1. Bareng

312 25 14
                                    

Angin berhembus menerbangkan helai-helai rambut seseorang yang sedang duduk di balkon kamar miliknya. Udara malam yang dingin tak menyurutkan niat seseorang itu untuk masuk ke dalam kamar dan bergelung di selimut tebal miliknya.

"Ya?" Panggil seseorang dari luar kamar sembari mengetuk pintunya.

"Iya ma?" Jawab seseorang yang dipanggil ' Ya ' tersebut.

"Mama masuk ya?"

"Iya ma masuk aja." Jawabnya.

Aulia, atau biasa disebut Yaya kini masuk ke dalam kamar dan menutup pintu balkon kamarnya. Dia menghampiri mamanya yang sedang membawakan segelas susu hangat untuknya.

"Diminum, terus tidurnya jangan malam-malam, besok sekolah." Pesan mamanya, Santi.

"Iya ma, makasih."

Santi keluar setelah meletakkan susu yang dibuatnya untuk Aulia di atas nakas. Sudah menjadi kebiasaan untuk membuatkan susu untuk anaknya itu setiap malam.

Aulia segera meneguk susu hangat itu hingga tandas. Lalu meraih ponsel yang ada di atas kasur. Melihat-lihat notifikasi pesan yang kebanyakan dari grup kelas mereka. Aulia malas membuka itu karena dia yakin, pesan sebanyak itu pasti tidak ada yang berfaedah sama sekali. Dia memilih menutup kembali ponselnya dan mulai memejamkan matanya.

***

"Ya cepetan keluar sarapannya sudah siap." Teriak Santi dari dapur.

"Iyaa."

Aulia yang tinggal memakai sepatu langsung cepat-cepat menyelesailannya karena mendengar teriakan mamanya. Dia lalu segera keluar kamar dan menuju ke meja makan.

"Pagi pa." Sapa Aulia kepada papanya yang sudah duduk di meja makan sambil mengoles roti dengam selai kacang.

"Pagi sayang." Jawab papanya, Akbar.

"Mau bawa bekal nggak?" Tanya Santi pada Aulia setelah Aulia duduk di kursi.

"Nggak ah ma, lagi males."

"Yaudah, mama cuma siapin buat papa aja kalo gitu." Sambung Santi.

"Hmmm."

"Mau bareng papa nggak?" Tawar Akbar yang sudah selesai sarapan dan sudah bersiap untuk berangkat bekerja.

"Emm Yaya naik angkot aja pa." Jawab Aulia.

"Yasudah hati-hati, papa berangkat ya." Sambung papanya.

"Iya." Jawab Aulia dan Santi setelah mencium tangan Akbar.

"Yaya juga berangkat ya ma, udah siang."

"Iya, kamu juga hati-hati ya." Jawab Santi.

"Iya ma."

***

Saat sedang berjalan menuju halte, Aulia mendengar deru motor yang mulai mendekat di belakangnya.

"Woi ya?" Panggil seseorang itu di balik helm full face nya.

"Apa?" Tanya Aulia cuek setelah berbalik dan mengetahui siapa orang itu.

"Idih jutek banget deh pagi-pagi. Mau bareng nggak?" Tawarnya.

"Nggak. Gue lagi nggak punya duit buat beliin lo bensin." Jawab Aulia.

"Khusus hari ini spesial buat lo gratis deh nggak pake bayar." Jawabnya sambil nyengir. Terlihat dari matanya yang menyipit.

Aulia memicingkan matanya curiga. "Nggak biasanya lo ngasih tumpangan cuma-cuma. Gue curiga sama lo Rif?"

Orang yang disebut Rif..Rifki itu hanya tertawa mendengar tuduhan dari Aulia. "Nggak kok beneran." Jawabnya yang masih menyisakan tawa gelinya.

WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang