MMIBG 04

3.2K 182 1
                                    

Banyak typo...

Author hiatus...Maaf baru up

Lima hari sudah Siro berada disini. Ia benar-benar bosan dan jenuh karena hanya itu yang bisa ia lihat hanya itu saja.

Ia berniat pergi ketaman dengan dibantu oleh perawat menggunakan kursi roda karena kakinya masih sakit.

Ditaman, Siro melihat seorang nenek tua yang sedang memebersihkan taman. Nenek itu terlihat letih dan kepanasan. Muncullah rasa iba dihati Siro. Ia mengahampiri nenek itu dan memberikannya minum.

Siro tersenyum melihat nenek itu meminum minuman yang ia berikan sampai habis.

"Terima kasih karena sudah memberikan air ini ke nenek," Siro terkejut saat nenek itu berbicara bahasa Indonesia.

"Ya, sama-sama. Apakah nenek bekerja disini?" tanya Siro.

"Tidak, nenek hanya ingin taman ini bersih. Karena dewi bulan senang melihat taman yang bersih dan indah," ucapan nenek itu lagi-lagi membuat Siro terkejut.

"Dewi bulan?" tanya Siro yang masih terlihat bingung.

"Apa kau bernama Siro?" tanya nenek itu tanpa menjawab pertanyaan Siro. Siro mengangguk.

"Kalau begitu, wanita muda dalam mimpi mu pasti sudah menyuruhmu untuk pergi kehutan bukan?" tanya nenek itu. Siro mengagguk.

"Maka laksanakanlah perintahnya, karena kau akan menemukan sesuatu yang amat berharga dalam hidupmu. Sebuah kebenaran," jelas nenek itu

"Siro!" panggil Renanta saat Siro ingin bertanya lagi pada nenek itu. Siro menoleh dan memberi tanda agar ia mendekat.

Siro ingin bertanya lagi tapi nenek itu sudah tidak ada. Siro bingung dengan gerakan yang nenek itu yang sangat cepat.

"Sedang apa lu?" tanya Renanta pada Siro sambil menyerahkan minum.

"Ti-tidak ada. Ha-hanya memandang bunga," jawab Siro bohong.

Renanta hanya mengangguk mendengar jawaban dari Siro.

Mereka menjelajahi rumah sakit dan berhenti disebuah ruangan yang gelap.

"Masuk yuk!" ajak Siro pada Renanta dan ia menagnggukinya.

Mereka masuk dan pintu tertutup denga sendirinya. Mereka mencari saklar lampu.

Siro terus meraba dinding hingga tiba-tiba ia merasakan ada sesuati yang menggenggam tangannya.

Samar-samar Siro melihat sesosok pria yang sedang menatapnya tajam dan seperti ingin memakan dirinya hidup-hidup.

Siro mencoba melepaskan tangannya tapi nihil, kekuatannya tidak seimbang.

Pria itu mendekat dan berbisik disamping telinga Siro.

"You mine, i always wacth you," ucap pria itu dengan suara yang er..... Sexy.

Siro membelalakan matanya saat pria itu mengecup pipi mulus dan sucinya.

Author: Suci seperti author😂
Siro: Lu mah udah ternodai thor
Author:-_-

Lampu menyala dan Siro tidak melihat pria itu lagi didekatnya.

Entah kenapa Siro malah mencari pria itu keseluruh ruangan.

"Nyari apaan sih lu?" tanya Renanta pada Siro.

"Kucing," jawab Siro tanpa berfikir dahulu.

"Ngapain lu nyari kucing?" tanya Renanta lagi.

"Gue mau bawa balik," jawab Siro malas karena temannya tidak mengerti apa yang dimaksud.

Siro berjalan meninggalkan Renanta yang masih saja tidak konek.

Renanta berlari mengejar Siro dan tanpa sengaja menabrak seseorang.

