12. Tempat Parkir

75 7 0
                                    

"Nih." Kata Rafy sambil melemparkan helm kepada Aulia.

Aulia yang terkejut karena lemparan dadakan dari Rafy pun tidak bisa menangkap helmnya. Alhasil helm yang dilemparkan Rafy pun jatuh. Hilang sudah rasa kagum Aulia pada Rafy. Rafy sudah kembali dalam mode menyebalkan.

"Lo niat nggak sih nganterin gue? Kalo nggak ikhlas nggak usah, gue bisa pulang sendiri!" Kata Aulia bersungut-sungut.

"Ikhlas. Lo aja yang baperan." Balas Rafy tanpa menolehkan pandangannya kepada Aulia.

"Lo tuh ya!" Geram Aulia.

"Apa? Cepetan naik." Jawab Rafy melirik Aulia.

Meskipun kesal, pada akhirnya Aulia menuruti perkataan Rafy. Dia berjalan ke arah motor Rafy sambil menghentakkan kakinya.

Namun, saat sudah disamping motor Rafy, Aulia hanya diam sambil memandangi jok motor Rafy.

Bukan kagum! Bukan!

Aulia hanya merasa jok itu terlalu tinggi untuknya. Ingin meminta bantuan tapi malu untuk mengatakannya. Gengsi lebih utama!

Merasa tak kunjung ada yang menaiki motornya, Rafy menolehkan kepalanya kebelakang. Seketika, dia tersenyum mengejek kepada Aulia.

"Kenapa? Nggak sampek?" Ejek Rafy.

Aulia hanya melirik Rafy, " Motor lo aja yang ketinggian."

"Pinter ngeles ya lo? Belajar darimana sih? Udah tau pendek juga masih aja nggak ngaku." Ujar Rafy terus mengejek Aulia.

Aulia mendengus kesal, menghilangkan semua gengsinya untuk meminta bantuan kepada Rafy.

"Yaudah bantuin dong jangan ngomong terus." Kata Aulia pada akhirnya.

Rafy tersenyum miring, "Nangis lagi dulu coba, nanti baru gue bantuin naik."

Aulia melotot mendengar perkataan Rafy. Tangannya refleks terangkat untuk mencubit pinggang Rafy.

"Ngomong apa lo barusan?!"

"Aww Ya sakit anjir!" Pekik Rafy kesakitan.

"Biarin. Salah siapa ngejek gue terus." Jawab Aulia tersenyum pongah.

"Nggak lagi!" Balas Rafy sambil berusaha melepaskan cubitan Aulia di pinggangnya.

"Gitu aja udah kesakitan, cowo apaan tuh?" Kata Aulia membalikkan keadaan mengejek Rafy.

"Oh jadi lo nantangin gue?" Jawab Rafy tersenyum miring sambil melepaskan helmnya dan turun dari motor.

Tawa mengejek Aulia seketika hilang saat Rafy perlahan berjalan kearahnya. Dia menatap was-was kepada Rafy yang sudah semakin dekat dengannya.

Gawat! Salah ngomong gue!

"M-mau apa lo?!" Tanya Aulia was-was. Dia sendiri kini sudah memundurkan tubuhnya kebelakang untuk menciptakan jarak antara dirinya dengan Rafy. Namun, saat ingin memundurkan kembali tubuhnya sudah menabrak tembok dibelakangnya. Aulia semakin mencengkeram helm yang diberikan Rafy tadi di depan dadanya.

Melihat kegugupan Aulia, Rafy semakin gencar untuk mencoba menggodanya. Dia memajukan tubuhnya mendekat kearah Aulia tanpa menghilangan senyum miringnya.

"Ra-Rafy jangan macem-macem, gue bisa teriak?!" Kata Aulia mencoba mengancam Rafy agar segera memundurkan tubuhnya dari depannya.

"Macem-macem gimana sih Ya?" Balas Rafy yang kini sudah mengurung Aulia diantara lengannya dan tembok. "Gue cuma mau masangin ini kok." Lanjutnya lalu merebut helm yang dicengkeram Aulia lalu memakaikannya di kepala Aulia.

WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang