Orang yang ada di hadapanku ini memakai topeng sehingga aku tak bisa memastikan dia wanita atau lelaki, suaranya agak samar karena tertutup topeng penuh di mukanya.
Rei kemudian menghampiri orang tersebut kemudian berjabat tangan.
“Selamat datang Tuan Aoki Rei, dan teman pahlawanmu juga,” ucap orang tersebut.
Merasa tidak ada yang berbahaya setelah Rei terlihat biasa saja dihadapannya aku lantas ikut menghampirinya juga.
Aku memperkenalkan diriku sendiri, “Salam kenal, namaku Alaric Hiroyuki.”
“Selamat datang di Pusat Pemerintahan Kota Eleanor, Tuan Jouda telah menunggu di ruangannya,” ucapnya.
Kemudian kami dituntun olehnya memasuki bangunan besar ini, bagian dalam bangunan terlihat lebih artistik. Setiap dinding terukir relif yang unik dan bergantungan berbagai macam hiasan ruangan. Kondisi bangunan ini tidak begitu ramai, hanya ada beberapa prajurit yang bertugas dan orang berkepentingan saja. Kemudian kami memakai lift ke lantai atas menuju ruangan seseorang yang disebut Tuan Jouda yang mungkin saja menurutku dia penguasa disini.
Di perjalanan aku menanyakan pada mereka berdua tentang Tuan Jouda. “Hei, aku penasaran, siapa sebenarnya Tuan Jouda?”
Rei menjawab, “Ia bisa disebut sebagai penguasa di Kota Eleanor.”
“Tidak, beliau disini memegang jabatan sebagai seorang Walikota.” Kritik orang yang membimbing kami ini.
“Jadi disini memiliki sistem pemerintahan dibanding disebut kerajaan?” tanyaku.
“Ya, kami tidak memiliki raja, kami lebih suka memilih seseorang dari kami untuk memimpin, seorang pemimpin yang layak,” ucapnya.
“Itu benar, berbeda dengan Marlis, disini lebih demokrasi, bahkan menurutku pemerintahan seperti inilah yang lebih efektif,” sambung Rei.
Tak kurang dari satu menit, kami sampai di lantai teratas bangunan ini. Kami disambut oleh beberapa penjaga lain dan dituntun menyusuri lorong menuju ruang Tuan Jouda. Pintu besar terbuat dari kayu yang terlihat sangat kokoh, pintu ini berbeda dengan yang ada di tempat orang Marlis, pintu ini tidak otomatis terbuka. Di dalam ruangan telah ada seseorang yang menunggu di depan pintu masuk.
“Selamat datang para pahlawan, saya sudah menanti kedatangan anda berdua,” ucap orang tersebut.
Orang-orang yang baru saja memasuki ruangan termasuk Rei dan si pembimbing tadi memberi hormat pada orang ini dan sedikit membungkuk di hadapannya. Aku lantas ikut melakukan seperti yang mereka lakukan.
“Lama tak jumpa, pak tua Jouda.” Ucap Rei setelah memberikan hormat.
Aku terkejut mendengarnya, bukankah dia adalah orang yang paling dihormati disini? Kenapa Rei santai sekali berbicara padanya apalagi dia punya sebutan khusus pada orang ini.
“Hahaha, lama sekali kau hilang Rei, walau begitu aku tidak mencarimu lohh..” Ucap Tuan Jouda sambil tertawa.
“Oh ya? Lalu apa maksud para prajuritmu mengunjungiku pekan lalu?” Rei sedikit tersenyum lucu.
“Ohh itu, mungkin kebetulan saja mereka sedang berpatroli dan menemukanmu.” Tuan Jouda mengelak.
Rei mengeluarkan sepucuk kertas dari sakunya, “Oh begitu ya, lalu surat undangan berisi kata-kata mutiara ini apa?” ucap Rei sambil memperlihatkan kertas tersebut.
Tuan Jouda terkejut melihat kertas itu dan mulai memalingkan pandangannya yang tersipu malu, “I-itu mungkin bukan dariku,” ucapnya.
“Ini sudah jelas tanda tanganmu lagipula ini diantarkan oleh para prajurit disini.” Ucap Rei.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regenerate in another world
FantasyBerawal ketika Alaric Hiroyuki yang merupakan seorang pemuda yang baru saja lulus sekolah tiba-tiba dipanggil ke dunia lain sebagai sosok yang bukan dirinya atau bisa disebut sebagai orang lain. Dia menempati tubuh seorang komandan militer bernama B...