Chapter 7

5 6 0
                                    

Gina membuka matanya langsung terkena cahaya yang menembus jendela kamar milik Gani. Gina melihat kevan, kakaknya sudah tidak ada disampingnya.

Matanya terbelalak melihat jam dinding menunjukan pukul 07.30

"Gue telat"teriaknya sambil berdiri menuju kamarnya untuk bersiap-siap.

Skipp

Setelah selesai gina langsung berangkat dengan mengendarai mobil milik kakaknya dengan kecepatan cukup tinggi.

Untung aja mobil bang Gani nggak dipake.

Setelah sampai dan memarkirkan mobil gina langsung menuju kelasnya dengan santai.

Yang penting udah dilingkungan sekolah.dasar sodara laknat bukannya bangunin malah ninggalin.kesalnya dalam batin.

Tokk tokk tokk

"Pagi bapak Budi,maaf saya telat"ucapnya sambil tersenyum.
Semua pandangan tertuju kearahnya.

"Kenapa bisa telat"tanyanya sedikit membentak.

"Karena saya kesiangan pak"seluruh murid dikelasnya tertawa.

"Kalian semua diam,kenapa bisa kesiangan?"tanyanya lagi.

"Ya karena saya telat pak"semuanya tertawa mendengar perkataan gina.

"Bukannya kesiangan sama telat itu sama aja ya key"tanya Doni teman sekelasnya.

"Mungkin"gina hanya mengangkat bahu acuh.

"Sudah-sudah sekarang kamu kerjakan soal matematika ini sekarang. Nggak bisa ngerjain nggak usah ikut pelajaran"tukas guru matematika itu.

Gina yang memang memiliki otak cerdas dapat mengerjakan dengan mudah. Belum 10 menit gina sudah selesai mengerjakan 5 soal yang diberikan.

"Nih pak udah saya duduk oke"semuanya terkejut melihat kepintaran gina. Karena selama ini gina memang jarang masuk pelajaran matematika hanya untuk mengambil foto satria yang sedang berolahraga.

"Baik, jawaban kamu betul semua tapi Minggu depan jangan sampai telat paham"titah guru matematika itu pada gina.

"Nggak janji pak"balas gina. Guru itu hanya bisa bersabar menghadapi muridnya yang memang sudah menjadi langganan BP.

"Baik anak-anak kita lanjutkan materinya buka halaman 214 baca, pahami dan kerjakan sekarang"perintahnya.

Skippp

Bel istirahat berbunyi, gina dkk langsung menuju kantin walaupun gina sendiri sudah menolak ajakan sahabatnya namun karena mereka memaksa jadilah gina yang mengalah.

Sesampainya di kantin gina melihat kakaknya sudah berada disana.dan gina teringat untuk mengembalikan mobil milik Gani yang tadi dibawanya.

"Bang ni kunci mobil lo thanks"ucapnya membuat seluruh murid kantin memusatkan pandangan padanya.

"Keyra Lo pinjem mobilnya Kenzo"tanya Valdo. Revaldo giovardo. gina lupa kalau hubungan dia dan Gani kakaknya tidak ada yang tau.

"Hah,eh iya kemarin Kenzo pinjemin mobilnya soalnya mobil gue mogok"dustanya.

"Ehh gue duluan ya ken"gina langsung pergi dari meja para mostwanted.

"Aduh"gina tersandung karena salah satu teman Ambar sengaja menyandungnya.

"Hahahaha makannya kalau jalan itu liat-liat" dalam sekejap gina menjadi bahan tertawaan.
Gina berusaha berdiri namun rambutnya ditarik oleh Berliana Zahra putri atau yang lebih sering dikenal dengan Berlin.

"Akhh,lepas anjing sakit"keluh gina.

"Uhh sakit ya,makannya jangan berani-berani deketin Kenzo"tekan Berlin lalu melepaskan rambut gina.

"Dasar cabe kemarin aja kevan sekarang Kenzo. besok siapa?Kevin?atau mungkin satria?"gina berdiri namun tidak berniat untuk menjawab perkataan mereka sama sekali.

"Heh ngomong! Takut Lo sama kita?"gina tersenyum devil.

"Takut? Apa yang harus gue takutin dari kalian?sama-sama makan nasi, so apa yang harus gue takutin?"balasnya penuh penekanan.

"Heh ngelawan Lo ya"ambar hendak menampar tapi langsung gina tanggkis.

"Klasik"ejeknya.

"Heh gue ingetin ya jangan berani ngelawan kita kalo nggak mau Nerima akibatnya"gina hanya mengangkat bahu acuh.

I don't care.

Gina menatap kepergian Ambar dkk lalu mengangkat bahu acuhnya lalu kembali melangkah menuju meja tempat sahabatnya berada.

"Lo nggak papa kan gin"tanya Billa.

"I'm fine"gina langsung menyeruput jus jeruk miliknya yang sudah dipesankan Revan.

"Hmm Van nih uangnya,thank ya"gina menyodorkan satu lembar uang sepuluh ribuan.

"Sans kayak sama siapa aja Lo"gina hanya mampu tersenyum.

Setidaknya gue masih punya kalian sekalipun Rachel udah nggak ada.

Gina merasa sakit kepala dibagian belakangnya.
Mungkin efek tadi.

"Guys gue ke UKS dulu ya"gina langsung menuju ke UKS tanpa persetujuan dari sahabatnya.

Revan, Adrian, dan Billa yang bingung langsung mengikuti gina dan melihat gina yang sedang memegangi kepala bagian belakangnya. Itu membuat mereka khawatir.

"Gina are you oke"tanya Revan sambil berjalan tepat disampingnya gina.

"I'm okey, gue mau istirahat please jangan ngangu gue dulu"pinta gina masih memegangi kepalanya.

"Perlu gue temenin nggak"tanya Billa. Karena kebetulan dia juga ikut ekstra PMR.

"Nggak perlu gue bisa sendiri"mereka mencoba memahami gina.

"Ya udah kita kekelas dulu oke"ucap Revan lalu berbelok arah sedangkan gina lurus menuju UKS.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jangan lupa vote and coment
See you👋

only and for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang