PART 6

54 13 2
                                    

"Kau tahu nhya, kau sangat beruntung memiliki orang tua yang selalu memerhatikan mu" kataku sambil menoleh ke arah wanita yang sedang menyetir itu.

"Apa maksudmu?" Tanyanya heran dengan apa yang ku katakan barusan.

"Ahhhh,,, sudalahhh" jawabku malas dengan semuanya.

"Aku mengerti,,, apa mereka tidak bisa hadir hari ini?" Tanyanya lagi.

"Yaaa begitulah" jawabku malas.

"Bersabarlah, aku yakin mereka akan datang" katanya menyakinkan ku.

Hanya ku balas dengan anggukan.

Setelah lama berbincang kamipun tiba di depan kampus. Dilihat dari parkiran sudah banyak siswa yang datang bersama orang tua mereka. Begitu juga dengan ibu dan ayah nhya yang mungkin sudah menunggu kedatangan anak kesayangannya itu. Nhya meninggalkan orang tuanya di sana karna menjemputku tadi.

"Ohhh,,, itu ayah dan ibuku, ayo kita kesana" katanya sambil menunjuk kearah meraka. "Ikutlah bersamaku sambil mnunggu ibumu" ajaknya sambil menarik tanganku.

Belum sempat ku jawab karna tiba tiba dia menarik tanganku cukup keras. "Pelan pelan." Ketusku. Mungkin ini pertama kalinya aku bertemu dengan orang tua nhya. Selama aku berteman dengannya aku memang tidak terlalu mengenal keluarganya. Tapi dia pernah bercerita tentang pekerjaan orang tuanya yang sangat sibuk yang tjdak bisa meluangkan waktu untuk dirinya karena kesibukan keduanya.

Saat aku berhadapan ke pada keduanya, tidak lupa memberi salam dan bersikap sopan. Tak lupa juga aku melemparkan seyum manis ke ibunya.

Melihat mereka yang sedang berbincang bincang dan tertawa seakan mereka sedang membahas sesuatu yang mengasikan. Hal yang kulakukan hanyala menatap gerban yang tidak terlalu jauh dari tempatku duduk. Menunggu seseorang yang akan menjadi waliku hari ini. tidak ada tanda tanda dari kedatangan ibuku, aku mulai kesal akan hal ini. Ibuku janji dia akan datang ke acara wisuda ku dan berfoto bersama ku layaknya anak sarjana.

Beberapa menit kemudian teman ku bertanya padaku.

"Apa ibumu sudah datang" tanyaknya, sambil memegang tangan ku.

"Menurutku mereka tidak akan datang, sudah kuduga mereka tidak bisa, sudahlah aku bukan anak anak lagi, setelah acara ini aku akan langsung pulang" jawabku meyakinkan.

"Aku tidak tahu harus apa? Bersabarlahh, aku harus pergi, apa tidak masalah aku meninggalkan mu disini sendirian!" Tanyanya ragu karna akan meninggalkan ku.

"Pergilah, bersenag senanglah dengan orang tuamu, aku tidak apa menunggu sendiri, walau aku tahu mereka tidak akan datang" suruhku lalu tersenyum menandakan aku baik baik saja sendiri.

"Baiklah maafkan aku, cobalah menelfonya, siapa tahu dia mengangkatnya" katanya lalu pergi meninggalkan ku.

"Hemmmmm" hanya itu yang bisa keluar dari dalam mulutku saat ini.

Lalu nhya dan kedua orang tuanya pun meninggalkan ku entah mereka kemana aku tidak terlalu peduli. itu hak mereka, setelah lama menunggu sebaiknya aku menelfon ibuku saja.

Ditelfon.

"Tuuutttt,,,tuutttt" suara yang menandakan telfon tersambun.

Hanya menunggu sekitar tiga menit ibukupun mengangkat telfon dafiku.

"Yahhh halo, apa ini kau ifa" tanyanya dengan suara yang agak serak.

"Yaaa bu ini aku,,, apa ibu tidak bisa datang hari ini? Apa ibu lebih memilih pekerjaan ibu dari pada aku" tanyaku ingin menangis tapi ku tahan.

YOU ARE MY LIFE "SEVENTEEN ❤ CARAT" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang