3. Indomart

53 16 57
                                    

Memang benar,
aku merindukanmu, puas?

°•♡•°

January 9th, 2019

Cewek itu tersenyum sambil menatap handphonenya, dibacanya setiap kalimat yang Guanlin tulis pada roomchat tersebut membuatnya lupa dengan perpisahan tempo hari lalu. Iya, chat mereka masih berjalan setelah beberapa jam. Katanya sih proses pengenalan lebih lanjut. Mereka sama-sama bertanya tempat tinggal, apa yang disuka dan dibenci, aktivitas hari ini, dan sebagainya. Mereka tetap bersikap seolah-olah baru pertama kali mengenal.

"Dek," panggil Jaehyun lagi yang membuat Cici seketika menoleh ke arah pintu yang baru saja terbuka setelah diketuk.

"Iya, Yah?" tanya Cici menyahut.

"Belanja gih ke Indomart sini, Ayah lagi sibuk." pinta Jaehyun yang membuat cewek itu menghela nafas. Berhubung Rena sedang berada di luar kota untuk merawat ibunya yang sakit, seketika Jaehyun menjadi Ayah Negara.

Ya di depan aja Cici menghela nafas, padahal dalam hatinya ia sedang mengatakan 'yes' berulang-ulang. Karena, selain mendapatkan uang tambahan, ia juga bisa bersantai sambil ngemil di sana.

Jangan lupa bahwa Cici masih dilarang keluar sendirian karena tempo hari yang lalu, tepatnya saat cewek itu berulang tahun. Ia masih saja diperingati saat keluar rumah sendirian. Tapi saat ini, tepat sekali saat Zahra lagi ngedate dengan Ten, Rena keluar kota, Jaehyun sibuk, dan bahan belanjaan di dapur habis, akhirnya Cici bisa keluar dari rumahnya dengan bebas. Meskipun rumahnya dengan Indomart lumayan dekat, ia tetap merasa senang.

"Ini uangnya, ini kertas belanjaannya, sisanya mungkin masih sekitar lima puluh ribu, ambil aja buat jajan. Kalau kurang, bilang aja nanti Ayah tambahin." ujar Jaehyun lagi seraya memberikan uang dan kertas belanjaan kepada anaknya itu.

"Iya, Yah." jawab Cici seraya mengambil jaket dan memakainya.

Beberapa detik saat Jaehyun telah keluar dari kamar Cici, cewek itu langsung mengambil handphonenya kembali untuk mengirim kabar kepada Guanlin.

Cici
Gua mau pergi ke Indomart dulu |
Mau belanja disuruh Ayah |

Guanlin
| Lah mau ngapain?

Cici
Dibilangin mau belanja juga dih |

Guanlin
| Idih santuy, orang gak liat tadi
| Akakakaka

Cici
Iyain |

Guanlin
| Beli susu gak tuh?

Cici
Akakakaka tau bae |
Eh maksudnya tau darimana? |

Guanlin
| Ya tau dong
| Kan lo setengah dari tulang rusuk gue
| Masa gak tau

Cici
Najis dah |
Orang gua kasih tau tadi kan? |

Guanlin
| Nah itu tau
| Sosoan gak tau lo ah
| Bilang aja mau chatan panjang sama gue
| Aduh aku shy

Cici
Sumpah lu najisin banget |
Sok tau banget gitu |

Guanlin
| Akakakaka
| Mending beli yang lain dah
| Susunya mana ada rasanya itu

Cici
Sok tau |
Gua juga yang minum bukan elu |
Daripada cola, bikin tulang keropos |
Susu mah banyak kalsium |

Guanlin
| Lah tau darimana gue suka cola?
| Padahal belum gue kasih tau tadi
| Stalking gue ya lo?
| Ekekekekekek

Cici
Demi apapun lu najisin banget |

Guanlin
| Lah terus tau darimana lo?

Cici
Punya mata batin gua mah |
Awas lu kalau mau jahatin gua |
Gua bisa liatin lu |
Tuhan juga |

Guanlin
| Aduh takuttttt
| Ekekekekeke

Cici
Bodo amat |

Cici tersenyum dan menaruh handphonenya ke dalam saku lalu turun ke bawah sebelum Ayahnya memanggilnya kembali.

Di jalan, ia bertemu dengan Aira dan Yani, tetangganya yang super toxic. Ya tapi sebenarnya masih toxic-an Cici sih ke mana-mana.

"Oi sendirian bae, mana neh pasangannya?" tanya Yani sembari tertawa apa yang tak lucu. Bego.

"Sst," tegur Aira kepada Yani yang tidak tau apa-apa. Aira memang tau karena Cici sering mengabarinya walau gak semuanya. Cici ingin memberitahu Yani, tapi ia pikir Yani selalu sedang bersama Haechan.

"Kenapa?" tanya Yani bingung.

"Udah pisah hehe," jawab Cici dengan gak rela.

"Beneran jadi orang asing? Atau masih ada chatan?" tanya Aira yang membuat Yani mengernyit.

Cuma dia yang sepertinya gak tau apa-apa. Yani jadi merasa aneh dan terbuang seketika.

"Ada, barusan Guanlin ngechat gua. Tapi ya, pura-pura jadi orang asing." ujar Cici memelan.

"Gak papa, Ci. Orang punya hubungan juga sebelumnya karena gak kenal, kan?" kata Aira menenangkan.

"Iya tau yang baru disakitin, hahahahaha." canda Cici disertai tawanya. Kalau konflik ini, Yani tau dan ia ikut tertawa juga. Menertawakan kemirisan Aira.

"Bangsat koe," umpat Aira gak terima yang tetap dihadiahi dengan tawaan yang terbahak-bahak.

Dasar receh.

"Ceritain dong, masa gue doang yang gak tau apa-apa." pinta Yani pada Cici dengan wajah memelas.

Cici mulai menceritakan pengalamannya bersama Guanlin sampai mereka selesai berbelanja dan bersantai di kursi depan supermarket tersebut.

Setelah beberapa menit kemudian mereka bercanda ria, datanglah Guanlin dari balik pintu kaca Indomart secara tiba-tiba tanpa diketahui ketiganya dengan membawa dua kotak susu fullcream yang membuat ketiganya kaget.

Dengan senyuman yang menghiasi cowok itu, Guanlin mampu membuat Cici merasa rindu dengan kisah satu bulan yang lalu.

Dengan senyuman yang menghiasi cowok itu, Guanlin mampu membuat Cici merasa rindu dengan kisah satu bulan yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
january | lai guanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang