Malam Mencekam

12 2 0
                                    

Langkahku terhenti ketika sepatuku menginjak salju yang cukup tebal, terlihat pepohonan besar dan lingkungan yang kuno, terpampang jelas di hadapanku. Sungai yang mengalir dengan tenang, membuat suasana begitu nyaman. Udara yang kuhirup begitu menyegarkan walaupun terasa dingin, membuatku berpikir memang ini adalah pegunungan.

Tak lama kemudian Rei melanjutkan langkahnya, ia menuju ke arah sebuah bangunan yang mungkin bisa disebut itu adalah Kuil Gwendolyn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak lama kemudian Rei melanjutkan langkahnya, ia menuju ke arah sebuah bangunan yang mungkin bisa disebut itu adalah Kuil Gwendolyn. Bangunannya megah namun tidak sebesar bangunan besar di Eleanor. Arsitekturnya terbuat dari kayu yang kokoh, dengan balutan warna merah, hitam, dan kuning yang mendominasi.

Di depan Kuil Gwendolyn telah berdiri seorang pria berperawakan besar menunggu kedatangan kami. Orang tersebut memakai pakaian yang cukup besar atau bisa kusebut lebar berwarna putih mirip seperti kimono namun desainnya sedikit ketimuran.

“Selamat datang, akhirnya kalian tiba disini.” Ucap orang tersebut.

“Mohon maaf, anda siapa?” tanyaku.

“Saya adalah penjaga disini, namaku Koji,” jawabnya.

“Senang bertemu dengamu lagi Koji.” Ucap Rei padanya.

Orang itu ‘Koji’ mengangguk sambil tersenyum kepada kami berdua. “Silahkan masuk, ‘Tetua Hotaka’ telah menunggu kalian.”

Kemudian kami memasuki Kuil Gwendolyn. Bagian dalam kuil sangat sederhana, tidak terlalu banyak hiasan ruangan, hanya ada beberapa guci dan alat-alat perang tradisional seperti, pedang, busur, tombak dan perisai.

Kami melangkah lebih dalam memasuki kuil, terlihat seseorang tengah duduk di depan sebuah kolam yang berada di tengah-tengah dalam kuil ini. Orang tersebut memakai pakaian yang sama seperti yang dipakai oleh Koji namun ada beberapa perbedaan di ukuran dan desain. Berdasarkan wajahnya menurut penilaianku mungkin usianya sekitar 40 tahun.

“Salam Tetua Hotaka.” Ucap Rei bertekuk lutut di hadapan orang tersebut.

“Selamat datang para pahlawan, terutama Alaric Hiroyuki yang baru tiba di dunia ini.”

“Iya ...” jawabku sambil ikut melakukan yang dilakukan Rei.

“Dunia ini sudah mulai menyimpang, kekacaun ini tidak dapat dihindari lagi. Seseorang telah merusak sistem dunia ini, dan berusaha membangkitkan bahkan bersatu dengan kejahatan terberat di dunia ini.” Ucap Tetua Hotaka.

“Siapakah orang tersebut?” tanyaku.

“Dia adalah seseorang yang pernah mengalami penderitaan yang mendalam di kehidupan sebelum ia ada di dunia ini. Orang itu berniat melampiaskan penderitaanya di planet ini, oleh karena itu ia sekarang mengetahui kebenaran tentang rahasia sisi gelap yang disembunyikan bangsa Selig. ‘Kejahatan Terbesar’.”

“Siapa nama orang itu, dan apa yang dimaksud ‘Kejahatan Terbesar’?” tanyaku lagi.

“Cukup Hiro.. biarkan Tetua Hotaka menyelesaikan ceritanya.” Ucap Rei.

Regenerate in another world Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang