Tak bisa dipungkiri lagi

34 0 0
                                    

Perlahan apapun yang selalu menjadi terkaan dan dugaanku dan segala ketakutan ku perlahan muncul,

Bukan.

Bukan aku takut kehilangan alam,semakin aku berusaha mengubur perasaanku,seolah hati dan fikiranku dipenuhi olehnya,
Aku berusaha untuk tidak menganggap Alam lebih dari sekedar sahabatku,dan aku berusaha untuk menahan semua ekspektasiku hanya sebatas angan.

Semakin aku berusaha menutupi semua perasaan,rasanya hati ini tersiksa,tapi aku jauh lebih kuat untuk menahan hati yang terasa sakit daripada aku harus kehilangan Alam sepenuhnya hanya karena aku tak bisa mengendalikan egoku.

Suatu ketika Alam menjumpaiku setelah jam pulang sekolah.

"Ja,kok belum pulang" tanyanya sembari menepuk pundak sebelah kiriku

"Iya biasa belum di jemput"jawabku

"Loh kenapa sih kamu jadi gini,biasa juga ceria amat,btw hasil hasil foto kamu bagus bagusloh aku bangga"rayunya

"Gakpapa mungkin aku kurang fit."jawabku berbohong.

"Yaudah besok pagi aku ada sesuatu buat kamu,besok sekolah ya!aku pulang dulu mau ada acara,kali ini aku absen jagain kamu sampai gerbang Sekolah ditutup yah"katanya dengan lugas.

Aku semakin penasaran apa yang akan terjadi dihari esok,aku jadi lebih bersemangat untuk menjumpainya di hari esok.

*keesokan harinya*

Aku tak melihat Alam disekolah,saat aku pergi sholat sekalipun aku tak melihat Alam,aku kekelas sebelah juga Alam tidak ada terlebih hari ini adalah hari Alam untuk menjadi imam sholat dimesjid,suara indahnya tak ada kudengar satu hari ini.

Alam lupa dengan janjinya.

Kehidupan disekolah seketika senyap,hari itu alam tidak menemani ku hingga gerbang sekolah ditutup,aku sedih,aku tak tahu alam dimana.

Hari membawa kami pada waktu yang tak kuduga sebelumnya.

Karena terlalu sering bersama,aku dan Alam selalu tertawa bareng belajar bareng,dan aku tak bisa pungkiri perasaanku,aku takbisa bertahan untuk mendiami alam satu harian,aku tak bisa lagi sok sok-an acuh melihat alam,seharusnya ketika aku sayang aku perjuangin gimanapun agar Alam nyaman bersamaku.

Hingga malam itu.

Aku dan Alam berada dimobil,aku sangat mengantuk,hingga kepalaku tergeletak kesebelah kanan,lalu menyentuh pundak alam.
Seketika alam berhenti menyetir,dan dia menjagaku hingga aku terbangun.

Ia benar-benar menjagaku.

Saat aku terbangun,aku melihatnya tersenyum kecil sembari tertawa melihatku yang tak sadar lagi saat itu.

"Dimana kita lam?eh sorry sorry aku ga sengaja loh ya jangan kamu pikir aku modus!"jawabku tegas

"Dijalan tadi aku jagain kamu tidur tenang aja aku ga ngapa ngapain kok"jawabnya menenangkan

"Iyalah awas ajalu ngapa ngapain,depan sono tuu ada polisi ntar aku teriakin yah!"

"Heh aku cuma jagain kamu,asal kamu tau ya kita berhenti dipinggir aja dah ada dua polisi yang liatin kita dari kaca!"jawabnya nyeleneh

"Ah yang bener dah,dikira kita ngapa-ngapain lagi!"cetusku

Malam itu hari ku terasa semakin manis,semua perasaan itu berjalan tulus dan tak melihat komitmen yang sudah kami bangun bersama,dekapannya membuat aku tenang dan nyaman.
Seolah saat bersamanya,duniaku teralihkan,alah lebaayyyyy.

Karena di sekolah nilai kami ya tidak bagus dan tidak jelek,standard,aku dan alam berinisiatif untuk les,dan kami memilih tempat les yang sama,kami pun registrasi bareng-bareng daftar bareng dan bayarnya bareng,dan kami dapat kelas yang sama deh!
(Kisah ini kita menginjak kelas 2 ya )

Selama masa les,kami dibelakang berdua main ml,game main hal hal kecil lainnya,kamipun juga tetap mencatat,dan aku paling senang dicatatanku terdapat banyak hiasan hiasan yang lucu,lalu Alam pun membuatkan gambaran batman di dekat notes baruku untuk les agar aku lebih bersemangat.
"Cantikgak gambaranku?"tanya nya

"Bagus banget anjayyy!"jawabku.

Aku pun tak lupa sholat dulu lalu di jam kedua waktu les aku dan dia selalu cabut bareng bareng,Alam selalu membawaku kemanapun ia menuju,entah ingin menjumpai seseorang atau makan atau ada urusan,hingga saat ia kerja pun ia mengajakku.

Karena malam itu aku kembali menggalaukan mantan ku,alam mengajakku ke lapangan malam,disana aku dan alam duduk berdua ditengah tengah titik Lapangan tersebut,Alam membelikan ku lampu lampu,

Aku sangat menyukai lampu warna warna,lampu kota di setiap malam.
Sembari aku tertawa lepas teriak dan mengganggui alam,Seketika semua diam saat dia berbicara pelan.

"Ja.."sapanya lembut

"Kenapa woi?halus amet suaranya"ejekku

"Gak papa ada hal penting yang mau aku bilang"jawabnya

"Ngomong aja deh gak akan aku ganggu"jelasku

"Jujur perlahan aku tak bisa memungkiri perasaaan yang terjadi antara aku dan kamu ja,karena waktu menjawab semua kegagalanku,jujur perlahan hatiku mengutarakan seutuhnya kepadamu ja,
Ja aku tau aku munafik.."

"Maksudnya apasih?aku bingung"keluhku

"Aku jujur,aku sayang samamu,aku mau kamu jadi pacar aku ja,aku tau ini tak mudah dan terdengar aneh"jawabnya

"Ya jadi bagaimana?"tanyaku

"Aku ternyata sudah sayang samamu dari awal ja,maaf aku gak faham"

Seketika aku speechless,
Benar benar ini terasa seperti mimpi ,apa benar Alam benar mencintaiku disaat aku sedang mengubur perasaanku.

Tuhan ada apa dengan ini semua?aku harus apa?

Mempertahankan komitmen ini atau membuka komitmen baru dan menerima beberapa resiko?

Saat itu aku sendiri tengah bertahan dalam komitmen tersebut,ada beberapa hal yang menjadi kendala bagiku,padahal hati ini sudah lebih dahulu mencintainya.

Kini kukubur perasaan itu,lalu ia datang dan mengutarakan semuanya.

Tuhan aku harus bagaimana?apa yang aku harus lakukan?

Aku takut langkah yang ku ambil salah.

Atau tetap kujalani saja komitmen ini?

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang