Jaehyun keluar kelas setelah ribut dengan Mina. Jaehyun keluar menuju kantin, ia ingin menyalurkan emosinya dengan makan. Jaehyun tidak habis pikir kok ada ya cewek ga punya perasaan gitu. Jaehyun menegak cappucinonya saat melihat jarum jam yang melingkar ditangannya menunjukkan pukul delapan kurang lima belas menit. Jaehyun memutuskan untuk kembali ke kelas, tidak peduli akan dapat hukuman dari guru, yang penting perasaannya sudah jauh lebih baik daripada tadi.
Benar juga, Jaehyun dapat hukuman. Hukuman pertama yang ia dapat selama menjadi siswa senior high school, emangnya saudara kembarnya yang hobi datang ke ruang bk?
Jaehyun sudah berdiri ditengah lapangan. Hukuman yang diterima Jaehyun adalah berdiri ditengah lapangan hingga pukul sembilan.
'Hilih kecil, . . .' batin Jaehyun, apalagi cuaca tengah mendung. Jaehyun berdiri ditengah lapangan itu bagai anugrah bagi para cewek - cewek, kapan lagi bisa melihat Jaehyun berdiri sendirian di lapangan. Cakep sih.
#
Mingyu menyantap sarapan setelah semua keluarganya pergi. Soal pusing memang Mingyu tidak bohong, tapi setelah sarapan dan minum obat sudah mendingan. Bahkan Mingyu bisa beres-beres rumah yang kondisinya seperti kapal pecah. Barulah Mingyu tidur, biar sehat wal afiat. Amin.
#
Kembali pada Jaehyun, setelah menyelesaikan hukumannya, Jaehyun kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Jaehyun lagi mengerjakan tugasnya ketika guru bk memanggilnya, dan meminta ke ruang bk junior high school karena Haechan berkelahi dengan temannya. Jaehyub mendengus, 'Ck . . apalagi ini?'
"Apa perlu ditemani Jae?" tanya Yuta, teman sebangku Jaehyun.
"Ga usah, aku nanti pinjem jawabanmu aja."
"Ok . ." Yuta membuat tanda o dengan tangan kanannya.
Jaehyun sudah sampai di ruang bk junior high school, disana sudah ada Haechan dan teman yang berkelahi dengannya. Ingin rasanya Jaehyun menjitak kepala Haechan, pasalnya Jaehyun langganan mendatangi ruangan ini, belum lagi Mingyu yang kadang menggantikannya untuk datang ke ruangan keramat ini. Dan, parahnya lagi Haechan dapat skorsing selama seminggu.
"Mas , . . jangan telpon Papa ya. pleasee . . ." Haechan memohon pada Jaehyun supaya tidak menelpon Papa Kim untuk datang menjemputnya di sekolah. Tapi, meski Jaehyun tidak menelpon Papa-nya, Papa-nya juga bakal tahu kalau Haechan kena skorsing.
"Tidak . . . Mas tetap akan telpon Papa. Ini sudah keterlaluan nChan." putus Jaehyun.
"Terserah Mas Jae, kalau Mas Jae telpon Papa, nChan ga mau ngomong sama Mas Jae lagi."
"Peduli amat." Jaehyun tetap menelpon Papa-nya, tidak peduli ancaman Haechan. Haechan memang sudah keterlaluan nakalnya, sudah sampai tahap skorsing.
Jaehyun meninggalkan Haechan di ruang BK , biarlah Haechan menunggu kedatangan Papa Kim sendirian. Jaehyun harus kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran. Jaehyun melirik arlojinya, tersenyum senang ketika melihat deretan angka yang menunjukkan waktu istirahat telah tiba.
Jaehyun bergabung dengan teman - temannya di kantin, sungguh hari ini begitu melelahkan bagi Jaehyun.
"Gimana? Haechan kenapa lagi?" tanya Eunwoo yang sedang menikmati semangkuk baksonya.
"Skorsing dia," jawan Jaehyun pendek. "Biar kapok."
"Adikmu yang satu itu memang istimewa Jae, kirain Mingyu doang yang rajin dipanggil ke ruang BK, eh ngomong-ngomong si item mana? kok tumben belum keliatan di kantin." Yuta celingak-celinguk mencari keberadaan saudara kembar Jaehyun. Biasanya Mingyu sudah ada di kantin sebelum Jaehyun dan genk sampai kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
to be happy family
FanfictionKeluarga itu tempat pulang paling hangat dan nyaman. Tapi dalam keluarga tidak melulu berisi cerita - cerita manis dari seluruh anggota keluarga. Cerita pahit, asam juga dilalui, tapi keyakinan bahwa keluarga dapat menyelesaikan semua permasalahan y...