Sebuah tangan terulur untuk membanti Renanta berdiri. Renantq mendongak dan mendapati seorang pria tampan.

Pria itu langsung memeluk Renanta dan ditengah pelukannya ia menggumam sesuatu yang membuat Renanta membolakan matanya.

Renanta pov

Aduh, bokong gue sakit banget. Siapa sih yang nabrak gue?! Minta dihajar banget.

Gue ngelihat ada tangan yang terulur didepan muka gue. Gue ngedongak dan ngelihat pemandangan sirgawi// lebay//.

Gue bangun dan tiba-tiba dia meluk gue. Hello, gue baru ketemu elo dan lo langsung mekuk gue?! Emangsih gue cantik, tapi gak gitu juga kali.

"Mate," weh, gie gak salah denger kan? Dia bilang mate? Beneran bilang mate?

Gila, ini mimpi bukan sih? Kalo ini mimpi gue gak mau bangun deh.

"This not dream, this real," ucap pria itu. Dia bisa baca fikiran gue yak.

"Ye, i can," jawabnya lagi. Gila siaranya merdu bener kayak maroon.

Gue denger dia cekikikan dibahu gue. Emang lucu yah?

Gue melepas pelukannya dan gue lihat mukanya menatap gue gak suka.

"What's your name?" tanya gue. Caeleh, formal bener gue ini.

"Namaku Adrick Alexander," jawab Adrick dengan bahasa Indo. Wait! Bahasa Indo?!

"Bisa bahasa Indonesia?" tanya gye gak percaya.

"Ya, aku baru pulang dari sana," jawabnya.

"Tapi, yang tadi aku denger bener gak, yang tentang mate?" tanya gue lagi.

Dia mengangguk. Yaampun, impian gie jadi kenyataan. Uwa.....Seneng banget gue.

Di tempat Siro.

Ia berjalan menuju ruangannya tanpa tahu kalau Renanta tidak ada.

Tanpa sengaja ia menabrak seorang pria, barang yang pria itu bawa terjatuh. Siro mengambilkan barang pria itu.

Siro melihat wajah pria itu dan terkejut siapa yang ia lihat.

"Rico?" ucapnya dengan mata yang membola.

Rico menoleh dan sama terkejutnya saat melihat Siro.

Rico langsung memeluk tubuh Siro. Siro tidak membalas dan juga tidak menolak pelukan Rico.

"Siro, aku kangen banget sama kamu! Plis, jangan pergi lagi darku!" ucap Rico.

"Bukannya elu yang secara halus nyuruh gue pergi dari lo, dan lagi lu gak ada hak buat merintah gue gak jauhin elu! Inget, gue sama lu itu E.N.D!" ucap Siro melepas pelukan Rico dan menekan kata terakhir.

"Untuk hari itu, aku minta maaf sama kamu! Aku terlalu bodoh!" ucap Rico dengan nada menyesal.

"Maaf?! Apa dengan maaf hati gue bisa sembuh dari luka yang udah lu kasih ke gue?! Hati perempuan itu kayak kaca, sekalinya rusak susah diperbaiki. Kalaupun bisa bekas rusakan itu masih tetep ada! Sama kayak hati gue yang udah lu sakitin. Dan sekarang lu minta maaf?! Sorry, gue gak bisa maafin elu!" ucap Siro emosi.

Rico menundukkan kepalanya. Siro meninggalkan Rico. Setelah kepergian Siro, Rico menampilkan senyum smirknya.

"Aku bakal tetep bikin kamu jatuh dalam pelukanku lagi, Sirolia Anasthasya!" tekad Rico.

Tanpa ia sadari ada sepasang mata yang menatapnya dengan nyalang dan amarah yang sudah tak terkendali.

TBC...

Wah, chapter ini selesai! Gak seru yah? Sorry, masih amatir.😅😅

See you in next chapter....

Don't forget to clik picture⭐

My Mate Is Beauty GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang