[24°]

1.4K 187 15
                                    

Drawing
.
Let me draw your face Hwang Hyunjin
.
Hyunjeong

Jeongin menangis keras didepan pintu UGD. Kakaknya didalam. Bertarung dengan kenyataan.

Takut, khawatir, cemas. Hanya itu yang dapat pemuda Yang itu rasakan.

"Je!" Teriak Hyunjin yang baru datang bersama Jinyoung.

Hyunjin langsung memeluk erat pemuda manis itu. Menyalurkan ketenangan melalui usapan dipunggung Jeongin. Membiarkan kemeja satin hitam nya basah karena air mata Jeongin.

Jinyoung terlihat sedang berbicara dengan bambam dan Jimin. Entah membicarakan apa.

Hyunjin hanya memperhatikan pundak mungil itu naik turun tidak konsisten.

Kemudian matanya menangkap sosok baejin yang berlari kecil menuju mereka.

"Jeong-

PLAK!!

"BANGSAT! JAUH JAUH!" teriak Jeongin sehabis menampar baejin sangat keras.

"Jeong!"

"KAKAK JEONGIN SEKARANG SEKARAT! JAUH JAUH DARI KAKAK PEMBAWA SIAL!"

---

Keadaan Guanlin belum menunjukkan perkembangan. Masih koma.

Dan saat itu juga, sosok baejin seperti hilang dari permukaan bumi. Entah kemana. Entah dimana.

Jeongin menyantap makanan hangat bikinan mamanya. Jujur, rasanya hambar. Jeongin rindu kakaknya. Ia ingin kakaknya membuka mata dan memeluknya seperti kemarin. tiba tiba pintu itu terbuka, Jinyoung berdiri disana, nafsnya memburu. mungkin habis berlari.

"jeong, guanlin..."

---

hyunjin meneguk birnya mungkin ini sudah gelas ke lima, kadar alkoholnya cukup rendah. meski pada dasarnya hyunjin suka yang kadar alkoholnya tinggi, entah kenapa ia memilih meminum bloody mary.

"あなたは観光客ですか (kamu turis)?" tanya si bartender.

hyunjin yang rada paham maksudnya mengaguk. pemuda didepannya, hyunjin akui bahwa ia tampan. "私の名前は春斗、あなたですか? (namaku haruto, kamu?)"

"hyunjin, hwang hyunjin" jawab hyunjin sekenanya.

"he cant speak japanesee babe" sahut seorang lagi dari belakang haruto. pemuda jepang itu hanya nyengir.

"maaf. teleponmu berbunyi" sela pemuda yang hyunjin akui kekasih haruto sambil menunjuk handphone hyunjin yang tergeletak di atas meja. hyunjin mengangguk dan menjawab panggilan yang dimaksud orang itu.

"ya?"

"..."

"sorry, can you repeat?"

"..."

"silly gurl. that imposible"

"..."

"sorry i must go. bubay"

hyunjin memutus sambungan itu sepihak.

"are you okay?" pemuda itu bertanya pada hyunjin. hyunjin membalas dengan senyum lemah.

"aku park jeongwoo. salam kenal sebelumnya hyunjin" jeongwoo tersenyum sembari menjabat tangan hyunjin ramah. dan hyunjin membalasnya tak kalah ramah. jeongwoo meyamankan dirinya didepan hyunjin, membiarkan haruto bekerja sendiri.

"tadi itu... cewek? minta pertanggung jawaban? karena hamil?" jeongwoo menumpu dagunya dengan tangan kiri.

"how can?"

"私の聴覚は鋭かった"

(pendengaranku tajam) 

"emm begitu" hyunjin mengangguk angguk.

"tapi kamu bener bener menghamili?" jeongwoo bertanya. jawaban dari hyunjin adalah tidak.

"kamu kenal dia?". hyunjin kembali menjawab pertanyaan jeongwoo dengan gelengan.

"ya berarti dia cuma mau cari perhatian kamu. jelas? oh iya mending kamu balik ke rumah sakit itu sekarang. ada malaikat yang sayapnya mau patah" jeongwoo nyengir. 

semenit berlalu, tak lama ada panggilan masuk dari ayahnya.

"ya?"

"..."

"hah?!"

"..."

"p-papa gak canda kan?"

"..."

"ya pa, trims"

hyunjin beranjak dari tempat duduknya, namun sebelum itu hyunjin menoleh pada jeongwoo yang sedang terseyum miring.

"gimana kamu bisa tau?"

"simple. karena aku memang tau"

---

hyunjin sampai di ruangan kerja ayahnya. dan bau anyir darah langsung menusuk hidungnya. kemudian ia melihat minhyun yang baru keluar dari toilet sambil mengelap tanganya yang basah.

"pa, jeje mana?"

"ikut papa."


Drawing.Hyunjeong.Chapter 23COMPLETED.write25/03/2019@re_world

𝒟𝓇𝒶𝓌𝒾𝓃𝑔 | HyunJeong [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang