Aquarium Kecil

169 56 10
                                    

Hari kedua masa PSG, kuawali dengan wajah yang kusut dan semangat yang hampir tak ada.

"Huh! Masih hari kedua, ya? Kapan sih PSGnya selesai? Lama kali perasaan. Errghhh ... Pasti bakal duduk seharian di kantor nih, huh!" kataku dalam hati.

Kupaksakan diri ini untuk berangkat menuju kantor tempat di mana aku melaksanakan PSG-ku.

Sesampainya di kantor, hanya aku dan kembaranku yang baru sampai di sana. Kantor ini masih tampak sepi, hanya ada beberapa pak Satpam di sana. Akhirnya aku memutuskan untuk mengirim pesan ke grup chat agar temanku yang lain segera sampai.

Lia
"Wee ... Pada di mana? Aku sama adek udah sampek nih"

Fia
"Sabar, masih nunggu angkot"

Fanny
"Lagi OTW, bentar lagi sampek"

Elna
"Eh sabar yaa aku lagi diangkot nih masih di Jl.Glugur"

Lia
"Yaudah cepet!" selesai membalas pesan grup aku langsung menyimpan handphoneku.

Tak lama setelah itu, satu-persatu temanku pun tiba disusul dengan bunyi bel pertanda apel pagi akan segera dilaksanakan.

"Anak PKL, ya?" tanya salah seorang pegawai paru baya berkerudung biru yang berbaris persis di sebelah kami.

Temanku tersenyum sembari menjawab pertanyaannya "Iya buk"

"Baik-baik di sini, ya. Kita setiap hari Senin apel kayak gini, hari Rabunya ada kegiatan kebaktian khusus non muslim, Kamisnya pengajian di mushola, hari Jum'at kita senam," jelasnya ramah dan tak lupa dengan senyuman kecil yang diterbitkannya pada kedua pipi yang tak lagi kencang.

"Oh iya buk," jawab temanku sembari membalas senyuman pegawai itu.

•••

"Eh wee, nanti kita makan siangnya bareng aja. Ngumpul di depan ruangan Imunisasi," Pinta salah satu teman kelompokku yang langsung di-iyakan olehku dan teman lainnya saat kami telah selesai melaksanakan apel pagi.

Anggapanku pagi tadi ternyata benar, sedari pagi hingga hampir memasuki jam makan siang tak ada satu pun kerjaan yang diamanah kan padaku maupun temanku.

Rasa bosan yang sedari tadi melekat padaku kian membara, ingin rasanya ku usir pergi kebosananku ini, tapi apa daya aku juga tak tau harus apa.

Alhasil, aku hanya bisa duduk terdiam melihat pak Satpam yang sibuk memarkirkan mobil para pegawai tampak dari jendela ruangan.

Yaa ... Meja kerjaku memang berhadapan dengan jendela berkaca nako, jadi aku bisa melihat siapa saja yang melintas di luar sana.

•••

"Udah jam makan siang, Mif! Keluar yok? Orang itu udah pada nunggu tuh! Aku udah laper loh ini, cepet lah!" ajakku.

"Yaudah yok," singkatnya.

"Pak, permisi makan siang, ya?" kataku pada Pak Bram.

"Oh, iya-iya, makan lah makan, yang kenyang, ya, biar gak sakit," jawabnya yang hanya kubalas dengan senyuman lalu pergi meninggalkan ruang kerjaku.

•••

"Habis makan kita shalat sama-sama, ya," pintaku pada semua temanku saat kami sedang menyantap bekal yang kami bawa masing-masing.

D I A [Bukan Pria Almet] {Complete} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang