Happy Reading...
Jangan lupa loh di vote
Hati hati typo:)Sekarang ara sudah membuka matanya, ia sudah tidak takut lagi. Namun masih terlihat jelas matanya memerah. Ia memandang orang yang didepannya kesal, ngak tau kenapa ara menjadi kesal.Mungkin ara kesal karna telihat takut atau dia kesal karna ditakuti, hanya tuhan dan ara yang tau.
" Kamu? yang tadi dikantin kan?" tanya ara memastikan.
" Iya, gue aldrio kalo lo lupa" ujar al.
" Sejak kapan kamu disini?" Tanya ara, ia bingung. Perasaannya, tadi ia ngk melihat orang disini.
" Kalau lo mau tau, gue lebih dulu ada disini daripada lo "
" Kok aku ngak nyadar?" Tanya ara pelan, lebih tepatnya ia bertanya pada diri sendiri.
" Ya mana gue tau "
' eh. bagaimana bisa al tau isi pikirannya? atau jangan jangan al cenayang?' ara memandang al ngeri, ia mundur satu langkah.
" Lo tadi ngomong, dan gue bukan cenayang seperti yang lo pikir" al menjawab tenang, mudah baginya untuk mengetahui isi pikiran ara, karna itu semua sudah tergambar jelas di raut wajah ara.
" owh, terus kak al dari tadi dimana?"
Al menunjuk menggunakan dagunya ke arah belakang ara.Ara membalikkan badannya, ia dapat melihat sebuah sofa panjang beserta meja ada disana.Ara heran, sejak kapan ada sofa disana?
" Gue dari tadi tiduran disini" Al berjalan melewati ara dan langsung duduk di sofa tersebut.
" Lo belum jawab pertanyaan gue, lo ngapain ada disini? gue perhatiin dari tadi lo sedang ngelamunin sesuatu"
Mendengar itu, ara jadi teringat alvi.
Ia mengulum senyumnya, ara geli sendiri mengingat ekspresi alvi tadi.
Ara tak pernah melihat orang menolong orang lain dengan ekspresi datar.lucu, pikirnya." Hei, hei. hello. yuhuu!" al mengibas ngibaskan tangannya didepan wajah ara. Dia kenapa?
" Eh iya, kenapa? ada apa? kamu ngomong apa tadi? " Ara gelagapan, ia terlalu sibuk dengan pikirannya, sampai ia lupa al tadi ngomong apa.
" Lo dari tadi gue ajak bicara malah bengong sambil senyum senyum gaje! atau lo lagi melamun yang jorok jorok ya?" tuduh al.
" Heh mana ada, ngak usah sok tau deh!kamu jangan asal nuduh orang tanpa bukti yang jelas dong" ara mencebikkan bibirnya tak terima.Ia jengkel dituduh sembarang, mana mungkin seorang Arrabelle, putri dari bapak Pransatyo anggara memikirkan hal yang jorok jorok.
Ara berjalan menuju al, ia sengaja menghentakkan kakinya keras.Ara duduk disamping al dengan kasar,ia masih jengkel akan tuduhan al. Tapi, apa mungkin tadi ia senyum senyum ngak jelas saat memikirkan alvi. Itu patut dipertanyakn.
" Jadi, lo tadi ngelamunin apa?"
" Kamu ngak perlu tau " ketus ara.
" owh" jeda al, " lo ngapain ada disini? lo bolos ya?" kembali, al bertanya pertanyaan yang sama. entah sudah berapa kali ia menanyakan itu, al tak ingat.
" Enggak, aku ngak bolos. aku dikeluarin dari kelas" tanpa sempat masuk. tambahnya dalam hati.
" kenapa bisa?"
" Telat masuk kelas"
" owhh"
" Kalau kak al, ke-"
" Stop! lo ngak usah panggil gue pake embel embel kak, cukup nama aja. gue merasa tua kalau dipanggil gitu!"
" loh kenapa? kak al kan emang lebih tua dari aku" heran ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
F A K E
Teen FictionPlagiat dilarang keras!! " Lo tau ngk kenapa gue mutusin lo?" "..." " Itu karna, lo munafik ra.Lo terlalu munafik jadi orang" jelas alvi pada ara yang hanya menatapnya dalam diam. Deg! Hati ara mencelos.Perasaannya tarasa sakit saat mendengar alvi m...