19 - What If

121 7 0
                                    

Feel free to vote and comment :) So simple as you click the star above

You can add this story to your Reading List to stay update :)

Happy reading! :D Hope you enjoy it!

.

.

.

.

'a side story about Doyeon - Seongwu'

Bandung

Seongwu melemparkan tas yang dijinjingnya beserta jaket yang tadi ia kenakan sembarangan. Terlalu lelah untuk sekedar berbasa basi dalam memperhatikan tata krama sebagai pengunjung. Toh Jaehwan, selaku pemilik apartemen, tidak begitu peduli dengan apa yang ia lakukan. Sudah maklum sepertinya.

Meskipun Seongwu tinggal di Jakarta, sempat beberapa kali ia menyambangi sahabatnya yang menetap di kota ini. Apalagi ketika ia dalam perjalanan menuju ke atau kembali dari Jogja untuk menjenguk ibu dan adik adiknya. Pernah sekali ia datang jauh jauh dari Jakarta ke Bandung hanya untuk melepas penat dari dunia perkuliahan dan pekerjaan paruh waktunya.

Ya, dari keempat sahabat karib ini, hanya ia yang belum menyelesaikan tugas perkuliahannya. Alasannya? Cukup ia dan Tuhan saja yang tau.

"Nggak mau ganti baju dulu? Pake baju gue dah kalo emang lo nggak bawa" kata Jaehwan saat melihat Seongwu yang hendak merebahkan tubuhnya di sofa ruang tengah.

"Bentaran Jae, gue mau rebahan dulu. Capek badan gue" jawabnya sambil memejamkan mata sejenak.

"Yaudah, gue ganti baju duluan kalo gitu. Lo kalo pengen makan atau minum langsung ambil aja di kulkas" kata Jaehwan.

Seongwu hanya mengangkat ibu jarinya tanda mengerti. Sepertinya ia akan melewatkan ritual mandi sebelum tidur karena nyatanya tak butuh waktu lama sebelum ia benar benar terlelap. Jaehwan yang baru saja keluar dari kamar pun memaklumi sahabatnya yang pasti lelah setelah menempuh perjalanan jauh. Ia pun membiarkan Seongwu tidur di sofa yang sebenarnya tidak cukup nyaman untuk seseorang berkaki panjang seperti Seongwu.

-----------

Jaehwan menutup pintu apartemennya perlahan, berusaha untuk tidak menimbulkan terlalu banyak suara ketika ia pulang selepas melakukan rutinitas lari paginya.

"Lah? Udah bangun lo?" tanya Jaehwan setelah menyadari usahanya mengendap endap seperti kucing ternyata percuma.

"Huaaaahm.. Jam berapa sih?" ia malah balik bertanya sambil menggaruk garuk kepala dan bagian tubuh atasnya, ciri khas Ong Seongwu yang baru saja bangun dari tidurnya.

"Jam 7 kurang. Laper nggak lo?" tanya Jaehwan kembali.

"Banget" jawab Seongwu yang kemudian bangun seraya mengambil baju bersih dan peralatan mandinya. "Gue mandi dulu"

(beberapa saat kemudian)

"Mau sarapan apa nih?" tanya Seongwu selepas membersihkan dirinya.

"Udah gue beliin bubur ayam tuh sekalian tadi jogging. Tinggal tuang ke mangkuk aja. Gue barusan kelar makan juga" kata Jaehwan seraya menunjuk ke arah meja makan.

Seongwu mengangguk sembari mengusak rambutnya yang masih basah. Ia pun mengambil peralatan makan dari dapur Jaehwan lalu menyambar bungkusan berisi paket lengkap bubur ayam parahiyangan yang masih cukup hangat beserta teh botol dalam kemasan kotak.

Jadi ini pantesnya disebut teh botol atau teh kotak? Atau kalo gue taruh di gelas ntar jadinya teh gelas?

Oke. Biarkan Seongwu menjawab sendiri pertanyaannya. Sama sama teh ini, masih suka dibikin ribet aja.

Mandu x Mochi ( 만두 x もち ) - Jaehwan Hitomi Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang