13 [Baru]

379 64 0
                                    

Kia dan Sila mencoba menanyakan pada Dera apa yang terjadi pada Vasya yang membuat Vasya sangat marah pada Dera.

Kia berjalan menyusuri lorong menuju perpustakaan untuk menemui Dera. Sila akan menyusul sebab ia harus pergi ke toilet terlebih dahulu.

Sesampainya di depan perpustakaan Kia masuk dan mencari Dera di sekeliling nya namun ia melihat sosok laki laki berjubah merah duduk di kursi paling pojok dekat rak buku paling belakang. Kia menghampiri laki laki tersebut.

"Hei lo kok nggak gabung sama yang lain disana" tanya Kia pada laki-laki itu. Namun dia hanya diam tak pembalas perkataan Kia.

"Hei" panggil Kia sekali lagi.

Laki laki itu langsung mendongakkan kepalanya menatap Kia.

"Aaakkkk" Kia terpaku wajah laki-laki itu hancur dan berteriak sehingga membuat seisi orang yang berada di perpustakaan menoleh pada nya.

"Ki lo ngapain kesini. Terus lo ngapain teriak-teriak segala" tanya Dera menghampiri Kia sembari membawa novel yang baru ia pinjam.

"Em-m-m anu itu. Ayo ikut gue ke kantin nanti gue ceritain" Kata Kia gugup dan menarik tangan Dera menuju kantin.

Di tengah perjalanan menuju kantin mereka bertemu Vasya.

"Sya ayo ke kantin bareng" ajak Kia.

"Males gue liat penghianat" ujar vasya melirik Dera sinis dan berlalu begitu saja.

Sesampainya di kantin

"Lo kenapa sih?" tanya Dera setiba nya di kantin.

"Tadi di perpustakaan gue liat laki-laki di bangku pojok terus muka nya hancur gitu" ujar Kia pelan-pelan.

"Lo serius?" tanya Dera memastikan.

Brakk!!!

Suara gebrakan meja membuat Dera dan Kia terkejut.

"Ish Sila lo mah ngagetin aja" kesal Dera.

"Ehh sorry ya. Abis nya kalian serius banget. Lagi ngomong apaan sih?" tanya Silla lalu duduk di bangku sebelah Dera.

"Jadi tadi gue liat laki laki duduk di pojok perpustakaan sendirian terus gue tanyain tapi diem aja. Terus gue tegur eh dia noleh tapi muka nya acur. Makannya gue refleks teriak" Jelas Kia.

"La terus lo tadi panggil gue nah laki-laki itu udah ilang" lanjut Kia.

"Jangan jangan itu hantu lagi" kata Dera.

"Lo pernah bunuh orang ye Ki makannya lo di gangguin" kata Sila menyelidik.

"Enak aja lo kalo ngomong dikira gue narapidana apa" kesal Kia.

"Kia itu indigo sil" kata Dera menimbali.

"Ohh"

"Eh paling tu hantu mau minta tolong sama lo kali Ki" ujar Sila.

"Bisa jadi sih"

☁☁☁

Nata, Dante, Lien, dan Revan sudah menjadi rutinitas setelah tiada Reina mereka selalu nongkrong-nongkrong ya kata nya biar nggak stres.

"Dante traktir gue ya" ujar Revan.

"Yaelah lo mah kagak modal" kata Dante meledek.

"Gimana nanti kalo lo udah jadi suami mau lo kasih makan apa istri sama anak anak lo kalo lo aja kagak mau modal" Kini lien menimpali perkataan Dante.

"Yaelah lo mah ini gue lagi tahap nabung buat masa depan gue sama Bebeb Vasya makannya gue minta traktir sama lo pada biar ngirit" jawab Revan.

"Bukan nya lo emang lagi nggak ada duit" Kata Lien dan membuat revan tertawa malu.

"Hehehe lo mah tau aja gue kena kanker" Ujar Revan menyengir.

Semua diam tak bersuara. Mereka mengamati Nata yang sedari tadi hanya diam. Biasanya Nata orang nya itu paling berisik dan nggak pernah diem kayak orang kena bisul gini wkwkwk.

"Woy"

Tepukan pada bahu Nata dari Dante membuat Nata terkejut dan membuyarkan lamunan nya.

"Lo kenapa Nat? Ada masalah?" Tanya Lien heran dan membuat Revan mengalihkan pandangan yang sedari tadi nyemil mulu kek anak perawan.

"Iya lo kalo ada masalah cerita aja sama kita. Kita bakal bantuin lo nat" Ujar Dante.

"Gue suka sama Dera" Ujar Nata lesu dan perkataannya itu membuat Revan terkejut setau dirinya jika Nata dekat dengan vasya orang yang dia suka bukannya dengan Dera.

"Lo kejar dong" kata Lien mendukung.

"Tapi Dera benci sama gue" lirih Nata.

"Eh tunggu-tunggu dulu bukannya lo deket nya sama Vasya?" tanya Revan heran.

"Gue memang deket sama vasya tapi gue udah anggep vasya adek gue sendiri. Gue suka nya sama Dera" Jelas Nata.

"Kita bakal bantuin lo" ujar Dante.

"Iya nat lo tenang aja" ujar Revan mendukung.

"Eh gaes gue dapet chat dari Kia kalo dia mau ngomong sesuatu dari kita" Kata Lien lalu memasukan handpone nya ke dalam saku nya kembali.

"Lo ikut sekalian biar biasa ketemu sama Dera" ujar Revan dan Nata tersenyum menangagapi respon mendukung para sahabat nya itu.

BERSAMBUNG_

Jomblo Gudang Kosong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang