Gak akan ada orang yang biasa-biasa aja saat kehilangan orang yang disayang.
-aesteuticc
°•♡•°
January 9th, 2019
Terik mentari yang mulai menyilaukan mata mengenai wajah Cici disertai dengan hembusan angin ke wajahnya yang membuat cewek itu menaruh tangannya ke dahinya.
Dan di saat itu pula bel masuk berbunyi menandakan semua siswa ataupun siswi harus masuk ke kelasnya masing-masing untuk mengikuti pelajaran pertama.
Langkah yang dibuat Cici agak besar dan menghasilkan bunyi yang cukup nyaring di setiap derap langkahnya. Sampai di tepi lapangan, langkah kakinya semakin mengecil sampai akhirnya ia termanggu di sana.
Hari ini adalah hari di mana kelas Guanlin kebagian jam olahraga, tapi cewek itu sama sekali gak ada melihat batang hidung cowok tinggi itu.
Lalu, dari arah barat ada bola yang menggelinding mengenai kaki Cici.
Cewek itu berinisiatif mengambil bola itu setelah membenarkan rambutnya yang menghalangi wajahnya. Kemudian, ada sepasang sepatu yang baru aja memberhentikan langkah kakinya tepat di depan Cici.
Hal itu membuat Cici kembali berdiri lalu mendongak untuk berkontak mata dengan seseorang yang ada di depannya itu.
Dia adalah Guanlin, Guanlin Adiputra. Orang yang tempo hari lalu menjadi mantannya dengan perpisahan yang cukup menyakitkan keduanya.
"Maaf, itu bolanya siniin." pinta Guanlin yang membuat Cici tergagap-gagap memberikan bola itu.
"I-iya, Kak eh maksudnya iya sama-sama. Eh apaan sih, ah pokoknya ini bolanya." jawab Cici dengan sangat gugup membuat Guanlin mengulum senyumnya.
Dia harus ingat, cewek yang di depannya ini adalah orang asing yang gak ia kenal. Kenal sih, tapi cuma sebatas tau nama dan prestasi yang sering dibicarakan orang-orang.
Setelah memberikan bola, Cici kembali melanjutkan jalannya untuk ke kelas dengan tergesa-gesa, atau bisa dibilang ia sekarang lagi salting sendiri.
Punggung Cici semakin menjauh dan lama-kelamaan menghilang ditutupi tembok. Cowok itu menghela nafas kasar lalu menatap bola itu. Pikirannya melayang ke tanggal 1 November 2017, di mana ia kenal dengan cewek yang barusan menghilang di balik tembok.
Terik mentari pagi menyinari lapangan sekolah Watty's School yang berisikan banyak murid yang menggunakan tempat itu untuk berolahraga bersama.
Lalu, terdengarlah derap langkah yang dibuat dengan sangat kecil agar tidak banyak yang mengetahui kalau cewek itu sedang berjalan di sekitar sana menuju ruang guru.
Cewek itu malu karena gak bisa ikut olahraga bersama yang diadakan khusus kelas 10. Kalau aja cewek itu gak telat, gak mungkin dia disuruh bolak-balik dari kelas ke kantor untuk membantu mengangkat buku-buku murid.
"Gak keliatan, gak keliatan, gak keliatan." ucapnya berulang kali sembari mempercepat pergerakan kakinya agar terbebas dari lapangan dan tatapan beberapa murid yang bingung kenapa cewek itu gak ikut olahraga.
KAMU SEDANG MEMBACA
january | lai guanlin
Fiksi Penggemar[SEQUEL December] ❝Ini bukan tentang kita yang menentang takdir, tapi tentang kita yang saling mencintai.❞ #1 - cici ©gwanl3n, 2019