8 tahun kemudian....
Ibuku memberikan koper yang telah diisinya dengan seluruh pakaianku. "Hati hatilah selama di perjalanan, sayang," ujar Ibuku dengan wajah tak rela membiarkan aku pergi.
"Iya, ma," jawabku sambil tersenyum, "mama kenapa sedih? Aku juga tidak tinggal disana selamanya, kan? Aku juga akan kembali pastinya, ma," ujarku meyakinkan ibuku. Kupeluk ibuku dengan erat sampai akhirnya aku berjalan menuju ke mobil warna hitam dengan seorang pria yang telah menungguku disana.Kulambaikan tanganku ke arah ayah, ibu, dan juga kakak laki lakiku setelah aku masuk ke dalam mobil. Aku tau mereka tak rela jika aku pergi. Apalagi aku harus tinggal disana sendirian. Di negeri orang...
Mobil yang kunaiki pun melaju. Tepat di sampingku adalah seorang laki laki yang sangat berharga bagiku. Dia adalah pacarku. Sebenarnya kami akan bertunangan sebulan lagi. Tapi ternyata kesempatan itu tak ada. Selama setahun ini aku akan bekerja di sebuah tempat kecantikan, sesuai dengan jurusan yang kuambil. Aku ingin menjadi stylist. Kenapa mesti di luar negeri? Karena aku rasa di luar negerilah aku bisa mencari pengalaman yang berbeda. Apalagi di Korea Selatan.... tempat dimana seluruh orang memprioritaskan kecantikan.
"Kenapa mesti di luar negeri? Aku pasti akan merindukanmu," ujar laki laki yang berada di sampingku, Kei. Aku tersenyum ke arahnya yang sedang menyetir. "Aku juga akan sangat merindukanmu, Kei. Tapi aku ingin selama ini apa yang telah aku pelajari tak akan sia sia. Pengalaman menjadi stylist di luar negeri akan sangat berharga bagiku, Kei," ujarku.
"Aku takut kau malah menyukai orang Korea nantinya," ujarnya dengan nada terpaksa.
"Hei, seharusnya akulah yang takut kau akan menyukai orang disini, karena aku telah meninggalkanmu," ujarku kemudian tertawa."Aku tak akan selingkuh, Selya. Aku mencintaimu..." ujar Kei sambil melirikku, karena dia harus fokus menyetir.
"Aku juga, Kei," ujarku dengan lembut.
***
Kei menghantarkan aku hingga masuk ke dalam bandara. Sebelum akhirnya aku akan pergi, Kei memelukku terlebih dahulu. "Ingatlah, sayang. Aku menunggumu, Selya," ujarnya dengan sedih. "Hubungilah aku selalu," ujarnya.
Aku mengangguk "Aku juga, Kei," jawabku. "Aku akan selalu menguhubungimu," ujarku.
Kei melepaskan pelukannya. Kami saling tersenyum sebelum akhirnya kakiku melangkah menjauhi Kei. Dia masih berada di tempatnya. Aku terus berjalan sampai akhirnya saat aku berbalik ke belakang, ternyata Kei sudah tak terlihat lagi karena keramaian orang orang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My First and Last Love (PCY)
FanfictionSeorang fangirl yang awalnya sangat mencintai Idolanya, tetapi seiring berjalannya waktu, dia kemudian melupakan idolanya. Sampai suatu hari, disaat dia telah melupakan idolanya, malah disaat itu takdir mempertemukannya dengan sang idola. Akankah...