Ujar kakaknya lagi.

"Ya wajar lah namanya juga orang kelaperan!" Sheo tak kalah menjawab.

"Laper apaan baru aja dua jam yang lalu makan!" Alfredo terus-terusan menambahkan.

"TADI ITU CUMA NGEMIL!!" Ucap Sheo sambil berteriak yang akhirnya mengundang papa dan mama untuk memisahkan mereka berdua.

Ya. Alfredo memang salah. Dia memang tidak mengetahui bahwa ngemilnya Sheo itu makan indomie pakai nasi.

****

Hari sudah malam, Sheo baru saja membereskan barang-barang nya untuk esok hari. Hari pertama sekolah dengan teman-teman baru dan sekolah yang baru pula. Sejujurnya masih ada rasa sedih di hati ketika mengingat saat acara graduation SMP nya.

"Sheo kangen sama kalian. Besok udah gak sekelas lagi. Gak ada lagi kita ngomongin kartun spongebob atau yang lainnya," Ucap Sheo pada salah satu foto polaroid yang tertempel di dindingnya.

"SHEO NGOMONG SAMA SIAPA?" Tanya mama Sheo sambil berteriak.

"SENDIRI MA!" Sahut Sheo dengan berteriak pula namun dengan nada datar.

Sulit dimengerti memang jalan pikirannya. Sheo pun mengambil handphone nya, hari ini dia belum memainkan handphone karena sepanjang hari ia hanya ada di depan piano.

Sheo melihat banyak pesan masuk dari LINE nya. Namun ia tidak menjawabnya, melainkan langsung pergi ke alam mimpi.

©©©
Hai!! maafkan ini sangat gajelas wkwk. Cerita ini terinspirasi dari seseorang hmm. Ini true story kok walaupun cuma sebagian sih. Gimana pendapat nya tentang Sheo? Ayo kasih vomment jangan lupa ya!!

-M

SheoReynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang