7. Bella

88 13 1
                                    

Kabar tentang kembalinya berpacaran Aulia dan Wildan sudah menyebar di seluruh sekolahnya. Semua murid sudah tau, bahkan para guru-guru pun sudah mengetahuinya. Itu karena memang sekolah mereka mempunya akun gosip di instagram, dimana semua tingkah mereka akan dipost di instagram tersebut dan otomatis menjadi viral.

Aulia yang sekarang notabe nya menjadi pacar Wildan, risih karena ketika dia lewat semua mata tertuju padanya. Aulia tidak terbiasa menjadi pusat perhatian. Sebelum kembali berpacaran dengan Wildan, Aulia bukanlah kalangan siswa yang hits atau apalah itu. Dia hanya murid biasa.

"Yaya!" Panggil Wildan di seberang koridor.

Panggilan tersebut mendapat perhatian siswa yang ada di koridor tersebut. Bahkan siswa yang tadi sudah menunduk kini mendongak lagi memperhatikan Aulia dan Wildan.

Malu-maluin banget nih anak. Baru aja pacaran sehari udah belagu banget! Dumel Aulia dalam hati.

Wildan tersenyum lebar sambil berlali kecil menghampiri Aulia.

"Morning babe." Kata Wildan tersenyum lebar.

"Gue bukan babe lo!" Dengus Aulia.

Wildan terkekeh geli, "Bukan babe itu Ya, tapi babe buat panggilan cinta gue ke elo." Jawab Wildan dramatis.

Aulia hanya melihat Wildan datar.

Kesambet apa gue bisa balikan lagi sama ini orang?!

"Eh jawab dong Ya sapaan gue tadi." Sambung Wildan masih mempertahankan senyum lebarnya.

"Males." Jawab Aulia lalu berlalu meninggalkan Wildan.

"Masa sapaan pacar jawabnya gitu?" Omel Wildan tidak terima. "Ya Yaya!" Teriak Wildan sambil mengejar Aulia.

Rifki yang dari tadi bersandar di pilar-pilar koridor mendengar semua perkataan Wildan dan Aulia tersenyum kecut. Dia tidak menyangka bahwa pada akhirnya Aulia memilih untuk kembali bersama Wildan. Walaupun dari gerak-gerik Aulia yang tidak terlalu menanggapi Wildan, tapi Rifki tau bahwa sebenarnya Aulia memang masih ada perasaan terhadap Wildan.

Gue harap pilihan lo tepat, kata Rifki dalam hati. Dia lalu beranjak dari sana menuju kelasnya.

***

"Aulia tolong antar ini ke ruangan saya ya." Suruh pak Rip sambil menyerahkan lembaran-lembaran ulangan siswa tadi.

"Iya pak." Jawab Aulia mengambil lembaran tersebut.

Aulia berjalan di koridor sambil bersenandung kecil. Lalu matanya menangkap Rifki yang sedang dilapangan bermain basket.

"Kii!!" Panggil Aulia berteriak.

Merasa dipanggil, Rifki lalu menolehkan kepalanya dan menemukan Aulia yang tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya. Rifki hanya menatap Aulia datar lalu mengalihkan pandangannya dan melanjutkan bermain basket.

Aulia mengernyitkan dahi bingung melihat tanggapan Rifki. "Ki!" Panggil Aulia lagi.

Namun kali ini, Rifki tidak merespon apapun. Dia tetap melemparkan bolanya ke dalam ring, walaupun tidak ada satupun yang masuk.

Rifki kenapa? Tanya Aulia dalam hati.

Aulia hanya mengendikkan bahunya lalu melanjutkan langkahnya ke ruangan pak Rip.

"Permisi pak."

"Ya?" Tanya guru yang ada di ruangan tersebut.

"Mau ngumpulin tugasnya pak Rip pak." Jawab Aulia.

"Pak Rip?" Tanya guru tersebut mengernyitkan dahi bingung.

"Eh maksudka pak Ripto pak,"  Sela Aulia cepat.

WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang