CHAPTER 9

14 7 0
                                    

Sesampainya di sekolah, Cesa dan Kevin tidak dapat masuk karena gerbang telah ditutup sejak 2 menit lalu.

"Pak, bukain gerbangnya dong" ucap Cesa memohon pada pak satpam

"Nggak bisa neng Cesa , karena neng sama aden udah telat 2 menit" ucap pak satpam

"Kan juga baru telat 2 menit doang, pak" bujuk Cesa lagi

"Nggak bisa atuh, mending kalian nungguin guru piket aja ya," kata pak satpam

Tak lama kemudian, guru piket datang. Yup, guru piketnya yaitu guru bp terkiller. Pak Johan dengan kumis tebalnya siap menghukum Kevin dan Cesa. Kevin dengan gaya santainya dan Cesa yang ketakutan, karena memang baru kali ini ia telat.

Kevin yang mengerti bahwa Cesa sedang ketakutan, ia memegang erat tangan Cesa guna meyakinkan Cesa bahwa ia tidak sendirian.

Cesa sangat terkejut dengan perlakuan Kevin. Dan ia rasa bahwa ia memiliki penyakit jantung karena saat ini ia merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasa sebelumnya. Ya, saat ini jantung Cesa sedang berdisko akibat dari Kevin yang menggenggam erat tangannya.

Setelah bersusah payah menetralkan detak jantungnya, pak Johan pun tepat berada di depan Cesa dan Kevin dengan tangan yang berada didepan dadanya.

"Ehm, kenapa kalian bisa terlambat?" Ucap pak Johan dengan nada super datar melebihi nada datarnya si muka tembok a.k.a Kevin Cesa's maybe.

"Macet, pak"
"Ke-sia-ng-an, pak" ucap Kevin dan Cesa serentak tapi Cesa menjawab dengan gugup sedangkan Kevin dengan santai.

"Sekarang kalian akan bapak hukum" ucap pak Johan

"Tapi pak....... " protes Cesa tapi telah dipotong oleh pak Johan

"Nggak ada tapi - tapian, sekarang kalian keliling lapangan selama 10 kali. Kalau kalian membantah lagi , maka hukumannya akan saya tambah" ucap pak Johan tegas

"Iya pak" jawab Cesa lemas

Baru juga 5 putaran, Cesa sudah ngos-ngosan. Ditambah lagi suasana pagi hari ini sangatlah panas. Beda dengan Cesa, Kevin sudah mengelilingi lapangan sebanyak 8 putaran, jadi tinggal 2 putaran lagi dan Kevin akan bisa cepat - cepat istirahat dan masuk kelasnya.

"Sepertinya dalam hitungan menit lagi Kevin sudah selesai dengan hukumannya" batin Cesa

"Aduuuh gimana ini , mana masih kurang 3 putaran lagi, tapi kok pala gue jadi pusing gini yaaa" batin Cesa sambil berlari yang terus berusaha melawan rasa pusingnya
Tapiiii............................... pandangan Cesa malah semakin buram dan akhirnya.......
Bruuk....

Cesa tiba- tiba jatuh pingsan tepat disamping Kevin yang telah selesai dengan hukumannya. Kevin yang kaget pun secara refleks langsung menangkap badan Cesa agar tidak jatuh di lapangan. Kemudian Kevin menggendong Cesa ala bridal style menuju UKS. Untung saja koridor sepi jadi, tidak banyak yang melihat Kevin menggendong Cesa karena ini masih jam pelajaran, jika tidak, maka sudah dipastikan mereka akan menjadi topik pembicaraan di seantero sekolah.

Sesampainya di UKS,

Kevin membaringkan Cesa  dengan hati - hati. Kemudian, Kevin menatap sebentar wajah Cesa yang menenangkan yang seakan membuatnya merasa nyaman dan enggan untuk berpaling dari wajah Cesa. Tidak lama kemudian, Cesa mengerjapkan matanya guna menyesuaikan cahaya yang masuk. Ia masih belum sadar jika disamping ranjangnya ada Kevin yang masih melihatnya. Kemudian Cesa menoleh dan betapa kaget dirinya, bahwa ada Kevin yang dianggapnya tidak akan peduli dengannya, kini berada tepat disampingnya.

"Nih,  minum dulu" ucap Kevin sambil menyodorkan segelas air pada Cesa

"M-maakasih" jawab Cesa gugup dan meminum airnya dengan cepat




Udah dulu ya ntar aku lanjut lagi , okay ,.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa buat kasih vote and comment supaya author nya jadi semangat buat ceritanya. Thanks

Tbc






































Sorry for typo


































5 Maret 2019
Ddevy_pmdt





KECE (Kevin dan Cesa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang