part 4

638 20 12
                                    

Happy reading gaesss..!!!
Budidayakan vote dulu baru baca.
Jangan lupa krisar! No kacang, No siders!

***
Terik panas yang sejak tadi menggila, kini mulai meredup. Berganti dengan gumpalan awan hitam. Gadis itu sedang berada di halte, menunggu taksi hendak pulang, tapi tak nampak satupun taksi yang lewat.

Gadis itu merogoh gadget-nya yang berada dalam tas selempang mini kesayangannya, dan coba menghubungi Riko, kekasihnya.

"Ck, Riko kemana sih, telponnya nggak diangkat-angkat?" decak Keyra kesal.

Selang beberapa menit gadgetnya berdering.

"Hallo,"

"Iya, kamu kemana saja sih, Ko?" repet si pemilik dagu tirus tersebut

"Iya maaf, Key. Tadi hp-nya lagi di charger," jawab pria jangkung di sebrang sana.

"Hm ... yaudah bisa jemput aku nggak?"

"Ok, tunggu di sana yah! Aku otw."

"Ok, makasih."

****

Selang beberapa menit kemudian Riko sampai di tempat tujuan, tempat dimana gadisnya minta dijemput. Ya, di halte dekat Gramedia tempat ia membeli sebuah buku.
Dengan gagahnya ia berhenti di depan Keyra menggunakan kuda besi kesayangannya.

"Ayo, naik!" ujar Riko

Keyra pun naik kuda besi tersebut dan melingkarkan tangannya pada pinggang pria jangkung itu.

"Rikkoooo ... pelan-pelan ih, aku nggak mau mati konyol karena ulahmu!" repetan Keyra membuat Riko menahan tawa, nampaknya ia memang sengaja agar gadisnya memeluknya lebih erat lagi.

Nabastala yang sejak tadi terlihat mendung, kini ia mulai mencucurkan air-air cantiknya yang sejak tadi bergelayut pada gumpalan payoda yang hitam pekat.

"Yah, gerimis. Gimana nih, lanjut apa berhenti?" tanya Riko, "Soalnya aku lupa nggak bawa jas hujan?" imbuhnya

"Lanjut aja Ko, cuma gerimis ini"

Dalam cuaca musim hujan seperti ini, harus selalu sedia jas hujan, mantel maupun payung sebelum hujan, dan sialnya Riko saat ini lupa membawanya lantaran terburu-buru  sudah dapat repetan dari kekasihnya, siapa lagi kalau bukan Keyra.

Rintik kini berganti jabatan menjadi hujan yang cukup lebat, akhirnya mereka menepi di sebuah gubuk kecil yang sudah tak berpenghuni.

Riko membuat sebuah api unggun guna menghangatkan tubuhnya, sementara itu, Keyra terlihat sedang menggosokkan kedua telapak tangannya.

Riko melirik gadisnya setelah api unggun itu menyala, ia tak tega melihat Key kedinginan lantas melepas jaket parasut yang dikenakannya dan menyodorkannya pada Key.

"Kamu pasti kedinginan, pake gih biar tubuhmu hangat!"

"Terima kasih Ko," balas Keyra

***

Mereka berdua duduk berdekatan nyaris tak ada jarak antara mereka, Riko merangkul gadisnya sembari berbincang-bincang di sana.

Canda tawanya memecahkan keheningan dan membuat hangat suasana hingga sepasang sejoli ini hanyut terbawa suasana.

Sesekali terdengar suara guntur yang menggelegar, membuat Keyra menjerit ketakutan dan refleks memeluk Riko.

Gadis itu membulatkan matanya, seakan ingin menampar kekasihnya saat Riko mengecup puncak kepala dan melumat bibir gadisnya yang ranum itu.

"Riko–" Belum sempat Key melanjutkan kalimatnya Riko menempelkan telunjuknya pada bibir Key, pria omes itu ingin gadisnya menikmati first kiss yang baru terjamah olehnya.

Keduanya semakin intens dan Keyra seakan terhipnotis dengan kerlingan mata Riko.

Hallo gaesss author amatir comeback maapken baru next . Maap ye pendek soalnya Thor lgi mager 🤣

Jangan Panggil Aku Pelacur!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang