15: Bandara Soekarno - Hatta

83 13 13
                                    

Hari ini akhirnya datang juga.

Sejak pagi aku sudah menyibukkan diri sendiri supaya tidak terlihat sedih atau terlalu kepikiran juga dengan kepergian Yuta ke Jepang hari ini. Yang biasanya aku tidak pernah menyentuh kandang kucing milik Junior, tadi pagi aku membantu Junior memandikkan Kimmy, kucing betina milik Junior. Bahkan sepertinya aku sepenuhnya yang membersihkan kandang Kimmy karena lagi-lagi alergi Junior dengan kucing kambuh.

Aku sudah berada di bandara sejak pukul 3 sore, berangkat bareng bersama Yuta dan keluarganya menuju bandara untuk mengantar Yuta ke Jepang. Pesawat Yuta akan berangkat pada pukul 7 malam, dan sekarang sudah pukul 6, ah waktu itu akan tiba sebentar lagi.

"Hey, kok diem aja kamu? Sakit perut abis minum kopi?" tanya Yuta sambil mengelus rambutku. Jangan begini, Yut yang ada aku makin gak ingin kamu tinggal, tentu saja aku berbicara di dalam hati.

"Nggak papa kok. Aku udah biasa minum kopi juga" ucapku, rasanya aku mau teriak di depan wajah Yuta sekarang. Cuma rasanya, kok aku gak tau diri banget kalau meminta Yuta untuk tidak berangkat ke Jepang.

"Eh ya, Yut dapat salam dari Ayah, Ibu dan bang Daren. Katanya sukses di Jepangnya, terus Ayah bilang sekitar bulang Juni mau ke Jepang juga, nanti tolong kasih tau dorm kamu ya"

"Ayah ngapain ke Jepang?"

"Dinas lah apalagi masa jalan-jalan"

"Itu mending kamu aja yang jalan-jalan ke Jepang nengok aku"

Aku cuma tertawa menanggapi ucapan Yuta, aku merasa seperti ga sanggup buat ke Jepang.

"Nanti pulang di jempur Junior?"

Aku mengangguk, "Dia udah di jalan kok abis jemput Siyeon les terus ke sini, mungkin setelahnya kita makan malam. Ibu dan Ayah lagi di Bandung nengok kak Luna"

"Loh kak Luna kenapa?"

"Lagi hamil tau, aku sebentar lagu punya keponakan, Yut" ucapku bersemangat, lebih tepatnya sok semangat sih agar Yuta percaya kalau aku sebenarnya tidak masalah dengan kepergiannya ke Jepang.

"Oh ya? Wah senang banget aku dengarnya, sebentar lagi bang Daren akan punya anak" ucap Yuta "Seandainya aku bisa ketemu kak Luna dan bang Daren sebelum ke Jepang"

"Gapapa, nanti kalo anaknya kak Luna udah lahir, kita video call ya, aku mau kenalin anak mereka ke Om nya haha"

Yuta tertawa sambil mengangguk-angguk, ibu jarinya terangkat tanda setuju dengan ucapanku tadi.

Ada hening panjang setelah kami membicarakan tentang kak Luna. Lalu, tidak lama ada suara pengumuman pesawat menuju Jepang.

Ini saatnya, batinku.

Yuta sudah mulai beranjak dari duduknya, mengambil tas ranselnya lalu perlahan menggandeng ku menuju keluarganya berkumpul. Ada Bunda, Ayah dan Kenza di sana.

Aku berdiri beberapa meter dari Yuta dan keluarganya, menyaksikan adegan penuh haru Yuta dan keluarganya. Bagaimana Bunda yang selalu senewen sama Yuta karena Yuta yang bandel kini menangis sambil memeluk anak laki-lakinya.

Bunda selalu kesal dengan kelakuan usil Yuta, aku udah terlalu sering melihat Yuta di marahi Bunda apabila aku sedang berada di rumahnya, ada saja hal yang Bunda ceritakan ke aku tentang betapa menyebalkannya Yuta di rumah. Bahkan Bunda berencana menukar Yuta dengan Jaehyun, teman Yuta yang kata Bunda mirip pangeran. Aku ketawa waktu mendengar ucapan Bunda saat itu.

"Kamu nanti sampai Jepang jangan lupa kabarin di grup keluarga ya" ucap Bunda lalu kembali terisak, sedih di tinggal anak kesayangan. Selanjutnya, banyak wejangan dari Bunda untuk Yuta mulai dari sering kasih kabar, makan, tidak meninggalkan kewajibannya kepada Tuhan dan masih banyak lagi

Around Jakarta ft Nakamoto Yuta (Under Construction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang