RN [lima]

11 1 0
                                    

Sudah tidak ada lagi yang kurasakan,hanya bayangan hitam. Ingatankupun tak lagi digantikan dengan rasa yang tak kurasakan.

***
Nick P.O.V.

Astagaa... gue nabrak orang.

Banyak orang yang mengerumuni orang yang gue tabrak. Gue turun untuk melihat korban yang tadi gue tabrak. Setelah membuka helm bayak kue-kue kecil yang berserakan. Pertanyaan dalam pikiran gue bahwa yang gue tabrak adalah seorang pedagang kecil.

Gue mendekati krumunan orang. Ternyata adalah seorang gadis yang lumayan muda,walapun gue belum melihat rupanya. Perlahan gue dapat melihat wajah yang tadi gue tabrak.

Deggg...

Wajah itu...

Wajah orang yang gue kagumi. Ternyata dia yang gue tabrak. Entah kenapa perasaanku mendadak berbeda. Tak buag-buang waktu gue menghampiri dia.

Dengan tergesa gue menghampirinya tak buang-buang waktu,langsung gue bawa ke Rumahsakit terdekat dengan lokasi. Salah satu warga yang menolong menanyakan bahwa gue yang menabarak dan menyuruh tanggungjawab. Tanpa disuruh pun gue akan membawanya ke Rumah Sakit.

"Pak cepet siapkan mobil."

Tak lama setelah itu,datang mobil sedan warna silver. Tak buang-buang waktu lama ku gendong adik kelasku sekaligus oramg yang diam-diam mencuri hatiku kedalam mobil.

Tak tega gue melihatnya bagian tubuhnya ada yang terluka.

***

Tak sadar gue udah dirumah sakit terdekat, gue angkat tubuhnya dan gue taruh badannya dibangkar yang telah disediakan oleh suster.

Pintu IGD telah tertutup. Menunggu dengan cemas walau lukanya tidak terlalu parah hanya ada lecet,entah kenapa gue sangat khawatir.

Tidak sampai satu jam dokter yang menangganinya keluar. Gue hampiri untuk memanyakan  keadaannya.

"Dok gimana keadaanya?"

"Tidak perlu khawatir dia hanya syhok luka dibagian tubuhnya juga ringan hanya lecet-lecet saja. Pasien tidak perlu dirawat inap. Kalau begitu permisi." Jelas dokter.

Mendengar penjelasan dokter membuat perasaan gue jadi lega.

Langkah kaki gue menuju ruangan IGD.  Degan sengaja gue buka pintu degan pelan agar tidak menimbulkan suara. Setelah sampai diruangan gadis yang sudah menarik perhatianku sedang terlelap. Pelan-pelan melangkab menuju ranjang rumahsakit tempat dimana gadis itu terlelap karna obat bius.

Kupandangi wajahnya,polos dan cantik tanpa polesan make up. Entah mengapa gadis itu mengingatkan dengan almarhumah mama.

Terbesit dalam hati gue untuk melindunginya. Dia kelihatan rapuh.

***
Risya POV.

Pertama kali aku membuka mata,aku menatap ruangan dengan sekeliling berwarna putih dan bau obat-obatan begitu menyengat dihidungku. Ku edarjan pandanganku, objek pertama yang aku lihat adalah seorang laki-laki yang tertidur di sofa yang ada diruangam ini.

Tunggu...

Dia adalah kakak OSIS yang tadi siang sempat ngobrol denganku sewaktu diparkiran. Kenapa dia bisa ada disini?

Atau jangan-jangan dia yang nabrak aku? Berbagai macam pertanyaan ada dalam pikiranku. Dari pada berpikiran yamg tidak-tidak akhirnyaku tunggu dia sampai dia bangun saja.

Sekitar sepuluh menitan akhirnya dia bangun dari tidurnya. Dia berjalan dengan pelan ketempat dimana aku berbaring.

Sebenarnya itu aku cuman pura-pura tertidur,aku terlalu malu untuk berbicara dengannya. Tak punya pilihan lain akhirnya aku buka mata.

RISYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang