Tetap

122 0 0
                                    

Akhirnya aku memilih untuk tetap,tetap berada dalam komitmen tersebut walau aku sendiripun tak tahu,akan apa yang terjadi didepan sana,dan bahkan aku sedetikpun tak pernah berfikir,akan kehilangan Alam.

Aku tahu aku bohong,aku menyembunyikan banyak kebohongan yang membuat batinku sendiri tersiksa,ego untuk memiliknya sepenuhnya semakin bergejolak,ego untuk selalu bersamanya disetiap waktu semakin mengguncang jiwaku,dan yang kututupi menjerit semakin keras,untuk menjelaskan kebenarannya.

*disekolah*

Alam berpapasan denganku,kali ini Alam diam,aku pula diam.
Lalu kami saling menatap kearah berlawanan lalu mengalihkan tatapan singkat itu.

"Kenapa ya alam begitu?apa dia sudah tahu jawaban yang akan ku lontarkan?"tanyaku dalam hati.

*sesaat pelajaran dimulai*

Aku merasa ingin segera mengakhiri pelajar ini lalu aku ingin menjumpai Alam perihal kenapa dia diam seperti itu.

*KRINGGGGGG!*

*Bel berbunyi*

"ALAAMMMMM!!!"teriakku sambil berlari

Tapi tidak ada respon sama sekali,alam melangkah semakin cepat dan menjauh.
Aku semakin bingung perihal itu,tapi tidak membuatku menjauh dari Alam.

Perlahan aku sadar,Aku terlalu takut dengan omongan orang-orang ketika melihatku bersama alam,aku mungkin terlalu takut dengan ocehan orang atau fitnahan orang mengenai aku yang begitu mudah memulai hubungan setelah putus dengan mantanku yang sudah menjalin hubungan begitu lama denganku,aku terlalu sibuk memikirkan orang-orang yang nyatanya tidak pernah peduli akanku,bahkan demi mereka aku menyampingkan segala kebahagiaanku,dan membuat Alam menunggu lagi.

*keesokan harinya disekolah*

"ALAMMMM!!"panggilku

"Kenapa?"jawabnya singkat

"Oh gakpapa kok lam"jawabku heran

"Yaudah aku ada urusan ni duluan ya"katanya bergegas.

Akupun semakin bingung,lalu aku mencari tahu tentang alam ke teman temanya,
Aku pun bercerita ke Syara,Bela,Putri,dan Rani jujur aku tak bisa melihat Alam tiba-tiba diam,mereka menyarankan untuk aku tetep deket dengan Alam,bahkan Syara bilang aku harus terima cintanya Alam.

"Ja,kalian cocok loh kenapa kalian gak sama-sama aja sih,udah terima ajakali cintanya si Alam"bujuk Syara

"Iya ja bener,kasian tau Alam nungguin gitu"sahut Rani

"Tapi aku takut banget kehilangan Alam,komitmen yang dah kami bangun itu gak bisa diganggu lagi sebagai sahabat"jelasku

"tapi ja,hati seseorang bisa dengan mudah berganti apalagi ia mendapatkan orang yang berhasil buat dia bahagia"jelas Bela

"Tapiii akuu..."ucapku

"Tapi apa,kamu tu cuma takut sama omongan orang-orang yang gak jelas itu kan ja?"potong putri disaat aku berbicara

"Udah-udah ah pilihan semua ditangan kamu kok ja,kita sebagai sahabat kamu gak akan maksa juga kita cuma bantu buka pikiran kamu,kalau Alam adalah cowo yang baik,dan kedua gak akan ada orang-orang yang bakal bicarain kamu macem-macem ya kalo ada juga itu sifatnya sementara percayalah."jelas Syara dengan bijak.

Aku pun berlari ke luar kelasku lalu merenung duduk diatas pembatas koridor sendirian,beberapa orang yang lewat menegurku tapi aku hanya menatap kearah langit dengan tatapan kosong,dan merenung perkataan Syara dan sahabat-sahabatku yang lainnya.

Tapi hatiku dan pikiranku semakin bersih keras dan kokoh dalam pendiriannya,padahal jujur aku semakin sayang kepada Alam,dan aku ingin bahagia bersama dia.

*chat Line*

Aku memulai duluan percakapan di line,aku tak akan spam aku tak mau mengganggu.

Senja
"Halo Alam,gimana kabar kamu?" 10.00 pm

Alam
"Iya ja,bentar bentar aku lagi kerjain tugas" 10.25 pm

Senja
"Kamu kenapa lam?sakit?kok gak pernah cerita sama aku lagi?"  10.26 pm

Alam
"Ah,gapapakok ja nanti aku hubungin yah"  10.40 pm

Senja
"Oh yaudah deh maaf ganggu,semangat lam!"  10.41 pm

Alam
*just read a message*

Aku pun menunggu dia dan tetap memegang handphoneku dan mendengarkan lagu-lagu galau,
Tapi Alam belum kunjung kembali,dan akupun tertidur begitu saja.

Tak lama ada notif masuk ke hapeku,aku girang aku senang aku pikir itu alam tapi bukan,itu adalah Ifan sahabt baiknya Alam.

Ifan
"Senja,aku boleh ngomong?ini hal penting"  11.55 pm

Senja
"Ada apa pan,cerita aja "  12.10 am

Ifan
"Jadi gini ja,aku tahu belakangan ini kamu selalu murung di atas pembatas koridor,aku coba cari tahu ada apa dari temen-temen kamu,tentang kamu dan disini aku mau jelasin yang sebenernya"  12.15 am

Senja
"Yaudah kamu jelasin gih". 12.17 am

Ifan
"Jadi kalau emang bener kau tu selalu merenung tentang kenapa Alam,aku tahu kok jawabannya semoga dengan ini kamu bisa lebih membaik,Alam mungkin belakangan ini terlihat diam,dia memang begitu ja saat dia lagi bener bener jatuh dan rapuh butuh waktu senggang untuk menetralkan semuanya,jadi kamu tunggu aja dia membaik bentar lagi". 12.20 am

Senja
"Terus apalagi yang kamu tahu tentang alam dia cerita apalagi pan?"  12.21 am

Ifan
"Ja,Alam cerita sama aku dia begitu terpukul saat dia gak paham dengan perasaannya sendiri,dia bilang dia nyesel omongin perasaannya sendiri,tapi dia lega setidaknya kamu tahu,walau dia sadar dia ngancurin komitmen kalian,dia gak nyalahin kamu perihal kamu tak menjawab cintanya dan bertahan dalam komitmen tersebut,satu yang dia selalu yakin kamu bakal tetap sayang sama dia,tapi dia butuh waktu untuk menetralkan semuanya." 12.30 am

Akupun kembali berfikir dan tertidur,kini aku tahu dan aku mulai untuk membiarkan alam hingga ia kembali tenang dan mau berbicara denganku lagi.

Hari hari ku lewati tanpa tawa alam,aku berdoa dia lekas kembali,dan bermain-main bersamaku lagi.seperti apa yang ada di hari-hariku nihil tanpa kehadiran alam,disekolah aku hanya bias melihat dia berjalan lurus melewati ku dan sesekali kulihat ia bercanda dengan sahabat-sahabatnya,akupun semakin terenyuh melihat tawa itu seakan ia bahagia tanpa mempedulikan aku.

sebenarnya apa yang aku fikirkan jika jelas bahagia adalah Bersama Alam?

lagi-lagi aku takut merusak komitmen yang ada,dan berujung kehilangan.

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang