#
Hari – hari penuh drama Papa dan Mama Kim akan segera dimulai, drama untuk beberapa hari kedepan. Mama Kim masih belum beranjak dari tempat tidur Jaehyun, maklum Jaehyun bangun dari tidurnya karena merasakan tidak ada seseorang disampingnya. Jaehyun merengek memanggil Papa-nya yang tadi berada disampingnya. Mama Kim buru – buru mendekat ke tempat tidur Jaehyun setelah ia menutup pintu kamar mandi.
"Hei . . Mama disini, sudah jangan merengek." ucap Mama Kim.
"Papa mana?" Jaehyun mencari Papa Kim.
"Papa sedang mengantar adik – adikmu pulang, sudah tidur lagi saja." perintah Mama Kim sambil mengusap lengan Jaehyun.
"Kelonin Ma."
"Aduh ini anak segede badak masih aja minta kelon, Tae – oh aja tidak rewwl kok tinggal di rumah Nenek." dumel Mama Kim, habisnya gemes sama tingkah anak sulungnya itu. "Tuh, saudaramu aja dah tidur pules." tambah Mama Kim.
"Pokoknya Jae mau dikelonin." Jaehyun mulai mode ngambek.
"Iya – iya," jawab Mama Kim sambil mencubit gemas hidung Jaehyun. Mama Kim – pun naik ke tempat tidur Jaehyun, dan berbaring disamping 'Bayi gede' –nya itu.
#
Papa Kim sampai Rumah Sakit ketika penghuninya sudah pules semua, Jaehyun yang tidur dipeluk Mama, dan Mingyu yang tidur kek orang mati, hingga keluar dari IGD sampai sekarang belum juga bangun. Papa Kim ikut mengistirahatkan tubuhnya disofa yang berada diruangan tersebut, mumpung drama belum dimulai. Setidaknya Papa Kim mengisi ulang tenaganya sejenak selama kedua anaknya tertidur.
Nah, betul juga, tidak beberapa lama Papa Kim tertidur, Mingyu membangunkannya, menyuruh Papa Kim mengantarkanya ke Kamar Mandi. Susah mau ke kamar mandi sendirian, harus gotong – gotong infus pula dan masih lemes pula, ntar kalau jatuh gimana.
Dengan menahan kantuk Papa Kim memapah Mingyu ke kamar mandi. Celakanya, Mingyu tidak bisa langsung tidur lagi, secara dia tidur terus dari tadi.
"Dah tidur lagi aja, atau Gyu butuh sesuatu?" tanya Papa Kim.
"Ga ngantuk Pa, Gyu haus."
Papa Kim menyodorkan gelas berisi air putih pada Mingyu,selanjutnya menyuruhnya untuk kembali berbaring.
"Pa, . . temenin! Jangan bobok lo." pinta Mingyu pada Papa Kim.
"Iya . . . Papa temenin, apa mau dipeluk seperti Jae?"
Mingyu menggelengkan kepalanya, "Enggak Pa, sumpek." tolak Mingyu, "Elus kepalanya Gyu aja Pa."
Papa Kim senyum ganteng, "Baiklah Baby Boy Papa." tangan Papa Kim terulur, mengusap suarai hitam Mingyu. "Nyanyiin sekalian ga?"
Mingyu menganggukkan kepalanya, "Iyalah Pa, kan- Gyu ga pernah diginiin lagi sekarang, disuruh – suruh terus malahan." Mingyu protes dengan suara lemesnya.
"Iya maafin Papa dan Mama, habisnya Gyu – kan dah gede, harus bisa bantu Papa dan Mama, jagain adek – adek, ngasih contoh yang bagus buat adek – adek."
"Itu Jae juga dah gede, malah anak sulung lagi. Kok jarang disuruh – suruh." Mingyu protes lagi, tidak lupa menunjukkan mode merajuknya.
"Iya, maaf – maaf, besok lagi adil deh kalau suruh – suruh." ujar Papa Kim, mengakui jika memang lebih sering Mingyu yang disuruh – suruh daripada Jaehyun. "Dah ayo tidur lagi! Biar cepat sembuh, duh kalian itu saking kompaknya opname juga bareng – bareng."
"Biarin, namanya juga kembar. Kelonin Pa!" perintah Mingyu pada Papa Kim. Dasar anak durhaka, perintah – perintah Papa – nya.
"Lho katanya tadi ga mau sumpek?" Papa Kim mengulang kata – kata Mingyu tadi.
"Kan itu tadi Pa."
"Baiklah, tapi muat ga ini ranjangnya secara Mingyu segede gajah nih." canda Papa Kim, dan dijawab dengan muka cemberut Mingyu.
"Mingyu ga segede gajah ya Pa. Ganteng gini dibilang kayak Gajah." Mingyu ngambek mode on.
Akhirnya Papa Kim menuruti perintah Mingyu, ia naik ke ranjang Mingyu, lalu merebahkan dirinya disamping anaknya itu. Tadi aja bilang sumpek, emang minta di cubit ini Mingyu. Tapi, daripada Mingyu ga tidur – tidur, kan Papa Kim juga mau tidur, udah ngantuk ini.
Lagi, belum genap sejam Papa Kim memejamkan matanya, Mama Kim sudah membangunkannya. Mama Kim meminta Papa Kim untuk mengantar Jaehyun ke kamar mandi. Tanpa bersuara Papa Kim segera bangun dan menuju ranjang Jaehyun. Sebetulnya Mama Kim ga tega mau bangunin suaminya, tapi mengingat badan Jaehyun segede badak dan yang pastinya berat maka Mama Kim membangunkan Papa Kim. Daripada nanti jatuh ketimpa badak, eh Jaehyun kan celaka.
Papa Kim memapah Jaehyun ke kamar mandi seperti tadi membantu Mingyu, tapi kali ini lebih sedikit menyusahkan. Jaehyun kebanyakan merengek, 'Papa pusing, Papa lemes,' Papa Kim sampai heran sama anak sulungnya ini. Apa disekolah ia juga banyak ngeluh seperti ini, secara Jaehyun kan anak yang aktif di kegiatan sekolah. Pantas saja kemarin ketika teman – teman pada heran melihat tingkah Jaehyun di rumah.
"Mama . . lapar, tapi mulutnya pait." adu Jaehyun setelah ia kembali dengan selamat dari kamar mandi.
"Ya kan Jaehyun lagi sakit, Mama kupasin buah ya? Atau mau maem roti?" tawar Mama Kim.
Jaehyun menggelengkan kepalanya, "Ga mau . . ."
"Lha apa maunya Jae?"
Jaehyun melihat Mama-nya yang duduk diranjang Mingyu sambil mengusap kepala saudaranya. "Mama sini aja, usap Jaehyun aja supaya Jae bisa bobok lagi."
Kompak Papa dan Mama Kim menghela nafasnya, ajaib sekali kelakuan anak sulungnya ini. "Katanya Lapar, mau makan apa? Papa cariin."
"Ga mau makan, pahit."
"Minum susu aja ya?" gantian Mama Kim yang menawarkan.
Jaehyun menganggukkan kepalanya, "Tapi Mama yang buatin." pinta Jaehyun. Kayaknya Jaehyun ingin memonopoli Papa dan Mamanya.
Sementara Mama Kim buatin susu untuk Jaehyun, Papa Kim memilih menuju ranjang anak satunya lagi. Mingyu kelihatan gelisah dalam tidurnya, seperti sedang mimpi buruk. Papa Kim mengusap peluh yang membanjiri dahi Mingyu, "Ya Tuhan. Mama, kenapa Gyu panas banget?" kaget Papa Kim. Gimana ga kaget tadi pas tidur bersama kan ga sepanas ini.
"Masa' sig Pa, barusan juga Mama usap kepalanya." Mama Kim tidak percaya. Setelah menyerahkan segelas susu pada Jaehyun, Mama Kim segera menuju tempat tidur Mingyu, untuk membuktikan omongan suaminya.
Dan benar, suhu tubuh Mingyu naik, Papa Kim langsung memencet tombol merah setelah diperintah istrinya. Dokter jaga dan seorang perawat mendatangi kamar Jaehyun dan Mingyu.
"Pa . . Ma. . . Mingyu kenapa?" Jaehyun khawatir dengan kembarannya tersebut. "Pa . . Ma," panggil Jaehyun lagi. Papa Kim menoleh ke ranjang Jaehyun, menghampiri anak sulungnya.
"Kita belum tahu. Badannya Gyu panas banget." Papa Kim meraba kening Jaehyun, kalau saja Jaehyun juga seperti Mingyu. Papa Kim tersenyum lega, meski tubuh Jaehyun panas, tapi ga sepanas Mingyu.
"Kami akan mengambil sample darahnya Nyonya, seharusnya prosedur ini kami lakukan pada pagi dan sore hari, tapi karena ini keadaannya darurat." Dokter meminta ijin kepada Mama Kim untuk mengambil sample darah Mingyu.
"Lakukan apa yang terbaik Dok," Mama Kim menyanggupinya.
"Pa . . Jae ga diamabil darahnya kan?" wajah Jaehyun sudah pucat, mendengar kata diambil darahnya, itu berarti ada jarum suntiknya. Kalau Mingyu di ambil darahnya kemungkinan dia juga, kan penyakitnya sama. Di infus aja sakit banget, masih mau ditambah diambil darahnya.
"Belum, giliran Jae besok pagi." jawab Papa Kim tenang, tapi tidak untuk Jaehyun.
"Tidak Pa, Jae ga mau disuntik lagi. Tidak Pa, Jae ga mau."
Papa Kim merangkula anak sulungnya, "Gapapa, ga sakit kok, itu prosedur yang harus dilakukan supaya dokter mengetahui kondisi pasiennya, dan apa tindakan yang harus dilakukan selanjutnya." jelas Papa Kim. Kalau itu Jaehyun juga tahu, masalahnya satu Jaehyun itu takut disuntik.
#
Besok lagi ya. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
to be happy family
FanfictionKeluarga itu tempat pulang paling hangat dan nyaman. Tapi dalam keluarga tidak melulu berisi cerita - cerita manis dari seluruh anggota keluarga. Cerita pahit, asam juga dilalui, tapi keyakinan bahwa keluarga dapat menyelesaikan semua permasalahan y...