Setelah melewati berbagai rintangan seperti jalanan dengan batu terjal, hutan belantara, dan sungai yang deras, akhirnya mereka sampai di tujuan yang tertera di peta. Tidak ada mesin, persis seperti yang mereka-khususnya 9S-harapkan.
"Kau yakin ini tempatnya?" tanya 2B ragu-ragu.
"Ini yang dikatakan peta," balas 3F.
Mereka berada di sebuah mulut gua. Tempat itu memiliki celah yang cukup lebar dan suasana yang gelap.
"Pod, pindai area sekitar," perintah 3F.
Pod 315 mulai memindai area sekitar sampai masuk ke dalam gua. Hal itu memakan waktu 15 menit.
"Hasil: tidak ada tanda kehidupan dalam radius 500 meter. Terdapat struktur buatan dari besi sejauh 20 meter dari mulut gua. Suhu: ...."
"Cukup," potong 3F.
"Struktur buatan? Mungkinkah ...," tanya 9S dengan nada menggantung.
Mereka berdua-3F dan 2B yang menggendong 9S-memasuki gua tersebut. Tempat itu gelap dan lembap. Banyak stalaktit dan stalagmit yang mencuat dari atas dan bawah dinding gua. Sesekali kelelawar terbang di atas mereka karena terganggu oleh suara langkah kaki atau lampu para Pod. Setiap langkah mereka bergema di dalam sana, sesekali terdengar suara seperti raungan yang merupakan suara pantulan angin.
Gua, mengingatkan 2B dan 9S saat menemukan kerangka anak kecil untuk pertama kalinya.
Mereka terus melangkah sampai menemui stuktur yang berbeda dari dinding gua yang sebelumnya. Struktur yang berbeda itu berada di dalam sebuah lubang di ujung gua.
"Ini buatan," ujar 3F sambil meraba dinding gua yang berbeda itu.
Dinding-dinding gua itu ditopang oleh tiang-tiang kayu setiap tiga meter sekali. Sarang laba-laba terlihat di antara dinding gua dan tiang tersebut. Perjalanan mereka terhenti saat jalan bercabang menjadi tiga, kiri, kanan, dan depan.
"Menurut kalian ke arah mana?" tanya 3F.
"Lebih baik lurus saja, kita tidak tahu jalur-jalur ini akan membawa kita kemana," usul 2B.
Mereka terus berjalan. Suasana terlalu tenang sampai membuat 9S gelisah. Takut sesuatu datang menyerang di area sempit seperti ini dan hanya dia yang tidak bisa bertarung langsung. Di tempat sesempit ini, jarak pemindaian Pod juga ikut berkurang.
Suara derap langkah kaki bergema di seluruh tempat, tidak diketahui berapa orang dan jaraknya.
Sensor para Pod baru berfungsi. "Peringatan : kehidupan organik terdeteksi-"
"Jangan-jangan ...."
Cahaya yang menyilaukan menerpa mereka, sehingga mereka berhenti persis di tengah persimpangan lainnya. Tembakan datang bersahutan.
"Pod! Mode bertahan!" perintah 2B, 3F dan 9S bersamaan.
Para Pod membuat perisai energi di sekeliling mereka yang melindungi dari empat arah tembakan.
"Tahan tembakan!" teriak 3F yang kalah dengan suara desingan peluru. "Kami datang dengan damai!"
Tembakan itu terus terdengar membuat mereka semakin panik.
"Haruskah kita menyerang balik? Kita tak bisa bertahan seperti ini terus," usul 2B yang ditanggapi gelengan oleh 3F.
"Kita kesini bukan untuk bertarung," timpal 3F.
Mereka terus bertahan. Membuat diri mereka sekecil mungkin dengan cara meringkuk dan menutup telinga, berharap semua ini akan segera berakhir. Menit berikutnya suara tembakan semakin berkurang karena pada akhirnya para penembak itu sadar perisai Pod tidak bisa tertembus dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nier : Automata Another Server (END)
FanfictionPerang Mesin ke-14. Pasukan YoRHa, Bunker, dan Server Bulan telah ... hancur. Para Mesin menguasai Bumi. Sebuah tanda membuat seorang Android yang tersisa yakin masih ada harapan bagi semua terutama umat Manusia. Satu hal yang tidak diketahui banya...