Prolog

44 7 3
                                    

Seorang gadis cantik,bertubuh mungil dan manis jika terseyum. Sesekali tangan lentiknya menyapu kringat yang mengalir didahinya. Gadis yang menggunakan kaos yang agak lusuh dipadukan celana training menjadi pelengkap penampilan sederhananya. Sambil menjajakan kue buatan sang ibu gadis itu mendengar namanya dipanggilpun menoleh kesumber suara.

"Isya..."

Gadis tersebut bernama Isya atau Risya Salasabila. Diapun menoleh dan tersenyum manis,ternyata yang memanggil adalah teman satu kelas waktu SMP.

"Iya."

"Lagi jualan,udah laku semuanya."

"Belum,masih setengahnya nihh. Gita mau beli ngga kuenya."

"Hmmm...iya deh 20.000 ribu aja ya."

"Oke...tunggu ya aku bungkusin. Mau yang mana nihh kuenya ada bolu,donat,ada bakpau pilih yang mana." Degan senyum lebarnya Isya menawari Gita dengan berbagai macam kue dagangannya.

"Aku yang bolu sama Bakpaunya aja ya..."

"Sip tunggu ya!"

"Iya..."

"Ini kuenya Git,makasih ya udah mau beli kuenya."

"Iya sama-sama,lagian kue buatan ibu kamu enak jadi aku beli dehh... Aku pulang dulu ya Sya,dadahhh..." Pamit Gitas sambil melambaikan tangannya kepada Isya.

"Iya,kamu hati-hati ya."

"Oke sippp..."

Setelah kepergian Gita,Isya duduk disalah satu kursi dekat taman tempat menjual kue-kuenya.  Isya mengambil minuman yang taruh ditas dan langsung meminumnya seketika rasa hauspun hilang. Sesekali Isya memijit kakinya yang pegal karena Ia bawa keliling kampung untuk berjualan.

"Lanjut jualan lagi ahh...udah mulai sorenih. Alhamdulillah kuenya tinggal dikit." Gumamnya sambil berjalan dengan membawa barang dagangannya.

Siang berganti sore,cuaca yang tadinya sangat terik perlahan meredup. Setelah lama menjajahkan barang dagangannya akhirnya sudah habis semuanya,kini tinggal Isya menuju rumahnya dengan hati senang. Karena semua kue jualannya telah laku semu sehingga Isya mendapatkan untung sesuai perkiraannya walaupaun tidak sebanyak untung yang didapatkan. Akhirnyapun Isya berjalan menuju rumahnya karena sudah lelah dan perutnya berdemo untuk minta diisi. Sekitar kurang lebihnya dua puluh menit akhirnya Isya sudah sampai dirumah sederhana peninggalan ayahnya yang sudah tidak ada. Sambil membuka pintu utama rumah sederhana tersebut Isya mengucapkan salam dengan nada lembutnya.

"Assalamuallaikum, Ibu Isya udah pulang."

"Walaikumsalam Sya. Udah pulang nak?." Tanya ibu kaget saat anaknya udah ada diruang tamu sekaligus ruang keluarga.

"Iya bu,Alhamdulillah kuenya udah laku semua."

"Alhamdulillah kalau begitu,udah makan nak?" Tanya ibu kepada Isya.

"Belum bu" jawab Isya sambil tersenyum manis kepada Ibunya.

"Yaudah kamu mandi dulu gih,nanti baru makan"

"Siap Ibu"

Tak butuh waktu lama Isya sudah selesai mandi,rambut masih basah dengan haduk dipundaknya agar melindungi baju rumahannya tidak basah. Setelah selesai Isya berjalan menuju ruang krkuarga yang juga difungsikan sebagai ruang makan juga. Disana sudah tersaji makanan sederhana yang dibuat oleh ibunya. Tak perlu lak yang enak yang dibutuhkan Isya adalah cinta yang memasaknya,karna dengan cinta masakan apapun akan jadi enak rasanya.

"Bu enak masakanya,Isya selalu suka masakan Ibu."

"Iya karna Ibu masak khusus untuk kamu."

"Ibu jualannya tadi laku semua lohh..."

"Ya kalau gitu alhamdulillah jualan Ibu juga laku semua tadi."

"Besik bawain yang lebih banyak dari tadi ya bu."

"Kan kamu mau masuk sekolah bawanya kaya biasa aja ya,Ibu takut kalu kamu sakit lagi."

"Emmm...kan dua hari lagi Isya sekolahnya bu." Mohon Isya pada ibunya.

"Jangan sayang,seharusnya kamu fokus sama sekolah kamu urusan uang ibu aja kamu ngga usah mikirin."

"Tapi nanti ibu kecapaian gimana?"

"Ini udah tugas ibu buat nafkahin kamu menggantikan ayah kamu,ini udah malam kamu tidur dulu sana!"

"Iya bu. Isya tidur dulu,ibu juga harus tidur ya."

"Iya sayang."

               -----------------------------------------

Semoga menghibur teman-teman.

Jangan lupa vote ya.
Komen juga,biar semangat nulisnyq.

RISYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang